Upaya Pemkot Bandung untuk Menata PKL Cicadas Semakin Dekati Kenyataan

Wacana penataan PKL Cicadas sudah berlangsung belasan tahun

Bandung, IDN Times - Rencana Pemerintah Kota Bandung untuk menata lapak Pedagang Kaki Lima (PKL) di kawasan Cicadas, Kecamatan Cibeunying Kaler, Jalan Ahmad Yani, semakin mendekati kenyataan. Pembongkaran kios PKL di sepanjang Jalan Ahmad Yani ini dimulai dari ujung sebelah timur atau tepatnya di dekat belokan menuju Jalan Cikutra sejak Senin(12/8), malam.

Pembongkaran lapak PKL tersebut dilakukan inisiatif oleh kelompok pedagang. Tidak ada desakan atau intimidasi dari pembongkaran lapak PKL. Pemerintah Kota Bandung memang berencana untuk menata kawasan Cicadas untuk menjadi kawasan destinasi wisata belanja baru. 

1. Lapak mulai dibongkar

Upaya Pemkot Bandung untuk Menata PKL Cicadas Semakin Dekati KenyataanIDN Times /Humas Bandung

Penataan PKL di kawasan Cicadas, Jalan Ahmad Yani, Kota Bandung sepertinya mendekati kenyataan. Kawasan yang selalu gagal dalam penataan sejak belasan tahun ini akhir mulai menemukan titik terang.

Sejak Senin(12/8) malam, sejumlah pedagang (PKL) mulai membongkar lapaknya sendiri. Pembongkaran itu diyakini dari kesepakatan antara pedagang dengan Pemkot Bandung untuk melakukan penataan di kawasan Cicadas.

Salah seorang pedagang di Cicadas, Asep Lukman Nulhakim mengaku, sangat menantikan penataan PKL kawasan di Cicadas yang sudah dirancang Pemkot Bandung. Karena itu, kata dia, untuk mendukung penataan, sejumlah pedagang sepakat untuk membongkar sendiri lapak dagangannya.

"Karena ini sudah kesepakatan para pedagang dengan pemerintah kota. Kami menyambut baik, ini kan renovasi istilahnya," ucap Asep.

2. Penataan hanya solusi jangka pendek

Upaya Pemkot Bandung untuk Menata PKL Cicadas Semakin Dekati KenyataanIDN Times/Humas Bandung

Asep mengatakan, penataan PKL di kawasan Cicadas ini sifatnya hanya jangka pendek. Artinya, untuk memindahkan ratusan pedagang yang sudah berjualan sejak belasan tahun lalu membutuhkan lokasi baru yang strategis.

Karena itu, untuk ikut mendukung program Kota Bandung, para pedagang sepakat mengikuti penataan kawasan Cicadas dengan merenovasi lapak atau kios dagangan.

"Tadinya mau dipindahkan, barangkali lahannya belum tersedia. Sekarang direnov dulu biar rapih. Kalau pun dipindahkan, pedagang minta yang di sekitar Cibeunying kidul. Banyak pedagang, warga di sekitar sini juga," jelasnya.

3. Penataan kios semoga terealisasi

Upaya Pemkot Bandung untuk Menata PKL Cicadas Semakin Dekati KenyataanIDN Times/Humas Bandung

Sementara itu, Ketua Paguyuban PKL Cicadas, Suherman ikut merasa lega lantaran rencana penataan kios akhirnya bisa terealisasi. Perbincangan intensif sejak akhir 2018 ini akhirnya membuahkan hasil.

"Proses ini sudah berjalan lama, karena dengan kedatangan awal Kang Yana (Yana Mulyana). Bagi kami adalah satu anugerah. Sekarang akhirnya bisa terlaksana makanya kami sambut baik," kata Suherman.

Dengan pengerjaan secara bertahap, Suherman menyatakan para pedagang akan menyesuaikan waktu dengan Pemkot Bandung untuk membongkar lapaknya. Sehingga kegiatan berjualan bisa tetap berlangsung.

"Pokoknya sejak 2002 itu setelah zaman Pak Aa Tarmana (Wali Kota Bandung 1998-2003) ini pakai tenda. Dan sampai sekarang baru ditangani lagi oleh Pemkot. Sekarang kami hanya mengikuti, kalau dari Pemkot siap, ya kami bongkar," jelasnya.

4. Penataan dimulai pertengahan Agustus dan bertahap

Upaya Pemkot Bandung untuk Menata PKL Cicadas Semakin Dekati KenyataanIDN Times/Humas Bandung

Plh Wali Kota Bandung Yana Mulyana menyebutkan, Pemkot Bandung memiliki kesepemahaman dengan Persatuan Pedagang Kaki Lima (PKL) Cicadas perihal teknis penataan tersebut.

"Jika tidak ada halangan, pengerjaan penataan secara bertahap bisa dimulai pertengahan Agustus ini," kata Yana.

Yana berharap, penataan ini jadi kado Hari Ulang Tahun ke-74 Republik Indonesia pada 17 Agustus mendatang. Ada pun perkembangan proses penataan saat ini masih perlu revisi desain. Hal ini masih akan difinalisasi bersama PT Telkomsel.

Selain itu, Yana menyebut, penataan akan mempercantik wajah Pasar Cicadas. Tak hanya dari aspek kebersihannya saja tetapi juga dari aspek lalu lintas. Mengenai penataan PKL, Pemkot Bandung bersama PT Telkomsel sudah menyiapkan 301 kios untuk 602 pedagang. Setiap satu kios nantinya diperuntukkan untuk dua pedagang.

5. Bakal dijadikan desninasi wisata baru

Upaya Pemkot Bandung untuk Menata PKL Cicadas Semakin Dekati KenyataanIDN Times/Humas Bandung

Ketua Cicadas Insun Pituin Sunda Asli (Cipas), Suherman memastikan, forum PKL Cicadas sudah sepaham dengan Pemkot Bandung mengenai penataan Pasar Cicadas.

"Kang Yana seingat saya sudah dua kali meninjau lokasi. Sehingga saya yakin beliau tahu persis situasi di lapangan," ujar Suherman.

Dia mewakili seluruh PKL di Pasar Cicadas berharap, penataan akan membuat Pasar Cicadas menjadi alternatif destinasi wisata belanja baik itu bagi wisatawan lokal maupun dari luar Bandung.

"Semoga hadirnya kami bisa membantu promosi Kota Bandung untuk didatangi wisatawan," katanya.

6. Tiga kali ganti wali kota, penataan selalu gagal

Upaya Pemkot Bandung untuk Menata PKL Cicadas Semakin Dekati KenyataanIDN Times/Humas Bandung

Perlu diketahui, pantaan PKL di kawasan Cicadas ini pernah mencuat di saat kepemimpinan Wali Kota Wahyu Hamidjaja pada periode 1993-1998, silam. Namun, setelah tiga kali kepemimpinan berganti sejak era Aa Tarmana, Dada Rosada, dan Ridwan Kamil, penataan PKL Cicadas tidak pernah terealisasi.

Di lokasi ini, terdapat sekitar 630 Pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di atas trotoar di sepanjang Jalan Ahmad Yani (Cicadas) sejak belasan tahun lalu. Setiap kali, pergantian kepemimpinan, penataan hanya berupa perbaikan tenda yang menutupi lapak pedagang.

Sementara, lokasi berdagang tetap berada di atas trotoar selebar 3 meter dan menutupi "wajah" pertokoan di kawasan tersebut. Ratusan pedagang ini berdagang di dua sisi sehingga semakin mempersempit jalur pedistrian yang seharusnya dimanfaatkan masyakarat untuk melewati kawasan tersebut.

Ketua Persatuan Pedagang Kaki lima Cicadas, Suherman mengakui jika penataan PKL di kawasan Cicadas sebenarnya sudah telah dilakukan sejak zaman kepemimpinan Wali Kota Wahyu Hamidjaja (periode 1993-1998). Namun hingga tiga kali berganti kepemimpinan wali kota hingga saat ini, relokasi PKL Cicadas belum terealisasi.

7. PKL Cicadas sudah ada sejak zaman Belanda

Upaya Pemkot Bandung untuk Menata PKL Cicadas Semakin Dekati KenyataanIDN Times/Yogi Pasha

Suherman mengungkapkan, penataan dan relokasi PKL Cicadas sebenarnya memiliki sejarah panjang. Menurut dia, para pedagang Cicadas ini sudah ada sejak zaman Belanda. Dimana kawasan tersebut menjadi pusat keramaian masyarakat dan dikenal sebagai Pasar Mambo.

Eman sapaan akrabnya menyebutkan, Pasar Mambo saat itu berada di sekitar persimpangan Jalan Ahmad Yani-Kiaracondong. Ketika itu, para pedagang memang berjualan di jalan raya sehingga jalur lalu lintas tertutup saat terjadi Pasar Mambo yang dimulai pada pukul 14.00WIB. Ketika itu, kata dia, jumlah kendaraan belum sebanyak saat ini.

"Para pedagang mulai berjualan jam 2 siang sampai malam. Jalan di sekitar itu ditutup karena digunakan berjualan. Musim kendaraan zaman itu masih bemo terus angkutan kota itu tidak diperbolehkan lewat karena jalan ditutup," ujar dia.

8. Era tahun 70-an, pedagang pindah ke trotoar

Upaya Pemkot Bandung untuk Menata PKL Cicadas Semakin Dekati KenyataanIDN Times/Yogi Pasha

Kegiatan perekonomian di kawasan Cicadas memang sudah dikenal sejak lama. Bahkan, pada zaman Belanda, pedagang sudah berjualan di kawasan ini. Kondisi tersebut masih terjadi hingga saat sekarang.

Tetapi, berbeda di saat zaman Belanda, dimana pedagang berjualan di tengah jalan hingga menutup arus lalu lintas di pertigaan Jalan Ahmad Yani-Kiaracondong, pada 1970-an, para pedagang tidak lagi diperbolehkan berjualan di tengah jalan.

Pemerintah Kota Bandung pada saat itu meminta para pedagang untuk mundur dan berjualan di trotoar. Sebab, pada saat itu, jumlah kendaraan mulai banyak dan mengganggu lalu lintas di jalur tersebut.

9. Pedagang Cicadas sudah tiga kali direlokasi

Upaya Pemkot Bandung untuk Menata PKL Cicadas Semakin Dekati KenyataanIDN Times/Yogi Pasha

Berjalannya waktu, dan pada kepemimpinann Wali Kota Wahyu Hamidjaja, para PKL Cicadas sempat direlokasi ke lahan yang saat ini berdiri bangunan BTM (Bandung Trade Mall). Bahkan, para pedagang Cicadas itu sudah tiga kali di relokasi ke lokasi tersebut.

Namun, mereka kembali lagi ke lokasi semula dengan alasan di lokasi baru sepi pembeli. Hingga puncaknya pada 1998, pedagang yang akan kembali direlokasi ke lahan BTM kembali menolak hingga akhirnya bentrokan pecah antara pedagang dan pihak keamanan.

"Jadi sudah beberapa kali direlokasi sebelum ada BTM. Nah pas relokasi pada 1998 terjadilah chaos. Terjadi kejar-kejaran antara pedagang dan aparat keamanan sampai toko rusak. Saya pun ditahan di kodim," kisah Eman yang berdagang sejak 1970.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya