Ternyata Ikan Cantik Ini Bisa Memutus Mata Rantai Nyamuk DBD
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Mengatasi perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti ternyata bisa dilakukan dengan cara lain. Tidak hanya fogging atau melakukan metode 3M Plus (menguras, menutup, mengubur), antisipasi dalam mencegah perkembangan Demam Berdarah Dengue (DBD) ternyata bisa dengan memelihara ikan cupang.
Penggunaan ikan hias cantik ini bisa memutus mata rantai perkembangan DBD karena ikan cupang bisa memakan telur dan jentik nyamuk secara masif.
1. Ikan Cupang sebagai predator
Ikan cupang yang banyak diperjual-belikan ternyata sebagai predator alami bagi jentik nyamuk. Sejumlah peneliti di Indonesia telah menemukan manfaat dari ikan hias ini dalam memutus mata rantai perkembangan jentik nyamuk DBD.
Bahkan, dari hasil penelitian diketahui dalam 30 menit, satu ekor ikan cupang dapat memakan sebanyak 51 dari 100 telur jentik nyamuk yang ada. Hal itu dinilai efektif dalam pencegahan populasi jentik nyamuk dalam satu tempat.
2. Sejumlah daerah mulai gunakan ikan cupang untuk basmi DBD
Musim hujan harus tetap menjadi kewaspadaan karena genangan air bersihnya ternyata bisa menjadi sumber penyakit. Genangan air bersih ini bisa menjadi sarang berkembangbiaknya jentik nyamuk Demam Berdarah Dengue (DBD).
Sejumlah daerah di Jawa Barat telah memanfaatkan ikan cupang sebagai upaya dalam memutus mata rantai berkembangnya nyamuk Aedes Aegypti. Seperti yang dilakukan Pemerintah Kota Cimahi dalam upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
Sedikitnya 400 ekor ikan cupang dibagikan kepada masyarakat secara cuma-cuma untuk disebar ke penampungan air.
3. Waspada, kasus DBD terus meningkat
Kasus penyakit DBD di sejumlah daerah di Jawa Barat terus meningkat. Di Kota Bandung saja, angka pasien positif DBD yang dirawat di rumah sakit meningkat tajam. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Bandung, dalam dua hari jumlah pasien DBD yang dirawat bertambah sebanyak 87 orang.
"Data pada 28 Januari jumlah pasien yang dirawat mencapai 137 orang. Tapi, data 30 Januari kemarin, jumlahnya sudah mencapai 224 kasus. Jadi, selama dua hari bertambah 87 pasien," kata Rita di Taman Sejarah, Jalan Wastukencana, Kamis(31/1).
4. Upaya fogging ternyata tidak efektif basmi jentik nyamuk
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Rita Verita mengatakan, upaya fogging atau pengasapan sebenarnya tidak efektif dalam mengatasi penyebaran DBD. Menurut dia, fogging hanya membunuh nyamuk dewasa, tidak bersama larva dan jentiknya.
"Sedangkan, jentik, larva telurnya tidak mati. Selain itu, efektivitas asapnya juga hanya bertahan 24 jam," kata dia.
Rita mengatakan, upaya fogging yang dilakukan sebenarnya hanya difokuskan jika sudah ada kasus di wilayah tersebut. "Jadi, yang paling penting itu pemberantasn sarang nyamuknya," tegas dia.