Ridwan Kamil Apresiasi Pelaksanaan UNBK di SLB Wyata Guna Bandung

226.610 Siswa di Jabar Ikut UNBK, 95 Sekolah Masih Numpang

Bandung, IDN Times - Sekitar 226.610 siswa dari 1.589 SMA se-Jawa Barat sedang melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Dinas Pendidikan Jawa Barat memastikan [ara peserta UNBK 2019, sudah 100 persen terkomputerisasi atau berbasis komputer.

Namun, dalam pelaksanaannya, terdapat 95 SMA yang belum bisa melaksanakan UNBK secara mandiri. Keterbatasan sarana dan prasana membuat puluhan SMA harus menumpang ke sekolah lain.

Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat Dewi Sartika, mengatakan, pelaksanaan UNBK 2019 berjalan lancar. Sebanyak 226.610 siswa dari 1.589 SMA se-Jawa Barat mulai melakukan UNBK yang 100 persen sudah berbasis komputer.

1. Ridwan Kamil tinjau UN di SLB Wyata Guna Bandung

Ridwan Kamil Apresiasi Pelaksanaan UNBK di SLB Wyata Guna BandungIDN Times/Humas Jabar

Pelaksanaan hari kedua UNBK 2019 tingkat sekolah menengah atas (SMA) terus berlangsung. Panitia pelaksana UNBK 2019 mengklaim tidak ada persoalan berarti yang dialami peserta.

Pada hari kedua pelaksanaan UNBK 2019, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meninjau langsung UN yang berlangsung di Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB) di SLB Negeri A Kota Bandung di Wyata Guna, Jalan Pajajaran, Kota Bandung, Selasa(2/4).

Tahun ini ada 13 siswa di Wyata Guna mendapat pendampingan saat UN. Para siswa ditempatkan di tiga kelas berbeda. Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil mengatakan, bahwa pelaksanaan UN SMALB di Wyata Guna berjalan dengan baik. 

Peserta mendapat pelayanan sesuai denga prosedur, bahkan ada beberapa peserta ujian yang mendapat pendampingan secara langsung.

"Saya lihat penyelenggaraan di Wyata Guna ini sangat baik, semua anak-anak yang kebutuhannya berbeda dilayani sesuai dengan prosedur dan cara yang baik, yang multipel," kata Emil.

"Ada beberapa penyandang disabilitas juga dilakukan pendampingan secara lisan, kemudian yang tuna netra tadi saya lihat lancar membaca soal-soal braillenya," lanjutnya.

2. Lulusan SMALB ada yang kerja diperbankan

Ridwan Kamil Apresiasi Pelaksanaan UNBK di SLB Wyata Guna BandungIDN Times/Humas Jabar

Secara khusus, Ridwan Kamil mengapresiasi keberhasilan tiga lulusan SMALB dari SLB Negeri A Kota Bandung yang sudah bekerja di sektor perbankan di Jakarta. 

Menurut Emil, ini menandakan pendidikan inklusi di Jawa Barat memiliki standar yang baik untuk diterapkan dalam berbagai bidang pekerjaan.

"Jadi, ini menandakan inklusi ini insyaallah sudah menjadi sebuah hal yang kita jadikan standar baik dalam pendidikan sekolah inklusi maupun pekerjaan," ujar Emil.

"Dan ini membuktikan selama individu itu mampu, tidak boleh ada diskriminasi, karena semua manusia Allah SWT ciptakan dengan keunikan masing- masing," tambahnya.

Sektor industri perbankan saat ini memiliki jenis pekerjaan yang bisa dikerjakan oleh penyandang disabilitas, seperti customer service dan bidang pekerjaan lain yang memerlukan skill komputer secara khsusus.

"Dan tahun ini rencananya juga sudah ada kesediaan sekitar delapan bank nasional yang juga siap menerima mereka-mereka yang disabilitas," katanya. 

3. Keterbatasan komputer, pelaksanaan UNBK diatur

Ridwan Kamil Apresiasi Pelaksanaan UNBK di SLB Wyata Guna BandungIDN Times/Prayugo Utomo

Berdasarkan data Dinas Pendidikan Jawa Barat, pelaksanaan UNBK 2019 telah disiapkan 3.215 server dan 102.766 klien dengan sistem sesi pelaksanaan ujian diterapkan berbeda-beda, mulai satu sesi, dua sesi, dan tiga sesi.

Pada tahun ini sebanyak 324 sekolah atau 22 persen SMA sudah mampu menggelar UNBK dalam satu sesi, 523 sekolah atau 35 persen dalam dua sesi, dan 647 sekolah atau 43 persen masih menggelar ujian dalam tiga sesi.

4. Pemprov Jabar akan evaluasi hasil lulusan SMK berkaitan dengan dunia industri

Ridwan Kamil Apresiasi Pelaksanaan UNBK di SLB Wyata Guna BandungIDN Times/Humas Jabar

Ridwan Kamil mengatakan, saat ini pihaknya tengah melakukan evaluasi bersama mengenai para lulusan SMK berkaitan dengan industri yang menjadi langkah selanjutnya para lulusan ini mengaplikasikan pendidikan selama tiga tahun.

Jangan sampai para lulusan SMK yang memiliki skill ini justru terabaikan. "Walaupun secara statistik lulusan kita sangat baik di atas rata-rata nasional," papar Ridwan Kamil.

Di sisi lain, Emil, sapaan akrabnya juga akan mengevaluasi kembali mengenai sistem penerimaan peserta didik baru (PPDB) dari tingkat sekolah dasar (SD) ke sekolah menengah pertama (SMP), dan SMP ke SMA. Evaluasi ini dilakukan karena dalam sistem yang telah berjalan banyak protes yang dilakukan para orang tua murid, dan menganggap sistem zonasi sangat merugikan.

"Ya kita coba sosialisasikan juga sistem ini. Karena banyak dari mereka yang protes karena tidak paham atau tidak tahu," papar Emil.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya