Logistik Cekak, Bacaleg Milenial Putar Otak Rebut Suara di Pileg 2024

Modal pertemanan, blusukan hingga ikut arisan mamak-mamak

Bandung, IDN Times – Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif 2024 tinggal hitungan bulan. Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah mengeluarkan Daftar Calon Sementara (DCS) untuk para calon legislatif yang akan ikut bertarung dalam kontestasi 2024, mendatang.

Berdasarkan data KPU, sebanyak 9.919 calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota sudah ditetapkan untuk bisa mengikuti Pileg 2024. Para bacaleg ini tercatat sesuai nomor urut partai politik peserta pemilu, nama partai peserta pemilu, tanda gambar partai, nomor urut calon, foto diri, nama lengkap calon, jenis kelamin, dan kabupaten/kota tinggal calon.

Dari 9.919 bakal calon legislatif (bacaleg), ternyata banyak juga wajah baru yang berasal dari kalangan millennial dan Generasi Z (Gen-Z). Mereka berasal dari berbagai kalangan. Mulai dari juru parkir yang memiliki gagasan menarik hingga politisi muda yang menginginkan adanya perubahan untuk masa depan bangsa Indonesia lebih baik.

Tentunya, bagi bacaleg muda akan sulit bersaing dengan politisi senior dalam mendapatkan dukungan suara. Apalagi, bacaleg muda dengan minim pengalaman di politik dan tanpa modal keuangan yang kuat.

Tetapi, gagasan menarik mereka untuk demokrasi yang lebih baik perlu mendapatkan dukungan dari masyarakat atau pemilih.

"Terlibatlah, turut berkontribusilah di politik karena negara ini bisa hancur bukan hanya karena orang jahat tapi karena diamnya orang-orang baik. Jadi anak-anak muda yang merasa baik dan punya potensi, jangan antipolitik," begitulah kalimat yang dilontarkan calon anggota legislatif (caleg) DPR RI Daerah Pemilihan (Dapil) II Jabar TB Ardi Januar ketika berbincang dengan IDN Times.

Menurut dia, generasi muda harus ikut terlibat dalam dunia politik. Sebab, berbagai kebijakan publik yang menentukan hajat hidup orang banyak, ditentukan oleh keputusan politik.

"Teman-teman muda harus sadar bahwa hajat hidup hari ini soal harga bahan pokok soal biaya pendidikan, bahan bakar dan hari esok buat anak cucu kita itu ditentukan dari sikap-sikap politik," kata politisi Partai Gerindra yang akrab disapa Kang Tebe.

Karena itu, politik membutuhkan keterlibatan orang-orang baik. Dia menyarankan generasi muda agar tidak antipolitik namun ikut berkontribusi membangun negara dengan cara melek politik. Keputusan ini pulalah yang membuat dirinya memutuskan untuk terjun langsung ke dunia politik.

Lalu, bagaimana cara bacaleg millennial dan Gen-Z ini menjalankan strategi mereka dalam mendapatkan dukungan pemilih? IDN Times telah mencatat sejumlah cara unik bacaleg di berbagai provinsi untuk meraih dukungan suara dan menang di Pileg 2024, mendatang.

1. Kombinasikan cara konvensional dan kemajuan teknologi

Logistik Cekak, Bacaleg Milenial Putar Otak Rebut Suara di Pileg 2024IDN Times/Istimewa

Keputusan Kang Tebe terjun ke dunia politik dan menjadi wakil rakyat tentu tidak dihasilkan dalam sekejap. Butuh waktu 10 tahun bagi dia untuk berani mengambil risiko politik. Tentunya masukan dan saran dari para politisi senior yang memantapkan Kang Tebe maju di Pileg 2024.

Gagasan yang muncul untuk merebut hati rakyat, baginya tak perlu muluk-muluk, cukup menjadi mata dan mulut masyarakat di daerah. Sebab, menurutnya, fungsi anggota DPR cukup dua itu saja.

"Kalau ditanya apa visi misi, program yang ditawarkan, ya tidak ada. Tugas kita sebagai anggota DPR itu mampu membantu masyarakat agar keinginan mereka tercapai. Caranya, menjadi jembatan di tingkat pusat," kata Kang Tebe.

Dia menjelaskan, ada tiga tugas anggota DPR yakni pengawasan, legislasi, dan budgeting. Dalam hal pengawasan, kata dia, tentunya dilakukan sesuai dengan apa yang masyarakat inginkan.

"Secara legislasi, bagaimana saya merancang undang-undang yang pro kepada masyarakat. Secara budgeting bagaimana saya turut mengatur anggaran dan menyampaikan aspirasi yang bermanfaat buat masyarakat," ujar Kang Tebe.

Lalu bagaimana cara Kang Tebe mencari dukungan suara di daerah pemilihannya? Politisi Partai Gerindra ini tentunya sudah memiliki berbagai strategi. Selain memanfaatkan jejaring sosial dan kedekatan, dia mengaku juga pernah memberikan give away atau hadiah untuk konser musik Dewa19.

Menurut dia, cara mendekatkan diri dengan pemilih saat ini memang tidak bisa dengan cara konvensional semata. Butuh cara lain yang strategis agar bisa dikenal calon pemilihnya. Kombinasi cara konvensional dan kemajuan teknologi sangat diperlukan agar semua calon pemilih dari anak muda hingga orang tua mengenal sosoknya. Sebab, banyak caleg muda lain yang sekarang berselancar di media sosial dan mencari informasi di sana.

"Yang dapat kemarin puluhan. Dari sana saya ketemu orang baru yang bisa diajak diskusi dan sosialisasi. Ini juga jadi cara kita memperkenalkan diri kepada masyarakat," kata dia..

Kang Tebe yang sekarang maju di Dapil Bandung Barat dan Kabupaten Bandung ini pun berusaha tidak bermain politik uang selama kampanye. Maka ketika melakukan komunikasi pada masyarakat diutamakan adanya diskusi kecil sehingga informasi yang dihimpun bisa lebih fokus ketimbang membuat acara besar tapi obrolannya satu arah.

"Saya ingin agar pemilih ini tidak asal pilih caleg karena uang yang mereka terima, karena nantinya calon yang menang itu hasilnya tidak akan baik setelah terpilih dengan uang yang dikeluarkan," paparnya.

2. Jurus jitu anak mantan anggota dewan dan juru parkir lulusan SMK

Logistik Cekak, Bacaleg Milenial Putar Otak Rebut Suara di Pileg 2024IDN Times/Istimewa

Bacaleg lain untuk DPRD Kota Bandung untuk Dapil 2, M Bagja Jaya Wibawa (Wibi), mengatakan, pencarian suara oleh anak muda memang tidak mudah karena masih dianggap sebelah mata. Namun, ini menjadi tantangan baginya untuk meyakinkan bahwa anak muda pun bisa menjadi wakil rakyat dan menyuarakan kebutuhan masyarakat .

Dengan ilmu yang dimiliki, Wibi, sapaan akrabnya, optimistis bisa menjaring suara baik anak muda maupun orang tua. Untuk itu dia melakukan banyak pertemuan dengan masyarakat dalam kelompok kecil.

"Dalam sehari saya bisa datang ke delapan titik. Ini penting karena dapil yang lebih mengerucut di Bandung lebih mudah cari suara dengan pertemuan ini," kata dia.

Pemuda 22 tahun ini mengatakan, dalam pertemuan itu dia pun sering ikut kegiatan warga seperti mancing hingga senam. Dengan pertemuan tersebut banyak aspirasi masyarakat bisa diserap sebagai bekalnya ketika nanti terpilih sebagai anggota DPRD Kota Bandung.

Dia mengatakan, keinginan untuk masuk ke dunia politik pun sebenarnya bukan hal baru. Sebagai anak mantan anggota DPRD, Wibi sangat sering mengikuti ayahnya kampanye dan bertemu dengan masyarakat. Dari ayahnya pula, dia tahu bahwa ketika menjadi anggota legislatif bisa lebih banyak membantu masyarakat ketika mereka membutuhkan bantuan.

"Saat jadi DPRD ini kita kan bisa bantu lebih banyak orang. Peran kita ini penting kalau ada yang minta dibantu masalah kesehatan, pekerjaan, atau pendidikannya," kata dia.

Dengan latar belakang kuliah hukum, Wibi memastikan diri siap mengabdi pada masyasrakat ketika terpilih menjadi anggota legislatif.

Berbeda dari para bacaleg lainnya, nama Rusli Suryana, bacaleg DPRD Provinsi Jawa Barat juga memiliki harapan kuat untuk mengubah nasib masyarakat dari kalangan bawah. Status sosial dirinya yang menjadi juru parkir di Kota Cimahi adalah semangat Rusli untuk maju menjadi wakil rakyat di DPRD Jabar.

Pria berusia 43 tahun ini maju dari Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) untuk daerah pemilihan (dapil) Jawa Barat 1 yang meliputi Kota Cimahi dan Kota Bandung. Namanya lolos dan sudah ditetapkan dalam daftar calon sementara (DCS) DPRD Provinsi Jawa Barat oleh KPU.

Rusli mengaku, tidak mengumbar janji-janji karena menurutnya masyarakat kini sudah tidak percaya dengan janji manis politikus. Dia hanya hanya bermodalkan nekat untuk maju sebagai caleg di Pileg 2024. Ia baru pertama kali maju di pileg meskipun sudah mengenal dunia politik sejak 2004, lalu. Meskipun hanya lulusan sekolah kejuruan dan tanpa modal keuangan kuat, Rusli memiliki mimpi besar untuk mengubah nasib masyarakat ekonomi bawah.

"Saya modal nekat saja, punya kemauan. Karena kalau modal materi saya tidak punya. Tapi, kalau ditakdirkan saya  menjadi wakil rakyat, saya akan bekerja sebaik mungkin. Saya punya keinginan membangun rumah singgah untuk lansia, gelandangan dan sebagainya," ujar Rusli.

3. Manfaatkan kekuatan sosial, cara Fachrikal caleg DPRD Bandar Lampung raih suara

Logistik Cekak, Bacaleg Milenial Putar Otak Rebut Suara di Pileg 2024Muhammad Fachrikal, caleg PDI Perjuangan Dapil Kota Bandar Lampung 2 nomor urut 7. (IDN Times/Istimewa).

Politik adalah uang. Stigma ini sepertinya tidak berlaku bagi Muhammad Fachrikal (26), bakal calon legislatif (Caleg) dari PDI Perjuangan dari daerah pemilihan (Dapil) Kota Bandar Lampung 2 meliputi Enggal, Tanjungkarang Pusat, Tanjungkarang Barat dan Tanjungkarang Timur.

Bagi Fachri, sapaan akrabnya, keputusan maju Pileg 2024 bukan mimpi di siang bolong. Apalagi, langkahnya maju tanpa didukung dengan modal keuangan kuat. Anggota Satuan Tugas (Satgas) Cakra Buana DPD PDI Perjuangan Provinsi Lampung ini mengaku berkeinginan kuat mengakomodir hingga memperjuangkan kebijakan-kebijakan bersifat pro terhadap masyarakat.

Kepentingan politik ini diyakini bukan sebatas ajang 5 tahunan sekali, melainkan keterpilihannya nanti disebut sebagai alat memperpanjang tali silahturahmi untuk dapat membantu masyarakat, khususnya di dapil Kota Bandar Lampung 2.

"Saya ingin menggelorakan semangat politisi muda PDI Perjuangan ke tengah-tengah masyarakat. Saya ingin memperjuangkan hak-hak rakyat di dapil sekalipun di waktu mendesak, maka saya akan siap membantu," ujar dia.

Karena itu, sebagaimana instruksi Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Bandar Lampung Wiyadi, Fachri optimistis partainya di dapil tersebut bisa menduduki lebih dari satu kursi legislatif. "Incumbent dapil Pileg sebelumnya ada 1 kursi, 2024 ini PDIP menargetkan 2 atau 3 kursi di dapil," tambahnya.

Tanpa modal keuangan kuat, Fachri mengaku, kedekatan sosial dengan datang langsung ke masyarakat dan mensosialisasikan diri ke tengah-tengah konstituen menjadi langkah yang manjur dilakukan. Menurutnya, terjun langsung melakukan aksi sosial masyarakat seperti gotong-royong hingga bersih-bersih mushola merupakan salah satu cara mendekatkan diri kepada calon pemilih.

Keterlibatannya itu diharapkan mampu memberikan nilai kepribadian terhadap dirinya, serta bisa memantik perhatian para pemegang hak suara di dapil setempat.

"Pastinya tak lupa, saya juga mengenalkan diri dan partai yang berniat untuk ikut Pileg mendatang. Saya juga banyak mendekatkan diri kepada berbagai kelompok usia masyarakat dari remaja, dewasa, sampai yang tua-tua," ungkapnya.

Di mata Fachri, para caleg memilih turun dekat dan menyapa masyarakat jauh lebih penting, dibandingkan sekadar mengedepankan pemberian logistik demi memperoleh simpati pemilih. "Tanpa logistik bukan berarti menghalangi saya dekat dengan warga, tinggal bagaimana pribadi saya bisa meyakinkan mereka," lanjut dia.

Selain menyambangi masyarakat, pemanfaatan media sosial (medsos) menjadi senjata utama sebagai tempat mensosialisasikan hingga mengampayekan diri. Kata Fachri, tanpa mengeluarkan biaya ekstra, berbagai platform medsos mulai dari Instagram hingga TikTok memiliki jangkauan amat luas.

Tren penggunaan medsos dikatakan mampu menembus berbagai lapisan masyarakat hingga bisa memberitahu banyak orang terkait pencalonan dirinya.

"Jejaring media sosial bisa menjangkau masyarakat luas, bukan cuma di dapil, tapi bisa memberitahu orang-orang di luar sekitar dan jangkauan saya. Jelas, ini sangat membantu dan bisa dibilang tanpa makan biaya banyak," tandas Fachri.

4. Bacaleg Gen-Z Kota Tangerang pilih gelar e-sport

Logistik Cekak, Bacaleg Milenial Putar Otak Rebut Suara di Pileg 2024Fico Acchedya Wijaya (IDN Times/Dok. pribadi)

Sama dengan bacaleg lainnya, strategi dalam mencari calon suara pemilih menjadi tujuan utama saat ini. Banyak cara yang dilakukan bacaleg muda untuk memenuhi hal itu. Persoalan minimnya modal keuangan menjadi faktor agar para bacaleg memutar otak untuk mencari cara mendapatkan dukungan.

Fico Acchedya Wijaya, bacaleg DPRD Kota Tangerang dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) memiliki target untuk menggaet suara millennial dan Gen-Z di dapilnya. Bacaleg berusia 22 tahun dari Dapil Kecamatan Cipondoh dan Kecamatan Pinang yakin dapat mengambil banyak suara dari 50 persen millennial yang terdaftar sebagai pemilih di Kota Tangerang dengan cara menggelar e-sport.

Menurut dia, menggelar e-sport akan menjadi salah satu strategi untuk mendapatkan dukungan dari calon pemilih millennial dan Gen-Z di Kota Tangerang. Sebab, kegiatan-kegiatan e-sport merupakan salah satu cabang olahraga yang memiliki banyak peminat dari anak-anak muda.

Meskipun, kata dia, sosialisasi dengan melakukan cara konvensional dan strategi lain akan tetap dilakukan untuk mencari suara. "Cara yang konvensional dan strategi-strategi lain untuk mencari suara tetap akan dilakukan. Konvensional dalam arti, saya akan tetap menggunakan alat peraga kampanye seperti spanduk. Tetapi, kegiatan yang sedang digandrungi anak muda juga akan dilakukan," kata dia.

Fico menjelaskan, maju sebagai wakil rakyat di Kota Tangerang tentunya akan memperjuangkan persoalan pendidikan yang hingga saat ini masih belum merata. Persoalan bangunan dan ruang kelas baru tingkat sekolah menengah pertama (SMP) yang masih kurang akan terus didorong dan diperjuangkan jika terpilih nanti.

"Selain itu, persoalan zonasi karena kurangnya sekolah di daerah tertuntu juga akan diperjuangkan," kata Fico.

Dia mengatakan, keinginannya maju dalam pemilihan legislatif karena ingin memberikan nuansa yang berbeda dalam perpolitikan. Salah satunya, bahwa anak muda juga mampu untuk memimpin dan berkontribusi nyata bagi Kota Tangerang.

"Di samping itu, saya juga sangat senang untuk bisa melayani masyarakat Kota Tangerang dengan sangat baik dan siap hadir kerja untuk rakyat, karena saya sudah diberikan kesempatan dan kepercayaan oleh Partai Solidaritas Indonesia untuk dapat ikut serta dalam pemilihan legislatif, tanpa mahar dan embel-embel lain," ujar dia.

5. Ada juga yang blusukan hingga andalkan teman

Logistik Cekak, Bacaleg Milenial Putar Otak Rebut Suara di Pileg 2024IDN Times/Istimewa

Gina Mardiana yang sekarang menjabat Sekretaris DPD PSI Kota Bandung juga punya cara unik dalam menggaet suara anak muda. Salah satunya dengan menggelar kompetisi game online termasuk playstation (PS).

Setiap peserta yang ikut harus membawa sebuah telur mentah, di mana nantinya pemenang dalam kompetisi ini tidak akan mengambil semua telur tersebut, tapi menyumbangkannya pada keluarga membutuhkan sebagai upaya mengentaskan persoalan stunting di Kota Bandung.

"Hasil kompetisi ini dibawa ke Posyandu untuk dijadikan bantuan pengentasan stunting. Ini jadi program upaya anak muda untuk kesehatan bayi dan ibunya," kata Gina ketika berbincang dengan IDN Times, Jumat (22/9/2023).

Wanita 29 tahun ini menyebutkan, tahun depan merupakan kali kedua dia maju dalam pemilihan umum. Lima tahun lalu Gina maju dari PSI untuk perebutan kursi di DPRD Kota Bandung, tapi gagal lolos. Meski demikian hal itu tak membuatnya urung hati. Gina justru mencoba peruntungannya kembali dengan program yang lebih matang.

"Sebagai perempuan saya fokus pada perempuan juga, anak kecil, dan Gen Z. Tiga program ini yang kita perjuangkan agar mereka mendapat apa yang dbutuhkan," papar Gina.

Maju di daerah pemilihan (dapil) 3 Kota Bandung, yaitu Kecamatan Ujung Berung, Cibiru, Arcamanik, Mandalajati, dan Antapani, Gina merasa bahwa dapil ini cukup berat dengan banyak saingan anggota legislatif sebelumnya.

Untuk mencari suara anak muda, Gina pun sekarang membentuk tim dari kalangan Gen-Z berangotakan tujuh orang. Dari ketujuh orang ini terdapat kegiatan yang kemudian bersentuhan langsung dengan anak muda lainnya.

"Kita tidak ingin ada politik uang, itu ga bagus. Makanya kita lebih banyak berkegiatan pada program yang memang dirasakan langsung oleh masyarakat," kata dia.

Sementara itu, Bacaleg dari Nusa Tenggata Barat (NTB), Faisal Haris akan menargetkan  2.500 suara pemilih dari 23 desa di Kecamatan Kopang dan Janapria, Lombok Tengah. Dirinya optimistis bisa duduk di parlemen pada 2024, mendatang dengan terus blusukan mendatangi masyarakat di dapil 2 Kopang-Janapria.

Kegiatan ini dilakukan Faisal mengingat dirinya tidak memiliki cukup uang untuk melakukan bagi-bagi logistik kepada pemilihnya. Anak muda asal Kecamatan Kopang mantap memutuskan maju dalam Pileg 2024 karena memiliki jejaring sosial kuat di masyarakat. 

"Jadi tidak ada secara kalkulasi berapa jumlahnya terkait modal yang saya siapkan. Saya ini maju dengan modal jejaring sosial. Ketika kita datangi warga ke rumahnya, mereka sangat senang. Warga merasa ada kebanggaan ketika kita langsung mengunjungi dia ketimbang kita yang undang mereka," kata Faisal saat berbincang dengan IDN Times di Mataram, Jumat (22/9/2023) malam.

Dengan menyapa masyarakat secara door to door, Faisal juga mengaku, terus memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai bahaya politik uang. Karena setiap perhelatan pesta demokrasi, masih diwarnai money politics.

"Karena saya berlatarbelakang orang yang berorganisasi saya mencoba melakukan edukasi kepada masyarakat. Mungkin kita tak bisa mengubah 100 persen tapi 50 persen. Kita kasih pemahaman tentang bahaya politik uang," terang Faisal.

Sama dengan bacaleg lain, Faisal yang merupakan kader dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) juga menggunakan media sosial untuk menyoaialisasikan diri ke masyarakat. Dia membagikan nama akun Facebook, Semeton Faisal, Sahabat Faisal dan Relawan Faisal kepada masyarakat untuk bisa lebih dikenal.

Di Kalimantan, banyak caleg dari kalangan millennial dan Gen-Z yang mampu membuktikan maju dalam Pileg 2024. Seperti bacaleg dari Banjarmasin Kalimantan Selatan (Kalsel) ini. Mereka tetap maju di Pileg 2024 untuk memperjuangkan hak masyarakat meskipun dengan modal seadanya.

Caleg Partai Demokrat, M Syahreza (33) tidak menampik jika biaya politik untuk maju sebagai bacaleg tidak sedikit. Setidaknya biaya promosi akan tetap diperlukan untuk mengenalkan diri kepada calon pemilih. Dirinya bahkan merasa minder jika melihat kondisi keuangan untuk ongkos politik.

Namun, kondisi itu tidak membuat bacaleg dari Dapil Banjarmasin Utara ini patah semangat. Syahreza terus memperjuangkan suara masyarakat setelah mendapatkan dukungan dan bantuan dari rekan dan kerabat dekatnya. Dia mengaku terbantu setelah teman dan kerabat memberikan bantuan untuk membuatkan alat peraga.

"Saya tak menampik bahwa caleg perlu modal, tapi saya beruntung banyak teman yang mendukung seperti membuatkan spanduk, poster dan bahkan baliho. Karena dukungan itu saya semakin semangat untuk maju membangun kota Banjarmasin," katanya.

Caleg DPRD Kalimantan Selata, Endani dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sepertinya tidak peduli berapa besar biaya politik yang harus dikeluarkan jelang Pileg 2024. Menurut dia, biaya berpolitik itu mau tidak mau harus dikeluarkan. Namun, berapa besar ongkos politik yang diperlukan tentu bagaimana cara mengatasinya.

Sebab, kata dia, untuk sekali melakukan kunjungan ke masyarakat perlu merogoh isi kantong yang jumlahnya tentu tak sedikit. Misalnya, setiap mengumpulkan warga paling sedikit Rp15 ribu per orangnya untuk konsumsi. Itu dikalikan jumlah berapa yang hadir.

"Artinya, mau tidak mau kita harus mengeluarkan dana. Hanya saja tergantung cara kita, kalau kita sampaikan bahwa biaya berpolitik itu variasi," katanya.

Namun, bacaleg berusia 35 tahun dari dapil Dapil Banjarmasin ini mengatakan, perjuangannya untuk tetap maju dan terpilih menjadi wakil rakyat perlu mendapatkan dukungan dari masyarakat khususnya millennial dan Gen-Z. Sebab, sudah saatnya suara millennials adalah suara yang harus terwakilkan di parlemen nanti.

Karena itu, dia akan terus memberikan edukasi kepada calon pemilih terutama anak muda untuk ikut terlibat langsung dalam kebijakan parlemen DPRD Kalsel.

"Bagaimana suara kita bisa langsung didengar, dengan masuk di parlemen maka buah pemikiran dari yang muda bisa langsung tersampaikan. Karena kita sudah terlibat di dalamnya, ini dorongan kami," katanya.

6. Daftar aplikasi dating hingga ikut arisan mamak-mamak

Logistik Cekak, Bacaleg Milenial Putar Otak Rebut Suara di Pileg 2024Dating apps yang digunakan Tri Wahyudi untuk kampanye . (Twitter/@advltswiim)

Berbagai cara tentu saja dilakukan caleg untuk menang dalam Pileg 2024. Seperti yang dilakukan Tri Wahyudi. Kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) berusia 24 tahun dari Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur ini tidak pernah kehilangan akal untuk mempromosikan dirinya kepada masyarakat pemilih. Strategi promosinya cukup unik yakni memperkenalkan diri melalui aplikasi dating 'Bumble'.

Bagi Tri Wahyudi usaha keras memang tidak pernah membohongi hasil. Kerja keras untuk mempromosikan diri sebagai caleg DPRD Kabupaten Pasuruan dengan memanfaatkan aplikasi dating itu sukses dan viral. Sebuah akun @advltswiim sempat menggunggah tangkapan layar akun milik Wahyu di Bumble.

Terlihat pada gambar tersebut Wahyu menuliskan kalau tidak sedang mencari pasangan, ia memperkenalkan diri sebagai caleg DPRD Kabupaten Pasuruan Daerah Pilih (Dapil) 6 wilayah Pandaan, Prigen, dan Sukorejo. Unggahan tersebut bahkan telah ditonton 1,8 juta kali, 30 ribu like, 8.442 retweet, dan 2.348 reply.

"Mungkin yang lain ada yang TikTok-nya viral, kemudian ada yang akun Instagram-nya bagus. Tapi sejujurnya saya gak punya tim media sosial sendiri, semuanya saya kerjakan sendiri. Mungkin baru seminggu yang lalu ada teman saya yang membantu mengedit video," kata dia.

Kepada IDN Times, Wahyu mengaku, berkampanye dengan memanfaatkan media sosial atau aplikasi dating seperti Tinder dan Bumble sudah terpikirkan sejak 2019, lalu. Menurut dia, aplikasi Bumble memiliki kemampuan layaknya media massa sekaligus media engineering. Aplikasi ini memiliki kemampuan untuk mendeteksi dan menjangkau orang-orang meskipun memiliki jarak yang jauh.

Pemilihan aplikasi dating sebagai alat promosi diri ini tentunya dari persoalan mahalnya biaya kampanye yang harus disiapkan. Wahyu merasa tidak bisa bersaing dengan caleg-caleg lain yang mampu memasang baliho-baliho besar. Saat ini, dirinya hanya mengeluarkan biaya Rp150 ribu untuk berlangganan aplikasi premium selama 6 bulan. Ia bahkan baru membuat akun pada tanggal 9 September 2023 saat nongkrong bersama teman-temannya. Setelah mendapatkan masukan dari kawan-kawannya, ia membuat akun Bumble saat itu juga di warung kopi.

"Selain itu, karena saya juga yang paling muda di Dapil 6 sehingga market saya juga pemilih-pemilih muda. Jadi saya memang gencar melakukan kampanye di media sosial. Karena dari Bumble itu juga saya mendapatkan beberapa teman lawan jenis yang match. Saya tidak mencari pasangan, tapi saya meminta dukungan, dan mereka mendukung," ujarnya.

Di Kota Semarang, caleg dari Partai Amanat Nasional (PAN) Finna Sepptiany Putri juga berusaha dengan cara cukup menarik untuk mendapatkan suara. Kader PAN berusia 22 tahun dari pasangan Wenny Rubianti dan Fitri ini dibantu sang ibu untuk mendapatkan suara dengan mendatangi perkumpulan perempuan hingga masuk dalam kegiatan arisan di wilayah dapilnya.

"Selain terjun langsung ke masyarakat sebagai kader dan relawan, konten sosial media juga akan dibuat semenarik mungkin. Selain itu, memanfaatkan jejaring mama yang aktif di arisan," kata dia.

Sementara anak muda dan caleg DPRD Sumut dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Yudha Lesmana Pohan, bertekad membawa isu-isu pelestarian alam, lingkungan, konservasi hingga ekowisata ke meja wakil rakyat jika terpilih nanti. Ia memiliki gagasan kritis soal pengelolaan lingkungan, hutan, ekowisata, dan konservasi.

Dia bukan pengusaha, bukan dari keluarga politisi, dan juga bukan orang yang sudah lama bergelut di dunia politik. Tetapi, gagasannya ini patut mendapatkan dukungan suara dari pemilihnya di Dapil Sumut 7. Yudha harus mencari dukungan suara di Dapil 7 yang mencakup wilayah Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Padang Lawas, Padang Lawas Utara, dan Padang Sidempuan.

Kenapa terjun ke politik? Alasannya, karena isu-isu kehutanan dan lingkungan saat ini tidak ada yang menyuarakan di gedung dewan. Sebagai sarjana kehutanan dan magister kehutanan, dia mengerti betul bagaimana masyarakat tani hutan mengelola hutan sebagai penopang hidupnya.

"Masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari hutan, sudah menjadi tradisi mata pencarian yang tidak bisa dipisahkan. Banyak sekali orang tua menyekolahkan anak-anaknya yang pendapatannya berasal dari hasil panen durian, coklat, salak, petai, aren dan sebagainya," ujar Yudha pada IDN Times, Sabtu (23/9/2023).

Karena itu, ia menilai kampanye di pedesaan sangat berbeda dengan di perkotaan. Penggabungan cara konvensional, media sosial, bertatap muka dengan masyarakat, ikut kegiatan sosial, merupakan sesuatu yang menjadi andalan saat ini dalam berpolitik.

Mengajak anak-anak muda Tabagsel untuk berpartisipasi dalam #solidaritastabagsel yang peka akan lingkungan di sekitarnya merupakan salah satu strategi kampanye Yudha. Sebab ia menganggap jika anak-anak muda Tabagsel adalah kekuatan bagi pembangunan Tabagsel ke depan agar pemerataan pembangunan dapat sampai di wilayah tersebut.

"Tentu sangat yakin dengan strategi itu. Di mana strategi itu dapat tersampaikan informasinya kepada masyarakat. Hal yang menjadi masalah masyarakat desa adalah 'informasi'. Memaksimalkan anak-anak muda di Tabagsel saat ini yang masih minim dengan sentuhan karena dianggap tidak mengerti," kata dia.

Pada kenyataannya, dia menambahkan, banyak sekali tokoh-tokoh dari Tabagsel dari zaman dahulu sampai dengan sekarang. Oleh karenanya, mengembalikan 'ruh' kepintaran dan kekritisan anak-anak muda Tabagsel memang perlu diasah kembali agar lebih terbiasa dan peka terhadap masalah yang ada saat ini.

Logistik Cekak, Bacaleg Milenial Putar Otak Rebut Suara di Pileg 2024Foto Yudha Pohan saat bersama dengan gajah (Instagram.com/yudhapohan)

Penulis: Debbie Sutrisno, Bangkit Rizki, Tama Wiguna, Muhammad Iqbal, Muhammad Nasir, Hamdani, Rizal Adhi Pratama, Eko Agus Herianto, Anggun Puspitoningrum.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya