Lima Tradisi di Bulan Suro yang Masih Lestari di Cirebon

Dari ritual pembacaan Babad Cirebon hingga Ngisis

Cirebon, IDN Times - Bagi masyarakat Jawa, khususnya bagi warga Cirebon, 1 Muharram dikenal sebagai 1 Suro. Pergantian kalender Jawa itu bertepatan 10 Agustus 2021. Bulan Syuro sebagai bulan pertama dalam penanggalan Jawa ini banyak  tradisi adat yang sering diperingati keluarga kesultanan maupun masyarakat.

Di tengah pandemik COVID-19 ini, tradisi yang kental dengan nuansa keislaman tidak digelar secara besar-besaran. Mengingat, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) masih berlanjut hingga 16 Agustus 2021 mendatang.

IDN Times merangkum beberapa tradisi yang sering dirayakan masyarakat dan keraton saat memasuki bulan Suro di Cirebon, Jawa Barat.

1. Bubur Suro

Lima Tradisi di Bulan Suro yang Masih Lestari di CirebonInstagram/Ocha_Chupid

Tradisi turun menurun yang masih berlangsung selama bulan Suro, masyarakat Cirebon yaitu membuat bubur Suro. Makna dari tradisi ini adalah sebagai ungkapan bentuk sukur dan berbagi kepada sesama.

Tak hanya masing-masing masyarakat, keluarga keraton di Cirebon pun masih melestarikan tradisi ini sebagai warisan budaya leluhur yang harus terus dijaga. Bubur dengan beragam lauk pauk di atasnya, ditempatkan dalam wadah daun pisang berbentuk perahu sebagai simbolisasi Perahu Nabi Nuh yang menyelamatkan umat manusia.

2. Pembacaan Babad Cirebon

Lima Tradisi di Bulan Suro yang Masih Lestari di CirebonInstagram/sepasanglangkah

Memasuki malam 1 Suro, Kesultanan Keraton Kanoman menggelar tradisi pembacaan babad Cirebon. Babad Cirebon merupakan sebuah naskah kuna Carita Purwaka Caruban Nagari.

Naskah itu menceritakan sejarah berdirinya Cirebon sebagai sebuah entitas kelompok masyarakat dan kiprah perjuangan dakwah Syekh Syarif Hidayatullah atau lebih dikenal dengn nama Sunan Gunung Jati.

Pembacaan Babad Cirebon masih dilestarikan hingga saat ini. Tujuan, agar generasi muda Cirebon tidak melupakan serta meneladani jasa para leluhur yang telah menyiarkan agama Islam di tanah Cirebon.

Tradisi pembacaan Babad Cirebon, masyarakat setempat dan keluarga keraton duduk bersama untuk mendengarkan pini sepuh menceritakan sejarah berdirinya Cirebon dengan bahasa Jawa kuna.

3. Menziarahi makam leluhur

Lima Tradisi di Bulan Suro yang Masih Lestari di CirebonInstagram/official_kesultanankanoman

Memasuki bulan Suro, masyarakat Cirebon dan keluarga keraton tak meninggalkan tradisi ziarah mengunjungi makam orang tua dan leluhur. Masyarakat berbondong-bondong mendatangi makam dan situs kramat untuk menapaki jejak perjuangan leluhurnya.

Di samping itu, mereka berharap mendapatkan keberkahan dari aktivitas mendoakan waliyullah dan orang-orang saleh yang sudah wafat.

Situs kramat komplek makam Sunan Gunung Jati menjadi destinasi wisata ziarah yang paling banyak dikunjungi. Mengingat sosok raja pertama Kesultanan Cirebon tersebut merupakan seorang anggota dari Wali Songo yang berhasil menyiarkan Islam di Tanah Jawa.

4. Pawai obor

Lima Tradisi di Bulan Suro yang Masih Lestari di CirebonInstagram/hitcock.id

Jika tidak sedang dirundung pandemik COVID-19, peringatan malam 1 Suro ramai dengan tradisi pawai obor. Para santri dan masyarakat berkumpul di suatu tempat untuk menyalakan obor kemudian berjalan menyusuri jalan kota dan pedesaan.

Sambil membawa obor, mereka melantunkan bacaan selawat dan puji-pujian kepada Nabi Muhammad SAW yang telah berhasil menyalakan cahaya Islam dan memberikan rahmat kepada seluruh umat manusia. Obor digunakan sebagai simbol semangat dan cahaya kebaikan di awal tahun.

5. Ngisis

Lima Tradisi di Bulan Suro yang Masih Lestari di CirebonInstagram/keraton_kasepuhancirebon

Kesultanan Kasepuhan Cirebon pun punya tradisi unik yang digelar pada bulan Suro bernama Ngisis. Ngisis merupakan sebuah ritual penyucian wayang kulit berusia 500 tahun lebih.

Pembasuhan wayang kulit itu dilakukan pada malam Jumat Kliwon di bulan Suro. Wayang pusaka tersebut merupakan media dakwah Sunan Gunung Jati dan murid-muridnya dengan pendekatan berkesenian.

Wayang tersebut tersimpan rapih di suatu kotak di Museum Pusaka Keraton Kasepuhan yang berjumlah sekitar 200 wayang.

Baca Juga: Viral, YouTuber Ujang Bustomi Bagi-bagi Uang di Cirebon 

Baca Juga: 7 Jajanan Legendaris yang Wajib Coba Saat di Cirebon, Menggiurkan!

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya