pexels.com/Photo by Mikhail Nilov
Pernikahan dini membawa berbagai dampak negatif, terutama bagi anak perempuan. Aspek kesehatan adalah salah satu yang paling mengkhawatirkan, karena anak hamil di usia muda berisiko tinggi mengalami komplikasi kesehatan serius.
Selain itu, pendidikan anak-anak ini seringkali terputus, menghambat mereka dalam mencapai potensi maksimal di masa depan. Dampaknya, mereka sulit keluar dari lingkaran kemiskinan yang mempengaruhi generasi berikutnya.
Menyadari tingginya angka pernikahan dini, kata Eni, Pemerintah Kabupaten Cirebon telah berupaya keras melakukan berbagai program untuk menekan angka tersebut.
Program sosialisasi dan edukasi tentang bahaya pernikahan dini dan pentingnya pendidikan bagi anak telah digencarkan di berbagai kecamatan.
"Kami bekerja sama dengan tokoh masyarakat, lembaga pendidikan, dan organisasi non-pemerintah untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai pentingnya menunda usia pernikahan hingga anak siap secara fisik, mental, dan ekonomi," kata Eni.
Selain itu, peran aktif dari masyarakat sangat diperlukan. Organisasi kemasyarakatan, pemuka agama, dan para tokoh adat diharapkan dapat berkontribusi dalam mengubah pandangan masyarakat terhadap pernikahan dini.
Sosialisasi yang dilakukan di tingkat akar rumput, seperti melalui majelis taklim, pertemuan warga, dan kelompok arisan, dianggap sebagai pendekatan efektif untuk menjangkau masyarakat luas.