Program Citarum Harum Butuh Kolaborasi Nyata 

Banyak tantangan baru yang muncul

Bandung, IDN Times - Pemerintah terus melakukan berbagai upaya untuk menyukseskan Program Citarum Harum. Meski sudah terlihat banyak perubahan, sungai yang memiliki panjang 269 kilometer itu masih perlu perhatian khusus.

Dibutuhkan kolaborasi nyata seluruh elemen untuk memperbaiki ekosistem di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Citarum. Terutama dalam menjaga lingkungan dari pencemaran limbah industri di sepanjang Sungai Citarum.

Bagaimana kondisi Sungai Citarum yang sempat disebut sebagai sungai terkotor di dunia saat ini?

1. Citarum Optimistis kembali bersih

Program Citarum Harum Butuh Kolaborasi Nyata Sungai Citarum

Program Citarum Harum sudah hampir setahun berjalan. Sejumlah upaya pengawasan dilakukan Satgas Citarum Harum. 

Polda Jawa Barat yang dipercaya menjadi Satgas Citarum, melaporkan telah mengungkap sebanyak 58 kasus pelanggaran selama 2018. Dari jumlah tersebut 19 diantaranya sudah diteruskan ke pengadilan.

Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Agung Budi Maryoto mengatakan, moyoritas temuan pelanggaran itu dilakukan oleh industri yang tidak memiliki instalasi pengolahan air limbah (IPAL) standar. Perusahaan yang melanggar itu paling banyak berada di wilayah Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kota Cimahi.

Dengan adanya pengawasan dan penegakan hukum itu diyakini mambangun optimisme mengembalikan Sungai Citarum yang bersih.

2. Mengembalikan ekosistem Citarum dengan menanam pohon

Program Citarum Harum Butuh Kolaborasi Nyata IDN Times/Humas Bandung

Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung turut membuktikan kolaborasi nyata bersama sejumlah elemen untuk mewujudkan Citarum Harum. Rabu(23/1) pagi, Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana bersama Komandan Sektor 22 Citarum Harum, Kol Asep Rahman Taufik dan Camat Rancasari Sri Kurniasih menanam 380 pohon di bantaran Sungai Cipamokolan, anak Sungai Citarum di Kelurahan Rancasari.

Yana mengapresiasi langkah sejumlah pihak dalam kegiatan penanaman pohon tersebut. Hal ini menunjukan adanya kolaborasi dengan swasta untuk turut menyukseskan program Citarum Harum.

Ia berharap, kolaborasi ini bisa diikuti oleh pihak swasta lainnya untuk mendukung program Citarum Harum. " Ya saya sangat mengapresiasi Kolaborasi seperti ini. Kita menanam secara simbolis untuk 380 pohon tadah hujan di bantaran Sungai Cipamokolan dan 500 pohon produktif di wilayah Kecamatan Rancasari," kata dia.

3. Ridwan Kamil rancang pindahkan industri sepanjang Citarum ke lokasi baru

Program Citarum Harum Butuh Kolaborasi Nyata IDN Times

gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyebutkan, pemerintah sedang merancang untuk memindahkan seluruh industri di sepanjang DAS Citarum ke lokasi baru. Industri-indutri ini nantinya akan di tempatkan yang dekat dengan bandara dan pelabuhan.

"Ada keinginan. Industri sepanjang DAS Citarum digeser ke daerah yang lebih memadai. Dekat dengan bandara dan pelabuhan (Patimban) misalnya Majalengka, Subang, dan Cirebon," kata dia di Gedung Sate, Rabu(23/1).

Ia berharap, rencana itu bisa dilakukan secepatnya. Dalam arti selama lima tahun memimpin Jawa Barat relokasi industri di sepanjang DAS Citarum itu sudah bisa terancang.

"Secepatnya saja di masa jabatan saya. Kalau di sebut pindah itu lahannya harus sudah ada. Nah, sekarangkan belum. Prosesnya saja belum," kata dia.

Menurut dia, saat ini masih menjadi waktu komunikasi dengan berbagai pihak mulai pemerintah pusat, pengusaha dan pihak terkait. "Tahun ini masih tahun komunikasi. Mungkin tahun depan kita mulai secara teknisnya, 2019 adalah tahun menyamakan persepsi," pungkas dia.

4. DAS Citarum sudah tidak cocok untuk industri

Program Citarum Harum Butuh Kolaborasi Nyata DAS Ciarum

Keinginan Ridwan Kamil untuk memindahkan seluruh indrustri di sepanjang DAS Citarum menjadi program jangka panjang Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Menurut dia, penyelesaian program Citarum Harum ini juga harus dibarengi dengan pemindahan industri.

"Citarum itu sudah tidak cocok lagi untuk industri. Kalau dipindahkan ke Majalengka maka mereka (industri) akan berkumpul di komplek industri sehingga IPAL-nya tidak satu-satu. Tapi, disediakan fasilitas bersama," ujar dia.

Emil menilai, seharusnya rencana pemindahan industri di sepanjang DAS Citarum itu bisa disambut positif para pengusaha dan investor. Karena, dalam kawasan industri yang disediakan pemerintah, pengusaha sudah tidak lagi memikirkan biaya produksi yang jauh dari akses pengiriman ekspor/impor.

"Mereka harusnya senang karena waktu mau ekspor pelabuhannya dekat, bandarnaya dekat maka cost produksinya menjadi murah. Ditambah di zona itu UMK juga mungkin cocok dengan padat karya," ungkap Emil. 

5. Sampah masih jadi masalah utama di Citarum

Program Citarum Harum Butuh Kolaborasi Nyata IDN Times/Humas Bandung

Meski sudah ada kemajuan dan mendapatkan apresiasi dari banyak pihak, program Citarum Harum masih memiliki tantangan ke depannya. 

Wali Kota Bandung Oded M Danial mengatakan, masih ada beberapa tantangan yang harus diselesaikan dalam program Citarum Harum terutama masalah sampah di Kota Bandung.

”Masalah utama kita masih di sampah. Lewat program-program persampahan terutama Kang Pisman, kami hendak memberikan perhatian khusus. Kita tidak boleh bosan membangun kultur,” ucapnya.

Dia berharap koordinasi Citarum Harum semakin baik. Dengan begitu, kerja bersama bakal lebih efektif. 

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya