Rusak Kebun dan Masuki Rumah Warga, Ratusan Monyet Ciremai Ditangkap

Ratusan monyet itu telah dikarantina oleh BKSDA Jabar

Kuningan, IDN Times - Kawanan monyet di Kawasan Hutan Lindung Gunung Ciremai dianggap telah meresahkan warga Desa Cibeureum, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan. Monyet bernama latin Macaca Fascicularis itu kerap merusak perkebunan hingga mengambil makanan di rumah-rumah warga.

Kondisi ini sudah berlangsung sejak lama. Akan tetapi, empat bulan terakhir ini serangan monyet ke pemukiman penduduk desa dan perkebunan warga semakin tak bisa dikendalikan. Akibatnya, masyarakat Desa Cibeureum mengadukan masalah ini ke pemerintah desa setempat agar mengatasi serbuan kawanan monyet berjenis ekor panjang tersebut.

1. BKSDA mengutus orang dari Suku Baduy untuk menangkap monyet

Rusak Kebun dan Masuki Rumah Warga, Ratusan Monyet Ciremai DitangkapMonyet ekor panjang di hutan lindung kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai. (IDN Times/Wildan Ibnu)

Menjawab keluhan warga, Kepala Desa Cibeureum, Suheri bersurat ke pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat dan Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC). Upaya yang diambil yaitu dengan cara mengendalikan populasi monyet di hutan lindung Tamam Nasional Gunung Ceremai seluas 9 hektare.

Petugas BKSDA Jawa Barat secara khusus mengutus sejumlah orang dari Suku Baduy, Banten, untuk menangkap ratusan ekor monyet liar yang kerap merusak lahan perkebunan milik warga. Monyet-monyet yang berhasil ditangkap kemudian dibawa petugas ke kantor BKSDA Purwakarta untuk dikarantina.

"Monyet-monyet itu kerap masuk ke pemukiman penduduk. Sebenarnya kondisi ini sudah lama. Karena semakin banyak, warga berkeluh kesah, dan kami (pemerintah desa) berkirim surat ke BKSDA dan BTNGC," ujarnya kepada IDN Times, Rabu (22/1).

2. Populasi meningkat, ratusan ekor monyet ditangkap untuk dikarantina

Rusak Kebun dan Masuki Rumah Warga, Ratusan Monyet Ciremai DitangkapKawanan monyet sedang mencari makan di kawasan perbatasan hutan lindung Gunung Ciremai dan pemukiman warga. (IDN Times/Wildan Ibnu)

Proses penangkapan monyet berlangsung dari Sabtu hingga Selasa (18-22/1). Selama empat hari itu, petugas berhasil menangkap 100 ekor lebih monyet untuk dikarantina. Menurutnya, jumlah populasi kera ekor panjang di hutan lindung semakin meningkat. Dalam setahun, kera betina bisa melahirkan hingga dua kali.

"Upaya yang diambil itu perlu atau pengurangan populasi (monyet). Sejauh ini populasi semakin banyak. Dalam setahun bisa melahirkan sampai dua kali," kata Suheri.

3. Meski sudah banyak ditangkap, serbuan monyet masih terjadi

Rusak Kebun dan Masuki Rumah Warga, Ratusan Monyet Ciremai DitangkapPapan tulisan dilarang memberi makan monyet. (IDN Times/Wildan Ibnu)

Sementara itu, Desa Cibeureum, Akhyari (60 tahun) mengaku sudah kerepotan mengatasi serbuan monyet ke pemukiman warga. Meski sudah dilakukan penangkapan oleh petugas BKSDA, monyet masih saja mengambil barang-barang atau makanan dalam rumah, bahkan atap-atap rumah pun sampai dirusak.

"Kadang monyet sampai ke warung. Jadi pemilik terpaksa pakai ram kawat supaya monyet enggak sampai masuk. Kemudian, pengepul ubi juga resah. Karena sering diambilin monyet," kata dia.

4. Waktu petani banyak tersita hanya untuk menunggu kebun

Rusak Kebun dan Masuki Rumah Warga, Ratusan Monyet Ciremai DitangkapKawanan monyet berburu makanan di kawasan perbatasan hutan lindung dan pemukiman rumah warga. (IDN Times/Wildan Ibnu)

Dia menambahkan, para petani warga desa setempat pun sudah resah. Sebab, waktu mereka tersita untuk menjaga lahan dari ancaman serbuan monyet. Akhyari berharap pemerintah segera turun tangan agar masalah ini bisa teratasi dan lahan pertanian petani bisa terselamatkan dari perusakan oleh kawanan monyet.

"Petani kan (kerjanya) enggak hanya menunggu di kebun saja. Ini sih, kalau ditinggal, tanaman ubi baru seminggu sudah dirusak," kata dia.

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya