Pemuda Muhammadiyah Jabar Tolak People Power di Pemilu 2019

10 ribu anggota Kokam siap ikut amankan Pemilu 2019

Bandung, IDN Times - Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Jawa Barat menentang gerakan People Power dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2019. Apalagi jika kekuatan People Power  itu digunakan pasangan calon presiden (capres) untuk mengganggu ketertiban dan keamanan Pemilu 2019.

Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Jawa Barat, Iu Rusliana mengatakan gerakan jalanan atau people power terlalu murah jika digunakan untuk menyikapi hasil demokrasi akbar lima tahunan ini.

"Terlalu murahan jika capres menggunakan people power dalam pemilu kali ini. Kami, menentang jika ada yang menggunakan langkah itu," kata Iu Rusliana usai membacakan pernyataan sikap Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah terkait Pemilu 2019, di Kota Bandung, Selasa(16/4).

1. Capres-cawapres harus bersikap jantan hadapi Pemilu 2019

Pemuda Muhammadiyah Jabar Tolak People Power di Pemilu 2019IDN Times/Yogi Pasha

Ia pun meminta bagi pasangan manapun, baik pasangan nomor urut 01, Jokowi-Ma'ruf maupun nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga untuk bersikap jantan, siap menang dan siap kalah dalam kontestasi Pemilu 2019.

"Siap menang dan siap kalah dan menggunakan jalur konstitusional bila merasa dirugikan atau dicurangi," kata Iu.

2. Pemuda Muhammadiyah mengindikasikan gerakan people power akan terjadi di Jabar

Pemuda Muhammadiyah Jabar Tolak People Power di Pemilu 2019IDN Times/Yogi Pasha

Hal tersebut kata Iu, menjadi kegelisahan tersendiri bagi Pemuda Muhammadiyah Jawa Barat. Karena, ia menduga ada indikasi mobilisasi serta gesekan antara kedua pendukung khususnya di wilayah Jawa Barat. Sejumlah daerah juga diindikasi memiliki potensi yang cukup besar terkait risiko-risiko konflik horizontal tersebut, seperti Kabupaten Garut, Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Bogor.

"Kami melihat indikasi itu bisa terjadi. Sudah ada laporan mengenai gerakan tersebut. Kabupaten Bogor, Garut, dan Bekasi merupakan daerah yang rawan terhadap aksi people power," ujar dia.

3. Pasangan capres-cawapres harus fair

Pemuda Muhammadiyah Jabar Tolak People Power di Pemilu 2019ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak

Selain itu, ia juga meminta kedua paslon capres-cawapres maupun pendukung untuk menunggu dan menrima hasil perhitungan resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU). Selama masa tenang, pencoblosan, dan tahapan penghitungan suara semua pihak diminta untuk tetap tenang serta menjalani peraturan yang berlaku.

Kedua kubu juga diminta tidak melakukan aksi eforia setelah melihat hasil hitung cepat (quick qount) yang bakal ditayangkan sejumlah lembaga survei. Hasil hitung kemenangan Pemilu 2019, tetap berada ditangan KPU selaku lembaga penyelenggara Pemilu. 

"Tidak melakukan gerakan-gerakan yang mengganggu kondusifitas, mengintimidasi atau melakukan aksi-aksi yang dilakukan untuk membangun opini yang boleh jadi tidak berdasarkan fakta yang menyesatkan publik. Misalnya dengan deklarasi kemenangan, sebelum keputusan resmi disampaikan," jelasnya.

4. Siapkan 10 ribu anggota KOKAM jaga pemilu di Jabar

Pemuda Muhammadiyah Jabar Tolak People Power di Pemilu 2019wikipedia.org

Untuk itu, 10 ribu pasukan Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (KOKAM) Jawa Barat akan siap menjaga ketertiban, keamanan, dan kenyamanan selama pemilu.

"Kami punya 10 ribu pasukan Kokam yang berada di 26 kabupaten-kota di Jabar. Mereka akan siap mengawal dan menjaga keamanan di daerahnya masing-masing," kata dia.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya