Tunggu Hasil Lab, Dinkes Cirebon Batasi Kontak Fisik dengan Rekan XC 

XC menjalani perawatan di RS Gunung Jati diduga corona

Cirebon, IDN Times - Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon dan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) kelas II Bandung melakukan pembatasan kontak fisik (restriksi) kepada keempat rekan pasien XC yang dicurigai suspect virus Corona. Keempat teman pasien itu merupakan sesama warga negara Tiongkok yang berkunjung ke Cirebon untuk belajar seni tari topeng pada Sabtu (1/2) lalu.

Restriksi itu dilakukan untuk membatasi kontak transmision human to human agar tidak ada proses penularan bila terjadi kemungkinan terburuk dari hasil medis dari pasien XC. Empat teman pasien yang berangkat dari Bandara Shanghai menuju Bandara Soetta itu dipastikan tidak melakukan perpindahan tempat selama proses monitoring 14 hari.

1. Restriksi dilakukan mencegah transmisi human to human

Tunggu Hasil Lab, Dinkes Cirebon Batasi Kontak Fisik dengan Rekan XC Perkembangan kondisi pasien warga asal Hubei Tiongkok yang diduga suspek virus Corona sedang dipantau. (IDN Times/Wildan Ibnu)

Dokter Spesialis Mikrobiologi Klinis PPI RSUD Gunung Jati, dr. Erwin Indra Kusuma mengatakan, informasi mengenai virus Corona menyebutkan bahwa virus ini sudah beradaptasi. Pola penyebarannya bukan lagi dari hewan ke manusia, melainkan dari manusia ke manusia.

"Ini terkait dengan kasus human to human transmision, dimana penuluran dari manusia ke manusia. Untuk itu, harus ada kewaspadaan bersama untuk screening pasien yang melakukan kontak langsung, apalagi yang berasal dari wilayah Hubei Center," kata dia.

2. Masa restriksi kepada keempat teman XC selama 14 hari

Tunggu Hasil Lab, Dinkes Cirebon Batasi Kontak Fisik dengan Rekan XC Jajaran petugas medis RSUD Gunung Jati dan Dinas Kesehatan memberikan penjelasan pasien terduga suspek virus Corona. (IDN Times/Wildan Ibnu)

Masa restriksi untuk mengurangi transmisi dari orang ke orang ini akan dilakukan 14 hari atau sampai benar-benar dinyatakan bebas dari virus Corona. Restriksi ini tidakak hanya berlaku pada pasien XC namun juga kepada keempat temannya. Erwin mengatakan, pasien XC masih menjalani perawatan di ruang isolasi RSUD Gunung Jati.

"Pengambilan sampel sudah dilakukan, tinggal menunggu hasil uji laboratorium," ujarnya.

3. Riwayat perjalanan XC di Cirebon pernah singgah di rumah makan

Tunggu Hasil Lab, Dinkes Cirebon Batasi Kontak Fisik dengan Rekan XC Seorang pria memakai masker berjalan melewati bangunan bersejatah di sebuah taman pada malam hari saat negeri tersebut sedang terjadi penularan virus corona baru di Jiujang, provinsi Jiangxi, Tiongkok, pada 4 Februari 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter

Koordinator KKP Kelas II Bandung, Wartoni menjelaskan berdasarkan hasil epidomologi, pasien XC terbang menggunakan pesawat Cathay Pacific dari Bandara Shanghai bersama salah seorang rekannya. Mereka tiba pada Sabtu (1/2) pukul 00.50 WIB. Setibanya di Bandara Soetta, XC langsung berangkat ke Cirebon menggunakan kereta api dari Stasiun Gambir pukul 08.00 WIB dan tiba di Stasiun Kejaksan pada 11.00 WIB.

Mereka kemudian dijemput rombongan asal sanggar tari di Desa Barisan Kecamatan Losari Kabupaten Cirebon dengan menggunakan mobil pribadi. Sebelum ke sanggar seni, pasien XC sempat berkunjung ke suatu tempat rumah makan.

4. Pasien XC lolos dari pengawasan bandara

Tunggu Hasil Lab, Dinkes Cirebon Batasi Kontak Fisik dengan Rekan XC Ilustrasi (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)

Dari pengakuan pasien kepada dokter rumah sakit, sang pasien terlebih minum obat penurun panas sebelum terbang ke Indonesia. Kondisi itu membuat XC lolos pemeriksaan di Bandara Shanghai dan Soekarno Hatta. Tak hanya itu, padahal jika petugas bandara mengetahui penumpang pesawat berasal dari provinsi Hubei, maka yang bersangkutan segera diamankan. Karena ada aturan warga Wuhan tidak dibolehkan melakukan penerbangan lintas negara.

Wartoni mengaku tidak mengerti kenapa XC bisa lolos pemeriksaan petugas bandara. Padahal, dengan situasi waspada penyebaran wabah virus Corona, bandara internasional memberikan perlakuan khusus bagi penumpang berpaspor asal Provinsi Hubei.

"Seharusnya kalau petugas bandara tahu paspor penumpang dari Hubei, pasti ditarik. Penumpang pun di-screening dengan thermal gun dan thermal scanner untuk mengetahui suhu panas tubuh. Kasus pasien ini justru keterangan HEC dinyatakan tidak sakit," kata dia.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya