Pemuda Ini Temukan Solusi untuk Atasi Pencemaran Air Limbah Batu Alam

Cukup dua menit air kotor bisa jernih kembali

Cirebon, IDN Times - Akibat dari aktivitas pengolahan batu alam, sungai di wilayah Desa Bobos, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon tercemar limbah material. Hal itu membuat warga sekitar resah. Sebab, tak jarang warga menggunakan air sungai itu untuk keperluan mandi dan mencuci.

Kondisi itu membuat pegiat lingkungan dari E-Team membuat terobosan mengubah air limbah batu alam menjadi jernih kembali. Air limbah bercampur partikel batu alam sulit mengendap. Akhirnya, kondisi air tercemar itu tidak bisa digunakan. Karena beresiko bagi kesehatan bila masuk ke organ tubuh.

1. Butuh cara tepat mengubah air limbah batu alam menjadi jernih kembali

Pemuda Ini Temukan Solusi untuk Atasi Pencemaran Air Limbah Batu AlamDemonstrasi cara penjernihan air tercemar limbah batu alam. (IDN Times/Wildan Ibnu)

Pegiat lingkungan, Suudul Falah mengatakan, diperlukan cara pengolahan yang tepat untuk menangani air limbah, khususnya limbah produksi batu alam. Dia menyebutkan, diperlukan tigai bak khusus agar pengolahan air yang tercemar limbah batu alam.

Pertama, bak untuk Intalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yaitu sebuah bak kolam sebagai proses pengendapan. Kedua, bak kolam pengendapan kedua yang berfungsi untuk filterisasi. Dan terakhir, bak yang digunakan untuk finalisasi dari seluruh proses tahapan penjernihan.

"Cara pengolahan yang kami temukan ini, secara otomatis partikel debu batu alam akan menggumpal. Cukup butuh hitungan menit air kembali jernih," ujar Falah saat berada di Pondok Pesantren Daruttauhid Putra di Desa Bobos Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Senin (13/1).

2. Melarutkan cairan Koagulan dan Flokulan untuk mengikat partikel debu

Pemuda Ini Temukan Solusi untuk Atasi Pencemaran Air Limbah Batu AlamDemonstrasi cara penjernihan air tercemar limbah batu alam. (IDN Times/Wildan Ibnu)

Cara Penjernihan air tercemar limbah itu disampaikan kepada masyarakat sekitar, pelaku usaha batu alam dan aparatur perangkat desa setempat. Salah mengatakan, dibutuhkan cairan kimia seperti Koagulan dan Flokulan agar air tercemar menjadi jernih kembali.

Sebagai contoh demonstrasi, dia membawa 550 mililiter air tercemar limbah batu alam. Kemudian dia melarutkan 5 tetes atau 500 PPM cairan Koagulan ke dalam air limbah, kemudian ditambah dengan 2 mililiter cairan Flokulan.

Dia menjelaskan, perbandingan antara air limbah dengan dengan kedua cairan kimia itu adalah 5 banding 10.000. Dengan begitu, partikel-partikel debu terikat oleh cairan, sehingga air jernih kembali.

"Dengan cairan ini, partikel-partikel debu terikat. Tak perlu menuju lama, cukup dua menit langsung jernih dan air yang tadinya tercemar limbah batu alam, sekarang bisa digunakan lagi," kata dia.

3. Sempat terkendala karena tidak didukung pemerintah daerah

Pemuda Ini Temukan Solusi untuk Atasi Pencemaran Air Limbah Batu AlamDemonstrasi cara penjernihan air tercemar limbah batu alam. (IDN Times/Wildan Ibnu)

Falah menjelaskan, awal muncul ide untuk proses perbenihan air limbah batu alam itu sejak tahun 2014. Akan tetapi, karena adanya inkonsistensi dari berbagai pihak, terutama dari pemerintah daerah, proyek itu berjalan di tempat. Kendati demikian, dia bersama tim mencari formula baru yang tepat untuk mengatasi pencemaran sungai ini.

Dia berharap, kerja kerasnya dapat direspon oleh semua pemangku kebijakan dan pelaku usaha pengolahan batu alam di Desa Bobos. Mengingat, kondisi sungai saat ini sudah parah dengan limbah produksi batu alam.

"Kami berharap ada kerjasama yang baik antara pemerintah, masyarakat dan pemilik pabrik untuk berkoordinasi dalam menyelesaikan masalah limbah batu alam ini," ungkapnya.

4. Pelaku industri batu alam sengaja membuang limbah ke sungai

Pemuda Ini Temukan Solusi untuk Atasi Pencemaran Air Limbah Batu AlamDemonstrasi cara penjernihan air tercemar limbah batu alam. (IDN Times/Wildan Ibnu)

Sementara itu, Sekretaris Desa Bobos, Abdullah mengutarakan, produksi pengolahan batu alam sudah ada sejak dekade 80an. Seiring berjalannya waktu, 90 persen masyarakat setempat berkerja sebagai perajin batu alam untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Perihal penanganan limbah, pihak pemerintah setempat sudah melakukan berbagai upaya untuk merelokasi pabrik dan memusatkan aktivitas pengolahan di Desa Cipanas. Rencana itu diinisiasi oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Cirebon, namun hingga saat ini rencana itu tak kunjung direalisasikan.

"Kalau dilihat prosesnya, produsen batu alam langsung membuang limbah ke Sungai Cimanggu, dan dari keseluruhan perajin batu alam tidak seluruhnya memiliki IPAL karena terkendala dengan lahan," kata Abdullah.

 

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya