Anggota DPR Ini Minta Lembaga Penyiaran Bredel Saipul Jamil

Glorifikasi terpidana pedofil Saipul Jamil di nilai bahaya

Bandung, IDN Times - Pedangdut Saipul Jamil bebas murni pada Kamis 2 September 2021 dari Lapas Cipinang setelah menjalani masa hukuman delapan tahun penjara atas dua perkara yang salah satunya kasus pencabulan. Namun, bebasnya pesohor ini jadi sorotan karena disambut meriah hingga masuk televisi yang memicu sentimen sosial, glorifikasi dan bahaya normalisasi kekerasan seksual.

Anggota Komisi 1 DPR RI dari Fraksi NasDem, Muhammad Farhan menekankan semua pihak untuk tidak memberikan apresiasi atas bebasnya mantan terpidana kasus pelecehan itu. Pihaknya meminta publik figur, media jangan memeriahkan bebasnya Saipul Jamil.

"Tekanan masyarakat untuk boikot SJ (Saipul Jamil) lebih efektif dan lebih didengar oleh televisi nasional, daripada himbauan KPI. Maka saya ajak masyarakat untuk lakukan kontrol sosial dan tekanan publik kepada televisi Nasional yang mengabaikan tanggung jawab sosialnya," tegas Farhan dalam keterangan persnya, Senin 6 September 2021.

1. Meminta KPI melakukan kontrol penanyangan media

Anggota DPR Ini Minta Lembaga Penyiaran Bredel Saipul JamilIDN Times/Istimewa

Menurutnya, kemeriahan yang terjadi saat bebasnya Saipul hingga yang bersangkutan hadir dalam sebuah program tv harus jadi pelajaran.

"Saya sangat prihatin atas euforia pembebasan SJ yang merupakan pelaku pedophilia, bahkan disorot di media seperti 'dielu-elukan', sementara itu tidak ada satupun yang berusaha menengok kondisi pasca trauma sang korban," katanya.

"Saya sudah minta kepada KPI Pusat untuk meminta semua lembaga penyiaran Nasional tidak menayangkan apalagi mengikat kontrak kerja dengan SJ yang merupakan pelaku pedofilia," tambahnya.

KPI, menurutnya, harus bergerak cepat ketika bebasnya Saipul Jamil. "KPI sudah seharusnya tanggap dan tegas terhadap penayangan yang melakukan glorifikasi terhadap pelaku pedofilia. Maka media penyiaran Nasional memiliki tanggung jawab sosial untuk memastikan bahwa tayangan mereka tidak 'menormalkan' pelaku pedofilia," terangnya.

2. Ajakan boikot lebih efektif dan didengar publik

Anggota DPR Ini Minta Lembaga Penyiaran Bredel Saipul JamilGoogle

Farhan menyebutkan, adanya ajakan boikot SJ dari masyarakat layak disambut positif dan didukung. Sikap ini menunjukan bahwa sebagian masyarakat sudah menunjukan kesadaran dan keberpihakan kepada upaya menegakan keadilan dalam kasus - kasus kekerasan atau pelecehan seksual.

Sebelumnya, Petisi berisi ajakan untuk memboikot Saipul Jamil dari televisi kini sudah hampir mencapai 300 ribu tandatangan. Petisi yang ditujukan kepada Komisi Penyiaran Indonesia itu tepatnya sudah mencapai lebih dari 283.963 tanda tangan.

Sejak dinyatakan bebas, Saipul Jamil memang menjadi sorotan. Bukan hanya karena penyambutan luar biasa dan gaya parlentenya naik mobil porsche, tapi karena banyaknya tawaran pekerjaan untuk pedangdut berusia 41 tahun itu kembali ke layar kaca.

3. Fenomena SJ jadi pemicu mempercepat pengesahan RUU Tindak Pidana Kekerasan Seksual

Anggota DPR Ini Minta Lembaga Penyiaran Bredel Saipul JamilIlustrasi kekerasan (IDN Times/Sukma Shakti)

Farhan memastikan, fenomena Saipul Jamil jadi pemicu DPR untuk mempercepat pengesahan RUU Tindak Pidana Kekerasan Seksual.

"Saatnya kita menguatkan dukungan kuat untuk memberlakukan dengan segera yang mengatur upaya pencegahan, penanggulangan, penindasan, pembinaan dan rehabilitasi kasus pelecehan dan kekerasan seksual," terangnya.

Baca Juga: KPI Minta Semua TV Tak Rayakan Kebebasan Saipul Jamil, Tidak Patut!

Baca Juga: Komisioner KPAI: Tidak Usah Tonton Saipul Jamil, Boikot!

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya