Jorok! 35,5 Ton Tinja Warga Bandung Masih Dibuang ke Citarum Tiap Hari

Bandung punya predikat kota terkotor di Jabar

Bandung, IDN Times - Kota Bandung yang memiliki Indeks Prestasi Manusia (IPM) tertinggi di Jabar, ternyata tidak sebanding lurus dengan tingkat kepedulian lingkungan dan kebersihan. Berdasarkan hasil survei, Bandung menduduki peringkat ke-4 dengan predikat kota terkotor di Jabar.

Ketua Harian Forum Bandung Sehat Umi Siti Muntamah M Danial yang juga istri dari Wali Kota Bandung Oded M Danial mengatakan, salah satu penyebab Bandung menjadi kota terkotor di Jabar adalah karena masih banyak masyarakat yang belum memiliki septictank sendiri.

Menurut dia, tidak adanya septi tank yang dibangun warga, membuat tinja dari penduduk Bandung terus mengalir dan mengotori Sungai Citarum sebanyak 25,5 ton tiap harinya.

"Ini sangat memprihatinkan mengingat IPM Kota Bandung cukup tinggi, namun menyandang kota terkotor di Jawa Barat. Mayoritas penduduk Kota Bandung membuang kotoran ke sungai dan selokan, buka ke septictank," ujar Umi Oded Siti Muntamah di Balai Kota Bandung, Jumat(13/9).

1. Menghambat program Citarum Harum

Jorok! 35,5 Ton Tinja Warga Bandung Masih Dibuang ke Citarum Tiap Harihexapolis.com

Umi mengungkapkan, persoalan itu baru diketahui setelah dirinya menjabat sebagai Ketua Forum Bandung Sehat (FBS). Menurut Umi, persoalan kotoran manusia yang dibuang ke sungai atau selokan ini diprediksi sudah terjadi sejak belasan hingga puluhan tahun lalu.

"Bagaimana kita bisa mewujudkan Citarum Harum kalau kita sendiri menjadi penyebab Sungai Citarum Kotor. Kita tidak akan bisa membersihkan Sungai Citarum, jika tidak menyelesaikan masalah dari pangkalnya," ujar dia.

2. Bakal jadi perhatian serius FBS dan Pemkot Bandung

Jorok! 35,5 Ton Tinja Warga Bandung Masih Dibuang ke Citarum Tiap HariIDN Times/Yogi Pasha

Umi menyebutkan, persoalan ini bakal menjadi program prioritas Forum Bandung Sehat dan Pemerintah Kota Bandung. Sebab, masyarakat Bandung yang dikenal dengan pendidikan tinggi, IPM terbaik, dan bahagia. Ternyata memiliki persoalan dari sisi kebersihan.

Karena itu, untuk mengatasi masalah tersebut FSB bersama Pemkot Bandung bakal berkolaborasi untuk membangun septictank komunal ramah lingkungan di setiap wilayah. Targetnya, hingga 2020 mendatang, tidak ada lagi kotoran manusia yang terbuang ke selokan dan sungai.

3. Hanya 6 dari 155 kelurahan di Kota Bandung, warganya sudah punya septitank sendiri

Jorok! 35,5 Ton Tinja Warga Bandung Masih Dibuang ke Citarum Tiap HariIDN Times/Yogi Pasha

Umi menyebutkan, masih minimnya septictank sendiri yang dibangun warga mengakibatkan setiap hari Kota Badung menyumbangkan 25,5 ton tinja yang dibuang ke Sungai Citarum. Kondisi itu, kata Umi, karena minimnya warga yang memiliki septictank sendiri.

Berdasarkan catatan FBS di lapangan, saat ini, baru 6 dari 151 kelurahan di Kota Bandung yang warganya memiliki jamban sehat lengkap dengan septitank sendiri. Sementara, sisanya, jambannya tidak memiliki septictank sehingga kotoran manusia itu mengalir ke selokan dan berakhir di sungai.

"Mereka punya kloset atau kamar mandi. Tapi, kotorannya tidak ditampung di septictank. Dibuang ke selokan atau sungai," kata dia.

"kita harus bekerja sama dengan kelurahan untuk bisa membuat jamban sehat di setiap kelurahan," tambah Umi.

4. Bakal bangun septictank komunal di tiap wilayah

Jorok! 35,5 Ton Tinja Warga Bandung Masih Dibuang ke Citarum Tiap HariIDN Times/Yogi Pasha

Persoalan kebersihan itu, Kata Umi, FBS dibantu dengan LPM dan kewilayahan akan segera membangun septictank komunal di tiap kelurahan. Pembangunan itu direncanakan akan dimulai Oktober nanti. 

Saat ini, kata dia, petugas dilapangan masih melakukan pemetaan untuk mencari titik pembangunan septictank komunal yang terintegrasi ke rumah warga. Sehingga, persoalan tinja yang dibuang ke selokan dan sungai bisa diatasi.

"Rencananya, pada Oktober nanti, hasil pemetaan sudah ada. Jadi, di akhir tahun ini, kami menargetkan, 2 atau 3 septictank terbangun di setiap kecamatan," bebernya.

Umi berharap, seluruh pihak, mulai warga hingga pemangku kebijakan bisa bekerja sama untuk mewujudkan Bandung menjadi 100 persen ODF (open election free) atau bebas buang air besar sembarangan pada 2020.

"Tidak ada alasan untuk menghambat ODF di 2020. Itulah gunanya pemetaan. Untuk mengetahui di suatu wilayah, di mana ada lahan yang memungkinkan. Jika tidak tersedia lahan, maka bisa menggunakan lahan fasos," ungkap dia.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya