Punya Misi Konservasi, Palutungan Bike Park jadi Idola Downhiller

Berlokasi di Hutan Palutungan Gunung Ciremai

Kuningan, IDN Times - Bagi pencinta olahraga sepeda gunung, tidak salah jika mencoba sirkuit di Palutungan Bike Park. Trek sepanjang dua kilometer tersebut berlokasi di lereng kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), Kabupaten Kuningan.

Meski tergolong baru, trek Palutungan Bike Park sudah banyak dijajal oleh para downhiller dari penjuru kota di Pulau Jawa seperti Yogyakarta dan Jakarta. Sirkuit Palutungan Bike Park berada di tengah hutan Palutungan Arban. Sejauh mata memandang, sirkuit ini dikelilingi pohon pinus.

Trek menikung dan turunan tajam, memacu adrenalin para pegiat olah raga ekstrem. Tak hanya bisa menunjukkan aksi melompat dengan kecepatan tinggi, di sirkuit ini, pengunjung pun diajak berkontribusi melestarikan ekosistem Hutan Palutungan, Gunung Ciremai.

1. Ramai dikunjungi saat akhir pekan

Punya Misi Konservasi, Palutungan Bike Park jadi Idola DownhillerMenjajal trek downhill Palutungan Bike Park di Kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai, Kabupaten Kuningan. (IDN Times/Wildan Ibnu)

Ketua Pengelola Palutungan Bike Park, Diding mengatakan, Palutungan Bike Park dibuka setiap hari. Namun, pengunjung lebih banyak datang di akhir pekan. Sirkuit tersebut baru diresmikan awal tahun 2021, namun antusiasme goweser menjajal trek ini sudah terbilang banyak.

Para pengunjung bukan saja dari downhiller. Pegiat sepeda road bike dan mountain bike (MTB) juga banyak. Ia mengatakan jika rata-rata pengunjung belum familiar dengan teknik sepeda downhill. Karena itu, pengelola lebih dulu mememberikan panduan tentang teknik dan situasi medan.

"Kami sangat terbuka, siapa saja boleh berkunjung ke sini. Sepedanya bukan jenis downhill jugagak masalah. Karena rata-rata mereka baru tertarik dengan olahraga sepeda downhill," ujar Diding, Sabtu (6/3/2021).

2. Upaya pelestarian ekosistem hutan

Punya Misi Konservasi, Palutungan Bike Park jadi Idola DownhillerMenjajal trek downhill Palutungan Bike Park di Kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai, Kabupaten Kuningan. (IDN Times/Wildan Ibnu)

Keberadaan sirkuit Palutungan Bike Park tak terlepas dari upaya komunitas setempat untuk melestarikan ekosistem habitat satwa dan tumbuhan di Hutan Palutungan. Diding menjelaskan, tarif sebesar Rp25 ribu per pengunjung, sudah termasuk bagian dari program konservasi.

Dengan biaya sebesar itu, pengunjung sudah secara langsung terlibat dalam program adopsi pohon sekaligus menjaga ekosistem Hutan Palutungan agar tetap lestari. Dengan begitu, pengunjung bukan hanya bersepeda menikmati terjalnya rintangan trek ini, namun juga ikut membantu melestarikan hutan.

"Biaya itu sudah termasuk dana konservasi adopsi pohon. Goweser tidak cuma berolahraga, tapi juga berpartisipasi melestarikan lingkungan hidup di kawasan Hutan Palutungan," ujarnya.

3. Gunung Ciremai rumah besar satwa liar

Punya Misi Konservasi, Palutungan Bike Park jadi Idola DownhillerMenjajal trek downhill Palutungan Bike Park di Kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai, Kabupaten Kuningan. (IDN Times/Wildan Ibnu)

Ekosistem di Gunung Ciremai, menjadi salah satu target pelestarian di lingkungan Hutan Palutungan karena menjadi rumah besar bagi satwa liar, tumbuhan, dan peradaban manusia yang hidup di sekitarnya.

Menurut Diding, keberadaan satwa liar seperti Macan Tutul Jawa dan Elang Jawa merupakan penyeimbang ekosistem di Gunung Ciremai. Secara langsung atau tidak, habitat satwa berpengaruh pada kehidupan manusia. Sedangkan kelestarian pohon dan tumbuhan merupakan produsen udara bersih dan air bagi semua makhluk hidup.

"Palutungan Bike Park suatu bagian dari program adopsi pohon, untuk upaya konservasi dan rehabilitasi kawasan hutan Palutungan Kuningan," terang Diding.

4. Pengunjung antusias belajar teknik downhill

Punya Misi Konservasi, Palutungan Bike Park jadi Idola DownhillerMedan trek downhill Palutungan Bike Park, Kabupaten Kuningan. (IDN Times/Wildan Ibnu)

Novan, pengunjung dari komunitas Combat Bike Community (CBC) Dukupuntang, Kabupaten Cirebon mengaku sudah tiga kali menjajal trek Palutungan Bike Park. Bersama 14 anggota komunitas lainnya, dia berusaha mempelajari teknik sepeda downhill.

Ketertarikan cabang olahraga sepeda lereng itu diawali melalui tayangan video di media sosial YouTube. Minatnya menggandrungi sepeda downhill semakin kuat, saat tahu Palutungan, Kabupaten dibuka trek downhill.

Kendati sudah pernah menjajal trek Sawiyah, Kabupaten Majalengka, komunitasnya lebih sering berkunjung ke Palutungan Bike Park. Nouvan mengaku masih belajar teknik dasar dan penguasaan medan. Teknik paling sukar dipelajari yaitu bunny hoop, sebuah teknik dasar melompati rintangan (obstacle) berupa akar pohon atau tangga berundak buatan.

"Ya, masih belajar teknik dasar melompat. Kami udah tiga kali ke sini, tiap akhir pekan. Trek downhill ini turunannya lebih terjal dan menantang. Belum banyak juga yang pakai sepeda downhill, karena harganya mahal," tuturnya.

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya