Ilustrasi Peternakan Sapi Perah (IDN Times/Shemi)
Lebih lanjut, Acep menegaskan, peternak tetap bisa menjaga kebersihan kandang dan tidak menelan informasi dari sumber yang belum pasti, harus dikroscek terlebih dahulu. Karena saat ini situasinya dalam tahap investasi dan harus menunggu hasil laboratorium.
Dari pengamatan, beberapa kandang sudah cukup baik, namun ada juga yang perlu ditingkatkan kebersihannya. Misalnya ada kandang yang juga memelihara unggas (ayam) dalam satu area, dengan kondisi air minum yang kurang layak. Ini perlu menjadi perhatian karena bisa memengaruhi kesehatan ternak sapi," tuturnya.
Sebelumnya, Enok (50 tahun) peternak setempat mengatakan, beberapa hewan peliharaannya mati mendadak setelah melahirkan. Selang beberapa saat kemudian, anak-anaknya pun mati dengan kondisi kejang-kejang.
"Begitu lahir, anak sapinya kejang-kejang, tidak lama mati. Induknya saya infus, tapi tiga jam kemudian malah seperti muntah, dan akhirnya menyusul mati juga," kata Enok kepada awak media, dikutip Sabtu (26/7/2025).
Menurutnya, fenomena ini tidak hanya dialami oleh dirinya saja, peternak lainnya juga mengalami masalah serupa. "Polanya hampir sama, sapi yang sedang hamil tua menunjukkan gejala aneh sebelum melahirkan. Setelah proses melahirkan, baik anak maupun indukan sapi sama-sama mati dalam hitungan jam," tuturnya.
Enok dan peternak lain menduga ada penyakit baru yang tengah menyebar di wilayah tersebut. Disinggung soal kasus ini apakah sama dengan PMK, dia mengatakan hal ini berbeda.
"Kalau PMK dulu, biasanya semua sapi dalam satu kandang kena, dan gejalanya terlihat jelas di mulut. Tapi ini aneh, cuma sapi-sapi bunting yang kena," tuturnya.