Dua Warga Cirebon Meninggal Karena DBD, Puluhan Lainnya Positif

Pemerintah daerah proaktif memberi penyuluhan wabah DBD

Cirebon, IDN Times -  Wabah demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Cirebon mulai menjangkiti warga. Bahkan, wabah penyakit yang disebarkan oleh nyamuk aedes aegypti itu sudah merenggut dua orang korban jiwa. Sementara dari data yang dihimpun Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, tercatat sudah puluhan orang dinyatakan positif DBD.

Kondisi itu membuat pemerintah daerah terus proaktif memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang kewaspadaan penyebaran wabah penyakit DBD di Kabupaten Cirebon. Masyarakat terus dituntut untuk berperilaku hidup bersih dan sehat untuk menangkal penyebaran DBD.

1. Dua orang meninggal, dan 99 orang positif DBD

Dua Warga Cirebon Meninggal Karena DBD, Puluhan Lainnya PositifPengasapan serangga dilakukan untuk membasmi larva nyamuk Aedes Aegypti sumber wabah demam berdarah. (Dok. Dinkes Kab. Cirebon)

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, dr. Ennie Suhaeni menyebutkan terhitung dari Januari hingga Februari ini sudah ada dua orang yang dinyatakan meninggal dunia karena DBD. Seorang korban berasal dari Kecamatan Plumbon dan seorang korban lainnya berasal dari Kecamatan Pamengkang. Sedangkan, 99 orang lainnya dinyatakan positif DBD.

Menurutnya, Kecamatan Plumbon masih tercatat sebagai daerah endemik DBD. Sebab, pada tahun lalu kecamatan tersebut pun menyumbang dua orang korban meninggal dunia.

"Korban meninggal dunia karena DBD sudah dua orang di Kabupaten Cirebon. Satu orang dewasa dan satu lainnya adalah anak-anak," ujarnya saat ditemui di Universitas Gunung Jati, Senin (17/2).

2. Anak-anak dan bayi tergolong rentan DBD

Dua Warga Cirebon Meninggal Karena DBD, Puluhan Lainnya PositifPengasapan serangga dilakukan untuk membasmi larva nyamuk Aedes Aegypti sumber wabah demam berdarah. (Dok. Dinkes Kab. Cirebon)

Ennie mengatakan, korban suspect wabah DBD tersebar di sejumlah daerah di Kabupaten Cirebon. Kasus tertinggi positif DBD berada di Kecamatan Susukanlebak dan Kecamatan Greged dengan tujuh kasus.

Sementara berdasarkan kelompok usia korban terdampak DBD, paling banyak menjangkiti kelompok umur 15-44 tahun sebanyak 45 persen. Sedangkan untuk usia 5-14 tahun sebanyak 35 persen. Sementara sisanya yaitu menyerang kelompok umur lainnya.

"Anak-anak dan bayi tergolong rentan terkena wabah DBD. Untuk itu orang tua patut waspada terus memperhatikan kondisi anaknya dan lingkungan sekitar dari sumber penyebaran nyamuk," kata dia.

3. Puskesmas harus proaktif beri penyuluhan

Dua Warga Cirebon Meninggal Karena DBD, Puluhan Lainnya PositifPengasapan serangga dilakukan untuk membasmi larva nyamuk Aedes Aegypti sumber wabah demam berdarah. (Dok. Dinkes Kab. Cirebon)

Ennie mengatakan, pihak puskesmas diimbau untuk proaktif memantau kesehatan masyarakat dari ancaman wabah DBD. Bila ada masyarakat yang terindikasi terjangkit demam berdarah, segera berobat ke puskesmas terdekat. Bila tak tertangani, pasien segera berobat ke dokter. Hal itu untuk menghindari bahaya Dengue Shock Syndrome (DSS).

"Kalau terjadi panas segera datang periksa ke puskesmas atau ke dokter. Kalau disarankan dirawat, segera ke rumah sakit biar tidak terjadi DSS yang menyebabkan syok, bahkan bisa fatal dengan kematian," ujar Ennie.

4. Lingkungan kotor membuat nyamuk leluasa bersarang

Dua Warga Cirebon Meninggal Karena DBD, Puluhan Lainnya PositifImbauan perilaku hidup sehat dan bersih di Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon. (IDN Times/Wildan Ibnu)

Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Cirebon, Nanang Ruhyana mengatakan, dibandingkan tahun sebelumnya di bulan yang sama, ada penurunan angka positif DBD.

Hal itu dikarenakan intensitas hujan tahun lalu sangat tinggi, sehingga penyebaran indukan nyamuk Aedes Aegypti semakin meluas. Menurutnya, indikator kesadaran masyarakat menjaga lingkungan sehat sejalan dengan angka kematian karena wabah DBD.

"Adanya korban DBD menandakan lingkungan tersebut kurang bersih sehingga membuat nyamuk leluasa bersarang," kata dia.

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya