Sultan Kasepuhan Cirebon: KGPAA Mangkunegoro IX Sosok Pejuang Budaya

Sosoknya patut diteladani generasi penerus

Cirebon, IDN Times - Kepergian Raja Pura Mangkunegaran Surakarta, KGPAA Mangkunegoro IX, membuat sejumlah keluarga dan kerabat kehilangan. Raja kelahiran Surakarta (Solo), Jawa Tengah itu menghembuskan napas terakhirnya di Jakarta, sekitar pukul 02.50 WIB akibat serangan penyakit jantung.

Kabar duka itu membuat Keluarga Besar Kesultanan Kasepuhan Cirebon turut berduka. Wafatnya Raja kelahiran 18 Agustus 1951 itu membuat Kesultanan Kasepuhan merasa kehilangan sosok pelestari kebudayaan Nusantara.

1. Sultan Sepuh XV kehilangan sosok kepada Mangkunagaran IX

Sultan Kasepuhan Cirebon: KGPAA Mangkunegoro IX Sosok Pejuang Budayapuromangkunegaran.com

Sultan Sepuh XV Keraton Kasepuhan Cirebon, Pangeran Raja Adipati (PRA) Luqman Zulkaedin menyampaikan kabar duka meninggalnya Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegoro IX.

"Kami dari keluarga besar Kesultanan Kasepuhan Cirebon menghaturkan duka cita yang mendalam, atas wafatnya Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegoro IX. Semoga amal ibadah Almarhum diterima oleh Allah SWT, serta diampuni dosanya
ditempatkan di dalam surga Nya, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan keikhlasan, amin," ujarnya saat dikonfirmasi melalui pesan pendek, Jumat (13/8/2021).

2. Raja Mangkunegoro IX sosok pejuang pelestari budaya

Sultan Kasepuhan Cirebon: KGPAA Mangkunegoro IX Sosok Pejuang Budayapuromangkunegaran.com

Di mata Sultan Sepuh XV Kesultanan Kasepuhan, almarhum merupakan sosok yang terus mengabdikan diri dan berjuang untuk pelestarian kebudayaan Nusantara. Kepergian KGPAA Mangkunegoro IX, membuat Sultan Luqman kehilangan seorang sosok yang berjuang demi pelestarian budaya.

Dia berharap, keteladanan KGPAA Mangkunegoro IX dapat diteruskan oleh generasi penerus dan seluruh masyarakat di tanah air untuk melestarikan nilai-nilai budaya Nusantara.

"Semoga kiprah beliau dapat menjadi inspirasi kebaikan dalam pelestarian kebudayaan Keraton. Sungguh kami merasa kehilangan," ujar Luqman.

3. KGPAA Mangkunagoro IX mahir perankan Blambangan

Sultan Kasepuhan Cirebon: KGPAA Mangkunegoro IX Sosok Pejuang BudayaKGPAA Mangkunegoro IX bersama istri. @puromangkunegoro

Melansir puromangkunegaran.com disebutkan bahwa sosok Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Mangkunagoro IX atau lebih dikenal dengan Mangkoenagoro IX lahir di Surakarta pada 18 Agustus 1951. Ia merupakan putra laki-laki kedua dari Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunagoro VIII dan Raden Ajeng Sunituti atau Gusti Kanjeng Putri Mangkoenagoro VIII.

Pada masa remaja, Mangkunagoro IX bernama Gusti Pangeran Haryo Sudjiwo Kusumo. Mangkunagoro IX menyelesaikan pendidikan dasar hingga menengah di Kota Surakarta.

Minat terhadap kesenian terutama seni tari, beliau tunjukkan dengan kemahiran memerankan Bambangan. Yaitu seorang ksatria lemah lembut dan halus. Peran Bambangan membutuhkan karakter yang kuat dan latihan yang keras untuk mencapai tingkat seorang penari yang layak tampil.

4. Sakral Suasana Saat Penobatan KGPAA Mangkunegoro IX

Sultan Kasepuhan Cirebon: KGPAA Mangkunegoro IX Sosok Pejuang BudayaKarangan bunga di Puro Mangkunegoro. IDNTimes/Larasati Rey

Setelah Mangkunagoro VIII wafat pada 2 Agustus 1987, kurang lebih satu tahun Pura Mangkunegaran tidak memiliki penguasa. Tepat pada 4 Jumadilakhir 1920 atau 24 Januari 1988, GPH Sudjiwo Kusumo dinobatkan menjadi penguasa Mangkunegaran dengan gelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Mangkunagoro IX.

Penobatan GPH Sudjiwo Kusumo menjadi KGPAA Mangkunagoro IX merupakan peristiwa besar yakni seorang putra mahkota memimpin kerajaan. Pada saat penobatannya dipenuhi suasana sakral, digelar Tari Bedhaya Anglir Mendhung dan Tari Palguna Palgunadi.

Baca Juga: Wafat, Profil Mangkunagoro IX: Raja Sakral yang Mahir Main Blambangan

Baca Juga: Meninggal, Pemakaman KGPAA Mangkunagoro XI Pakai Adat Kerajaan Mataram

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya