Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

100 Siswa Sekolah Rakyat di Sukabumi Jalani MPLS Selama Dua Pekan

Siswa Sekolah Rakyat di Sukabumi (IDN Times/Siti Fatimah)
Intinya sih...
  • Siswa tinggal di asrama dengan pembentukan karakter
  • MPLS difokuskan pada orientasi sekolah dan kedisiplinan
  • Target ke depan, tampung seribu siswa di gedung permanen

Kabupaten Sukabumi, IDN Times - Sebanyak seratus siswa Sekolah Rakyat (SR) Kabupaten Sukabumi resmi memulai kegiatan belajar mereka dengan mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) selama dua pekan ke depan. Sekolah yang diperuntukkan bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem ini diresmikan langsung oleh Bupati Sukabumi Asep Japar pada Senin (14/7/2025).

"Alhamdulillah ini Sekolah Rakyat untuk tingkat menengah pertama, jumlahnya sekitar seratus siswa tingkat SMP. Tahun depan mudah-mudahan jenjang SD, SMP, dan SMA bisa terbentuk. Ini bentuk perhatian Presiden kepada keluarga kurang mampu yang punya keinginan sekolah, meski kemampuan ekonominya terbatas," ujar Asep.

Sekolah Rakyat rintisan ini menampung siswa dari seluruh kecamatan di Sukabumi, bahkan beberapa dari luar daerah seperti Indramayu. Menurut Asep, semua kebutuhan siswa selama belajar di sekolah rakyat ini ditanggung pemerintah, mulai dari makan, pakaian, kesehatan, hingga asrama.

"Pokoknya mereka tidak dibebani biaya dari A sampai Z, semua sudah disiapkan," katanya.

1. Siswa tinggal di asrama dengan pembentukan karakter

Siswa Sekolah Rakyat di Sukabumi (IDN Times/Siti Fatimah)

Kepala Sentra Phalamarta Sukabumi, Dian Bulan Sari, menjelaskan bahwa Sekolah Rakyat tahun ini menampung seratus siswa yang terbagi ke dalam empat rombongan belajar. Para siswa ini terpilih melalui penjaringan berbasis data sosial ekonomi nasional, melibatkan Dinsos, Disdik, Kemenag, BPS, hingga para pendamping PKH di lapangan.

"Awalnya ada 156 pendaftar, lalu yang siap ada 145, tapi seiring berjalan waktu ada orangtua yang tidak siap dan anaknya juga, akhirnya yang ditetapkan seratus orang melalui SK Bupati," ujar Dian.

Para siswa berasal dari 38 kecamatan dan sebagian besar merupakan keluarga prioritas desil satu dan dua, sesuai arahan presiden. Sekolah Rakyat juga fokus pada pembentukan karakter siswa. Selain pendidikan formal, siswa dibimbing langsung oleh sembilan wali asuh yang berasal dari pendamping PKH.

"Mereka tinggal di asrama, sistemnya mirip pesantren. Ada jadwal shift wali asuh yang mendampingi di luar jam pelajaran," kata Dian.

Fasilitas yang disediakan pun cukup lengkap, mulai dari asrama putra-putri, perpustakaan, laboratorium IPA, bahasa, dan komputer, ruang BK, UKS, mushola, hingga gedung olahraga.

2. MPLS difokuskan pada orientasi sekolah dan kedisiplinan

Siswa Sekolah Rakyat di Sukabumi (IDN Times/Siti Fatimah)

MPLS di Sekolah Rakyat berlangsung selama dua pekan. Para siswa akan dikenalkan dengan lingkungan sekolah, guru, wali asuh, hingga aturan-aturan yang berlaku. Selain itu, mereka juga mendapatkan pelatihan kedisiplinan yang melibatkan TNI dan Polri.

"Hari pertama ini diawali dengan pemeriksaan kesehatan, supaya kami bisa mendeteksi jika ada penyakit bawaan. Kalau ada, kami tangani dulu tapi siswa tetap belajar di sini," ujar Dian.

Orangtua siswa, Miftah Ajis (62 tahun), warga Palasari Hilir, Parungkuda, menyatakan rasa syukurnya bisa menyekolahkan anaknya di sini. "Alhamdulillah anak saya semangat. Kendala biaya kalau sekolah di SMP lain berat, pergaulannya juga lain. Di sini lebih terpantau," kata pria yang bekerja serabutan itu.

Miftah mengaku lega anaknya bisa menginap di asrama meski awalnya berat merelakan. "Saya gak tahu kegiatan ospeknya apa, yang penting anak saya semangat belajar. Cita-citanya jadi TNI, saya dukung saja," ujarnya.

3. Target ke depan, tampung seribu siswa di gedung permanen

Bupati Sukabumi Asep Japar (IDN Times/Siti Fatimah)

Asep memastikan Sekolah Rakyat ini bukan hanya program sementara. Pemerintah daerah tengah menyiapkan gedung permanen di Cicurug yang nantinya akan menampung hingga seribu siswa dari berbagai jenjang.

"Tahun depan Insya Allah kami bangun kelas baru dengan kapasitas seribu orang untuk SD, SMP, SMA. Sekarang baru ada 13 guru, nanti kalau kurang akan kami tambah," tutur Asep.

Ia juga memastikan, jam masuk sekolah sudah disesuaikan dengan aturan baru yakni pukul 06.30 WIB. "Surat edarannya sudah kami sampaikan ke sekolah. Kalau ada keluhan, nanti kami tampung," tuturnya.

Dian berharap, para siswa betah tinggal di asrama dan orangtua bisa sabar selama masa orientasi. "Kadang ada yang masih rindu rumah. Bahkan ada yang diantar sekeluarga besar sampai menginap dari semalam. Jadi kita beri waktu untuk beradaptasi supaya mereka nyaman," katanya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Galih Persiana
EditorGalih Persiana
Follow Us