Kasus COVID-19 Kota Cirebon Naik, Belajar Tatap Muka Rencana Dibuka

Harus ada rekomendasi dari wali kota

Cirebon, IDN Times - Kurva penularan corona virus disease (COVID-19) di Kota Cirebon terus meninggi sejak diberlakukan adaptasi kebiasaan baru (AKB). Di tengah angka kasus positif yang terus merangkak naik, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cirebon malah berencana membuka Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara tatap muka.

Rencana KBM tatap muka di tingkat sekolah dasar dan menengah pertama, Disdik tengah menyusun serangkaian panduan protokol kesehatan agar proses penyelanggaraan pendidikan secara normal bisa dilaksanakan namun aman dari penularan COVID-19.

1. Syarat protokol kesehatan harus dipenuhi

Kasus COVID-19 Kota Cirebon Naik, Belajar Tatap Muka Rencana DibukaIlustrasi Belajar Online (IDN Times/Sunariyah)

Kepala Dinas Pendidikan Kota Cirebon, Irawan Wahyono mengaku panduan protokol kesehatan sudah disampaikan ke seluruh sekolah. Menurutnya, beberapa poin utama dalam panduan harus diperhatikan oleh pihak sekolah jika KBM secara tatap muka dijalankan. Hal itu patut disadari karena aktivitas kerumunan di lingkungan sekolah berpotensi memunculkan klaster baru persebaran COVID-19.

"Memang ada rencana menuju ke sana (KBM tatap muka) tapi harus ada syarat yang harus terpenuhi. Kami pun sudah menyampaikan panduan protokol kesehatan KBM tatap muka ke semua sekolah," ujar Irawan kepada awak media, Selasa (1/9/2020).

2. Para guru wajib dites usap

Kasus COVID-19 Kota Cirebon Naik, Belajar Tatap Muka Rencana DibukaIlustrasi tes usap atau swab test. (IDN Times/Bagus F)

Keinginan Disdik melaksanakan KBM tatap muka bisa dibilang sangat tinggi. Agar setiap sekolah memenuhi standard kriteria belajar di kelas, Irawan turun langsung untuk memastikan kelayakan protokol kesehatan yang akan dijalankan. Sejauh ini, protokol kesehatan yang diterapkan saat KBM tatap muka sesuai anjuran dari gugus tugas penanganan COVID-19 Kota Cirebon.

Poin utama jika KBM tatap muka akan diterapkan, pihak sekolah terlebih dahulu harus mengantongi izin dari orang tua murid. Di samping itu, seluruh guru dan pegawai di lingkungan sekolah terlebih dahulu wajib manjalani tes usap. Syarat lain untuk mendukung KBM tatap muka adalah izin dari wali kota dan melaksanakan simulasi terlebih dahulu.

"Semua syarat wajib terpenuhi jika ingin KBM dilaksanakan secara tatap muka. Poin memberatkan salah satunya tes swab, ini yang akan kami bahas," jelasnya.

3. Infrastruktur protokol kesehatan wajib tersedia

Kasus COVID-19 Kota Cirebon Naik, Belajar Tatap Muka Rencana DibukaImbauan perilaku hidup sehat dan bersih di Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon. (IDN Times/Wildan Ibnu)

Selain rekomendasi wali kota, uji usap bagi seluruh guru di lingkungan sekolah, syarat lain untuk menjalankan KBM secara tatap muka yaitu menyediakan infrastruktur protokol kesehatan. Seperti, wastafel untuk cuci tangan, alat pengukur suhu tubuh, dan hand sanitizer.

Para siswa pun diwajibkan menggunakan masker dan menjaga jarak saat KBM berlangsung. Pihak sekolah juga harus membatasi jumlah siswa. Maka dari itu, pihak sekolah harus mengatur jadwal tatap muka.

"Tatap muka KBM juga diatur jumlah siswa yang berangkat ke sekolah," ujarnya.

4. Orang tua siswa mengeluh anak cenderung malas

Kasus COVID-19 Kota Cirebon Naik, Belajar Tatap Muka Rencana Dibukatelegraph.co.uk

Sementara itu, orang tua siswa SMPN 1 Cirebon, Agus mengaku berkeinginan anaknya kembali bisa belajar tatap muka seperti biasanya. Sebab, selama ini metode pembelajaran jarak jauh tidak efektif bagi siswa. Terutama, siswa kesulitan dengan tugas yang diberikan para guru karena disibukkan dengan bermain gim.

Dia khawatir metode pembelajaran jarak jauh berdampak pada psikologi anak. Karena siswa cenderung malas belajar karena lebih banyak aktivitas main di luar rumah.

"Belajar di rumah tidak produktif. Anak saya banyak main gim, akhirnya malas belajar," katanya.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya