Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Peta ilustrasi longsor di Jawa Barat (IDN Times/inarisk.bnpb.go.id)
Peta ilustrasi longsor di Jawa Barat (IDN Times/inarisk.bnpb.go.id)

Intinya sih...

  • 105 kejadian bencana alam terjadi di Jawa Barat sepanjang Desember 2025

  • 30 banjir, 32 tanah longsor, dan 43 cuaca ekstrem merupakan peristiwa bencana paling banyak

  • Dampaknya meliputi kerusakan rumah warga, tempat ibadah, fasilitas pendidikan, dan potensi gerakan tanah di berbagai wilayah Jabar

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandung, IDN Times - Peristiwa bencana alam di penghujung tahun turut terjadi di Jawa Barat. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat mencatat, ada sebanyak 105 kejadian bencana terjadi dari 1-22 Desember 2025.

Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Jabar, Teten Ali Mulku Engkun mengatakan, 105 peristiwa bencana ini terjadi di hampir seluruh kabupaten dan kota yang ada di Jabar. Dengan peristiwa paling banyak yaitu cuaca ekstrem.

"Dari awal Desember 2025 tercatat ada 30 peristiwa banjir, 32 tanah longsor, 43 cuaca ekstrem, kekeringan nol, kebakaran lahan nol," ujar Teten saat dikonfirmasi, Senin (22/12/2025).

1. Banyak rumah dan warga terdampak secara langsung

Ilustrasi longsor (Dok. BPBD Kabupaten Bandung)

Dari peristiwa bencana alam ini, kata Teten, juga membuat beberapa rumah warga rusak, dan juga tempat ibadah terdampak. Tercatat juga fasilitas pendidikan yang mengalami kerusakan dari bencana alam ini.

"Dampak kejadian bencana ada 66 rumah rusak berat, 343 rusak ringan, 101.990 jiwa terdampak, 4.613 mengungsi, 19 fasilitas pendidikan terdampak, 137 rusak sedang, 32.173 rumah terendam, 14 tempat ibadah terdampak, hingga 186 hekatre lahan terdampak," katanya.

2. Potensi gerakan tanah terjadi hampir di seluruh wilayah

Ilustrasi longsor (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)

Sebelumnya, Teten mengatakan, 27 kabupaten dan kota di Jabar berpotensi mengalami gerakan tanah menengah. Berdasarkan data dari PVMBG Badan Geologi, dan BMKG dengan melakukan analisis kajian kondisi hujan, curah hujan, jenis tanah, dan lainnya seluruh daerah di Jabar berpotensi mengalami gerakan tanah menengah.

"Hampir di seluruh kabupaten kota di Jawa Barat potensi gerakan tanah menengah sampai dengan tinggi. Seperti di Kabupaten Bandung ada di Arjasari, Baleendah, Banjaran, Cisarua, Cimenyan, Ciparay, Ciwidey, Ibun, Kertasari dan banyak lagi," ujar Teten saat dihubungi, Senin (8/12/2025).

Selain itu, ada juga di wilayah Kabupaten Bandung Barat, tepatnya di Lembang, Parongpong, Cisarua, Gunung Halu, Rongga. Daerah tersebut, kata Teten, berdasarkan analisis PVMBG dan BMKG berpotensi mengalami gerakan tanah.

"Kemudian di Kabupaten Bogor ada Ciawi, Caringin, Cibungbulang, Cigombong, Cijeruk gitu ya, Pamijahan, kemudian di Garut, Tasikmalaya, hampir seluruh kabupaten kota lainnya punya potensi tersebut," katanya.

3. Beberapa daerah di Bandung Raya berpotensi mengalami banjir

ilustrasi banjir di Indonesia (unsplash.com/iqrorinaldi)

Sementara untuk wilayah berpotensi mengalami banjir yaitu di wilayah Bandung, Sukabumi di Cikidang, Cibadak, Cicurug, Parungpura. Teten menambahkan, wilayah Garut seperti di Tarogong, Cilawu, Bayongbong, Cisurupan, Cikelet itu juga berpotensi mengalami banjir.

"Kemudian di Bandung dan Bandung Barat ada Cimenyan, Cisarua, Lembang, Pangalengan, Pasir Jambu ada banyak lagi. Karena memang morfologi kita sebetulnya terutama di banjir bandang ini hampir sama sebetulnya dengan Aceh, Sumut dan Sumbar," tuturnya.

Menurutnya, banjir bandang dan juga longsor yang terjadi di Sumatera, bisa terjadi di wilayah Jabar, karena ada beberapa kemiripan dari bentang alam dan juga beberapa kondisi lainnya.

"Morfologi perbukitan yang curam gitu ya. Ritologi vulkanik quarter-nya yang mudah mengalami pelapukan, kemudian jaringan sungai di lembahnya sempit untuk potensi banjir banjir bandang tinggi," katanya.

"Kemudian banyak pemukiman-pemukiman pada kaki lereng tebing sungai. Jadi salah satu resiko-resiko tersebut gitu Nah, itu yang perlu dikhawatirkan," tuturnya.

Editorial Team