Inspiratif, Pemuda Cirebon Ubah Limbah Plastik Jadi Seni Lukis

Mengedukasi masyarakat mencintai lingkungan

Cirebon, IDN Times - Prihatin melihat sampah plastik berserakan di rumahnya, pemuda bernama Fadlurohman menyulap limbah rumah tangga menjadi karya seni bernilai tinggi. Pemuda asal Dusun Kebon Kelapa, Desa Tegal Gubug, Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon ini membuat sejumlah lukisan karakter tokoh nasional jenis Wheda's Pop Art Potrait (WPAP).

Kecintaan terhadap lingkungan, membuatnya mencari solusi mengubah sampah plastik menjadi karya seni yang bernilai.

1. Bermodal sampah kantong plastik berserakan di rumahnya

Inspiratif, Pemuda Cirebon Ubah Limbah Plastik Jadi Seni LukisIDN Times/Wildan Ibnu

Bermodal dari limbah kantong plastik di rumahnya, Rohman mulai mencari inspirasi agar sampah-sampah itu bisa bernilai guna. Inspirasi muncul ketika dia mencari sumber di internet. Terlintas di pikirannya, dia mulai tertarik untuk membuat karya seni lukis WPAP.

Tak lama kemudian, dia mulai mengunduh gambar sejumlah tokoh agama dan budayawan untuk membuat sketsa WPAP. Dari sketsa itu, Rohman mulai mengerjakan karya seninya.

"Awalnya dari sampah plastik rumah tangga yang berserakan. kantong-kantong plastik itu sama sekali tidak digunakan. Saya berpikir bagaimana menggunakan agar digunakan sebagai karya seni. Ternyata bagus," ujarnya saat ditemui di rumahnya, Kamis (2/1).

2. Karakter tokoh ulama, nasional hingga pemain bola

Inspiratif, Pemuda Cirebon Ubah Limbah Plastik Jadi Seni LukisIDN Times/Wildan Ibnu

Santri asal Pondok Pesantren Kaliwungu, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah itu mulai menggarap seni tempel Wpap dengan lukisan karakter tokoh nasional, seperti KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), KH. Mustofa Bisri (Gus Dur), dan pendiri Nahdlatul Ulama (NU), Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy'ari.

Rohman mengaku mempelajari segalanya soal seni tempel wpap dari sampah plastik secara otodidak. Dia mengaku mengagumi berbagai sosok dari tokoh ulama, nasional, hingga pemain bola seperti Cristiano Ronaldo. Tokoh-tokoh itu dibuat sketsa kemudian dibuat seni tempel WPAP dari sampah plastik.

"Saya bukan pelukis, cuma iseng saja. Saya mengambil gambar dari internet, dan dicetak sketsa hitam putih. Kemudian ditempel-tempelkan. Untuk pewarnaannya, itu feeling saja," kata dia.

3. Mendapat respon positif dari masyarakat

Inspiratif, Pemuda Cirebon Ubah Limbah Plastik Jadi Seni LukisIDN Times/Wildan Ibnu

Rohman mengaku, mulai serius menggeluti seni tempel ini sejak dua minggu lalu. Lukisan yang pertama kali dibuat adalah sosok KH. Hasyim Asy'ari dan juga Gus Dur selama lima hari. Ia mengerjakan lukisannya di kertas berukuran A3. Setelah rampung dikerjakan, lukisan itu kemudian dibingkai untuk menambah kesan lebih elegan.

Setelah dibingkai rapih, lukisan-lukisan itu kemudian diunggah di media sosial Facebook. Rohman mengaku, komentar netizen terhadap hasil karya seninya sangat positif. Mengingat lukisan yang dibuat berbahan baku sampah rumah tangga.

"Hasilnya, setelah di-posting di media sosial, banyak yang mengapresiasi. Rata-rata per lukisan dikerjakan selama empat hingga lima hari," kata Rohman.

4. Mengedukasi masyarakat agar peduli terhadap sampah plastik

Inspiratif, Pemuda Cirebon Ubah Limbah Plastik Jadi Seni LukisIDN Times/Wildan Ibnu

Rohman berharap, melalui hasil karya seni berbahan dasar sampah ini ia bisa mengedukasi masyarakat agar bijak mengelola sampah. Dia ingin semua orang lebih peduli lagi dengan sampah plastik limbah rumah tangga.

Menurutnya, dari hal kecil sampah-sampah bisa menjadi karya yang bernilai. Lukisan tempel yang dijualnya berkisar Rp75 ribu hingga Rp100 ribu, tergantung ukuran dan tingkat kesulitan membuatnya.

"Harapannya, sampah plastik yang berserakan ini berkurang. Dan menginspirasi semua orang bahwa dari sampah bisa menjadi karya yang bernilai," kata dia.

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya