Pecah Rekor, Nobar Film Lafran KAHMI Jabar Tembus 1.700 Penonton

MN KAHMI Gelar Nobar Film LAFRAN di Bandung

Bandung, IDN Times - Penayangan khusus atau special screening Film LAFRAN kembali digelar di kota-kota besar di Indonesia. Kali ini, Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MN KAHMI) menggelar nobar Film LAFRAN di Kota Kembang, Bandung, Jawa Barat.

Bertempat di bioskop CGV PVJ Bandung, nobar yang diadakan Kamis (13/06) malam ini dihadiri Koordinator Presidium MN KAHMI Ahmad Doli Kurnia Tandjung, jajaran pimpinan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Jawa Barat, Pimpinan Majelis Daerah Kabupaten/Kota se- Jawa Barat, Pimpinan Bank Syariah Indonesia Kantor Wilayah 6 Bandung, serta pengurus dan kader HMI Badko hingga HMI Cabang se-Jawa Barat.

Gelaran nobar Special Screening Film LAFRAN di Bandung mendapat antusiasme dari penonton. Semangat untuk mengapresiasi dan mempelajari sejarah pendiri HMI dan perjuangan aktivis muda di zaman penjajahan ini terlihat dari banyaknya jumlah peserta yang hadir. Nobar ini mencatatkan 1.700 penonton.

Bandung menjadi kota ke-20 yang disinggahi MN KAHMI untuk memperkenalkan Film LAFRAN. Dalam kegiatan Nobar ini, MN KAHMI juga menerima dukungan dari Bank Syariah Indonesia (BSI). Nasori, Area Manager Bandung Kota dalam sambutannya menyampaikan bahwa BSI terus berkomitmen untuk melayani seluruh lapisan masyarakat, termasuk dengan HMI dan KAHMI.

1. Bakal tayang serentak di bioskop pada 20 Juni 2024

Pecah Rekor, Nobar Film Lafran KAHMI Jabar Tembus 1.700 PenontonIDN Times/Istimewa

Sementara, Koordinator Presidium MN KAHMI Ahmad Doli Kurnia Tandjung mengatakan, film yang akan tayang serentak pada 20 Juni 2024 ini menceritakan tentang perjuangan sosok pemuda dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. "Film ini menceritakan tentang bagaimana jerih payah generasi bangsa pada saat itu merebut kemerdekaan dengan tidak mudah. Kemudian juga film LAFRAN menceritakan bagaimana mempertahankan kemerdekaan," ucap Doli.

Doli menuturkan, langkah yang ditempuh seorang Lafran Pane dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia yakni dengan menyatukan nilai-nilai keindonesiaan dan keislmaman dalam sebuah organisasi yaitu HMI. Nilai-nilai tersebut, kata Doli, sudah terlihat ditanamkan sejak masa perkaderan HMI.

"Nilai-nilai pertama kali tentu nilai keindonesiaan. Nilai itu juga yang selama ini kita di Keluarga Besar KAHMI. Melalui HMI, nilai-nilai tersebut disematkan ke perkaderan di seluruh Indonesia," tutur Doli.

2. Lafran Pane menjadi pahlawan nasional

Pecah Rekor, Nobar Film Lafran KAHMI Jabar Tembus 1.700 PenontonIDN Times/Istimewa

Selain itu, Ketua Komisi II DPR RI ini menyebut, Film LAFRAN sangat penting untuk ditonton oleh keluarga besar HMI dan KAHMI karena memiliki sejarah yang panjang. Dalam proses produksinya, Film LAFRAN yang digagas Ketua Dewan Penasehat KAHMI sekaligus Politisi senior Partai Golkar Akbar Tanjung menghabiskan waktu selama tujuh tahun.

Ia juga memuji sosok Akbar Tanjung dan senior KAHMI yang telah memperjuangkan Lafran Pane sebagai pahlawan Nasional hingga menggagas film yang dibintangi aktor muda berbakat Dimas Anggara.

"Bang Akbar Tanjung bersama alumni yang lain itu dengan sungguh-sungguh memperjuangkan agar Pak Lafran Pane menjadi salah satu pahlawan nasional. Akhirnya, negara sudah memberikan anugerah kepada Lafran Pane itu menjadi seorang pahlawan nasional pada 2017. Kemudian, berkembang dibuat buku biografi. Dan kemudian dibuatlah film biopik dengan judul LAFRAN ini. Film ini dibuat cukup lama juga, tujuh tahun," jelas Doli.

3. Mendapat respons positif dari masyarakat

Pecah Rekor, Nobar Film Lafran KAHMI Jabar Tembus 1.700 PenontonIDN Times/Istimewa

Secara terpisah, Eksekutif Produser Film LAFRAN Muhammad Arief Rosyid Hasan mengaku senang dengan jumlah penonton Special Screening Film LAFRAN di Kota Bandung yang mencapai 1.700 orang. Kata Arief, jumlah 1.700 penonton merupakan bukti nyata bahwa Film LAFRAN mendapat respons positif dari masyarakat, khususnya dari kader-kader HMI.

"Alhamdulillah, di Bandung jumlah peserta nobar Film LAFRAN terbanyak dibandingkan kota lain yakni 1.700 Penonton. Ini menunjukkan respon positif bahwa masyarakat memang rindu akan film-film yang menggugah semangat keindonesiaan dan keislaman. Kami harap makin banyak lagi yang menonton Film LAFRAN," kata Arief

Arief menyebut kehadiran film LAFRAN bisa menjadi inspirasi generasi muda bahwa ada sosok Lafran Pane, sosok pemuda Islam yang sangat gigih mempertahankan kemerdekaan Indonesia .

"Ini film yang sangat bagus untuk ditonton. Ini juga edukasi kepada orang muda di Bandung, bahwa ada sosok Lafran Pane yang bisa jadi inspirasi untuk orang muda yang berjuang demi bangsa dan negara," tutur Arief.

Ketua Umum PB HMI periode 2013-2015 berharap Film LAFRAN juga bisa meningkatkan semangat keindonesiaan dan keislaman, tidak hanya bagi kader HMI tetapi semua generasi muda.

"Kami harap setelah menonton ini, generasi muda kita di Bandung, Jawa Barat, dan sekitarnya bisa lebih semangat lagi. Khususnya untuk kader HMI, lebih berdedikasi dalam memberikan kontribusi kepada Indonesia," katanya.

4. Dibintani sineas berbakat Tanah Air

Pecah Rekor, Nobar Film Lafran KAHMI Jabar Tembus 1.700 PenontonLafran (dok. Jendela Seribu Sungai Film / Lafran)

Film LAFRAN yang dibintangi oleh Dimas Anggara merupakan karya hasil kerja sama KAHMI dengan Reborn Initiatives dan Radepa Studio. Film LAFRAN dibintangi deretan sineas Indonesia berbakat, yakni Dimas Anggara, Mathias Muchus, Ariyo Wahab, Lala Karmala, Alfie Alfandi, Ratna Riantiarno Farandika, hingga Nabil Lunggana

Film ini mengisahkan tentang sosok aktivis pemuda Islam, Lafran Pane. Lafran dikisahkan tumbuh menjadi pemberontak dan pindah-pindah sekolah, bahkan sempat menjadi petinju jalanan. Sementara abangnya, pujangga Sanusi Pane (Aryo Wahab), dan Armijn Pane (Alfie Afandi), mendorong Lafran agar energinya disalurkan dalam bentuk karya.

Dalam film ini juga dikisahkan sosok Lafran tumbuh menjadi pemberontak dan pindah-pindah sekolah, bahkan sempat menjadi petinju jalanan. Sementara abangnya, pujangga Sanusi Pane (Aryo Wahab), dan Armijn Pane (Alfie Afandi), mendorong Lafran agar energinya disalurkan dalam bentuk karya.

Saat pendudukan Jepang, Lafran sempat ditahan karena membela para peternak sapi. Ia kemudian dibebaskan setelah ayahnya menebus dengan menyerahkan bus Sibual-buali kepada tentara Jepang. Semasa kuliah di Yogyakarta, Lafran gelisah melihat kaum muslim terpelajar yang terlalu larut dalam pemikiran sekular, dan melupakan ibadah.

Lafran bersama teman-temannya lalu mendirikan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) pada 5 Februari 1947, yang kini menjadi organisasi kampus terbesar di Indonesia hingga saat ini banyak melahirkan tokoh pemimpin Indonesia.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya