Dedi Mulyadi Usulkan Desentralisasi Pengelolaan Energi Listrik 

Diperlukan perubahan sistemasi pengelolaan baru

Bandung, IDN Times - Pemadaman listrik secara massal dari mulai Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat hingga sebagian Jawa Tengah menimbulkan polemik dan kerugian bagi masyarakat dan sejumlah industri.

Ketua DPD Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi mengusulkan, sebagai upaya antisipasi terjadinya kasus serupa maka diperlukan adanya perubahan sistemasi pengelolaan dengan disentralisasi. Dengan pola disentralisasi maka pengelola listrik nasional yaitu Perusahaan Listrik Nasional (PLN) tidak kelabakan menanggulangi masalah seperti yang pada Minggu (4/8) lalu.

1. Listrik masih dikelola PLN

Dedi Mulyadi Usulkan Desentralisasi Pengelolaan Energi Listrik IDN Times/Helmi Shemi

Dedi menjelaskan, problematika pengelolaan listrik saat ini masih berasal dari pengelolaan listrik sejak zaman orde baru. Listrik hanya dikelola oleh PLN. Seluruh sumber energi tidak bisa menjual langsung kepada masyarakat. Semuanya harus dijual melalui PLN.

Tentu saja menurut Dedi, cara ini telah menciptakan rangkaian yang panjang dalam metode pengelolaan energi listrik. "Kadang, pikiran kita yang awam menjadi bingung," ujarnya.

Dedi menambahkan, seharusnya semua pihak berpikir bagaimana pengelolaan listrik ke depan, jangan berkutat dalam kondisi ke depan.

"Kita marah ketika listrik padam dan ketika berhasil menyala kembali, kita tak ingat lagi," tuturnya.

2. Di Jabar banyak pembangkit tenaga listrik

Dedi Mulyadi Usulkan Desentralisasi Pengelolaan Energi Listrik IDN Times/Yogi Pasha

Dedi mengatakan, ada beberapa potensi di Jawa Barat yang menjadi pembangkit tenaga listrik. Misalnya di Jatiluhur, Cirata, dan Saguling yang menghasilkan listrik. Namun, seluruh energi yang dihasilkan ditampung terlebih dahulu di PLN.

"Itu ada di Jawa Barat namun di tampung di PLN. Ketika satu kutub mati jadi semua mati terdampak, saya ini menjadi bingung," kata Dedi, saat dihubungi Selasa (6/8).

Lebih lanjut kata Dedi, sistematis pengelolaan listrik bisa di maksimal dengan potensi yang ada di sekitar, artinya potensi tenaga listrik dari sungai kecil atau embung yang ada di sekitar lingkungan atau suatu daerah bisa dialiri listrik ke rumah yang ada di sekitar daerah tersebut dengan cara mandiri.

"Sementara listrik yang menerangi Purwakarta, Cianjur dan Bandung Barat misalnya bisa jadi tak ada kaitannya dengan pembangkit listrik yang dekat dengan rumahnya. Itulah sentralisasi pengelolaan ketenagalistrikan. Ketika satu kutub mati, semuanya terguncang," ucapnya.

Kendati demikian Dedi menjelaskan, sungai besar dapat digunakan untuk produksi listrik skala besar. Kerusakan pada satu instalasi tempat tidak akan berdampak pada tempat yang lainnya, karena mereka dialiri dan dihidupi dari seluruh energi yang ada di lingkungannya.

"Dapat dipastikan kita mendapatkan listrik yang murah dan tidak mengalami gangguan masal. Karena setiap daerah mengelola sistem kelistrikannya sendiri sesuai dengan sumber daya listrik di wilayahnya," ucap dia.

3. PLN pastikan tidak ada pemadaman

Dedi Mulyadi Usulkan Desentralisasi Pengelolaan Energi Listrik IDN Times/Dhana Kencana

PT PLN memastikan jaringan listrik di Jawa Barat hari ini normal atau tidak ada gangguan. Sistem kelistrikan sudah stabil pascapadam listrik pada Minggu (4/8).

"Sistem sudah normal dan kami akan terus menjaga kestabilan sistem ini," kata Plt Dirut PLN Sripeni Inten Cahyani melalui rilis yang diterima IDN Times, Selasa (6/8). 

Bukan hanya Jawa Barat, sistem listrik wilayah Jakarta dan Banten juga aman. PLN telah menormalkan kembali seluruh sistem kelistrikan 

"Hingga pagi ini pembangkit yang sudah masuk sistem sebesar 12.378 MW. Dengan 23 GITET telah beroperasi," kata Executive Vice President Corporate Communication & CSR PLN I Made Suprateka.

Dia menjelaskan, untuk pemulihan beban padam Jakarta pukul 17.50 WIB, Banten pukul 21.20 WIB, dan Jawa Barat pukul 23.27 WIB, Senin (5/8) kemarin.

"Beban puncak listrik hari ini di DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat sebesar 13.674 MW dengan daya mampu total 15.378 MW. Sistem sudah normal dan kami akan terus menjaga kestabilan sistem ini," pungkas I Made Suprateka.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya