ilustrasi narkotika (unsplash.com/cd163601)
Yanyan menyebut motif penggunaan beragam. Ada yang kembali memakai karena masalah keluarga, stres, atau sekadar mencoba. Dari 10 pegawai yang positif, lima adalah perawat, empat tenaga administrasi, dan satu pegawai outsourcing. Semuanya laki-laki.
"Ada yang bilang cuma nyoba, ada juga yang memang punya kebiasaan. Tapi tidak ada yang memakainya saat jam kerja," katanya.
Ia memastikan pihak rumah sakit telah memperketat pengawasan obat-obatan NAPZA. "Kami simpan di lemari besi berjeruji dengan dua kunci dan ada dua kali cross-check. Tapi tetap saja ada yang mendapat dari luar," ungkapnya.
Pihak RSUD Syamsudin kini menunggu hasil proses administrasi pegawai dan arahan lanjutan dari BKPSDM serta Wali Kota. Soal kemungkinan pelaporan ke kepolisian, Yanyan mengatakan itu akan menyesuaikan hasil pemeriksaan lebih lanjut.
"Kami tidak mempublikasikan hasil laboratorium secara detail, tapi semua sudah dikonfirmasi oleh dokter spesialis patologi klinik. Yang jelas, kami ingin menjaga kepercayaan publik bahwa pasien dilayani oleh pegawai yang sehat," pungkasnya.