Dampak Virus Corona, Usaha Empal Gentong di Cirebon Lesu

Berharap kondisi normal kembali

Cirebon, IDN Times - Kebijakan pemerintah memberlakukan kebijakan social distance selama 14 hari untuk mencegah penularan wabah corona, berdampak bagi bisnis usaha rumah makan di Cirebon. Pelaku usaha rumah makan mulai mengalami sepi pembeli.

Kendati demikian, mereka memahami kebijakan pencegahan penularan corona atau COVID-19 tersebut baik dilakukan agar tidak mewabah secara luas. Kondisi demikian pun dialami oleh pengusaha rumah makan Empal Gentong H. Apud.

1. Sepi pengunjung sejak ramai tentang penyebaran corona

Dampak Virus Corona, Usaha Empal Gentong di Cirebon LesuRumah makan Empal Gentong H. Apud tutup karena masyarakat takut ke luar rumah menyusul adanya wabah virus corona. (IDN Times/Wildan Ibnu)

Pengusaha kuliner empal gentong, Eroh Masruroh mengaku terpaksa menutup rumah makan H. Apud karena minimnya pengunjung sejak awal Januari lalu. Kondisi itu diperparah sejak pemerintah memberlakukan kebijakan untuk tidak berpergian ke luar rumah, menyusul wabah corona sudah masuk di wilayah Cirebon.

Penutupan rumah makan Empal Gentong H. Apud itu dilakukan sejak 16 Maret lalu. Daftar ratusan paket pesanan untuk kegiatan massal pun dibatalkan, untuk mencegah penyebaran virus corona meluas di wilayah Cirebon.

"Para pelanggan terpaksa membatalkan pesanan yang jumlahnya ratusan paket. Padahal mereka sudah DP. Sekarang daftar pesanan sudah tutup semua," ujarnya saat dihubungi IDN Times, Sabtu (21/3).

2. Usaha mengalami lesu

Dampak Virus Corona, Usaha Empal Gentong di Cirebon LesuRumah makan Empal Gentong H. Apud tutup karena masyarakat takut ke luar rumah menyusul adanya wabah virus corona. (IDN Times/Wildan Ibnu)

Kebijakan pemerintah melarang kegiatan mengundang massa itu dimaklumi manajemen perusahaan rumah makan. Menurut Eroh, aturan tersebut memang baik dilakukan agar wabah virus corona tidak meluas. Manajemen pun mengambil sikap menutup rumah makan Empal Gentong yang berada di lokasi pusat dan dua cabangnya.

Imbas wabah corona yang sudah masuk di wilayah Cirebon itu membuat usaha lesu. Kerugian pun mencapai puluhan juta rupiah. Dalam sehari, Empal Gentong H. Apud menghabiskan rata-rata 6 kilogram daging sapi. Sementara untuk akhir pekan di hari Sabtu dan Minggu, rata-rata menghabiskan 2 kwintal daging sapi.

"Kami memaklumi kebijakan ini. Toh, yang mengalami kondisi ini (lesu) bukan saya saja. Tetapi pengusaha rumah makan lain juga. Mudah-mudahan, kondisi ini cepat berlalu," ujarnya.

3. Berimbas ratusan karyawan dirumahkan sementara

Dampak Virus Corona, Usaha Empal Gentong di Cirebon LesuRumah makan Empal Gentong H. Apud tutup karena masyarakat takut ke luar rumah menyusul adanya wabah virus corona. (IDN Times/Wildan Ibnu)

Dampak dari penutupan rumah makan ini, manajemen H. Apud terpaksa merumahkan sementara 120 karyawannya. Sambil menunggu situasi dan kondisi normal kembali, dan menunggu pemerintah mencabut pelarangan aktivitas kegiatan yang melibatkan orang banyak.

"Nah, itu yang kami pikirkan (nasib karyawan). Di awal bulan puasa, kami pun tutup. Harapannya sih dua Minggu sebelum lebaran, kondisinya sudah normal kembali," kata Eroh.

4. Menyediakan empal gentong dalam kemasan

Dampak Virus Corona, Usaha Empal Gentong di Cirebon Lesuinstagram.com/erronflint

Sambil menunggu situasi dan kondisi normal, manajemen Empal Gentong memilih untuk memperbaiki fasilitas rumah makan, seperti kursi dan meja yang rusak. Selain itu, mencari cara dengan mempromosikan empal gentong kemasan kaleng H. Apud yang sudah tersedia.

"Di kami sudah tersedia empal gentong dalam kemasan kaleng dengan berbagai varian rasa. Bagi yang mau pesan silahkan," tutup Eroh.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya