Cegah DBD, Dinkes Cirebon Keluarkan Surat Edaran Kewaspadaan Dini
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Cirebon, IDN Times - Menyandang status waspada penyebaran wabah demam berdarah dengue (DBD), Pemerintah Kabupaten Cirebon menginstruksikan kepada kepala puskesmas untuk memberikan layanan kesehatan masyarakat pasien suspek DBD.
Selain itu, masing-masing puskesmas pun dituntut untuk memberikan penyuluhan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di setiap kecamatan. Hal itu dilakukan untuk menghindari pembentukan kawasan endemik Aides Aigepty.
1. Dinkes edarkan surat kewaspadaan dini wabah DBD
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, dr. Ennie Suhaeni mengatakan, dirinya sudah mengeluarkan surat kewaspadaan dini di masing-masing Puskesmas untuk melakukan penyuluhan tentang kegiatan PSN dan menguras, menutup, dan mengubur objek sumber sarang jentik di lingkungan sekitar.
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon pun sudah menyediakan bubuk larvasida/Abate di setiap puskesmas. Obat anti jentik itu dibagikan secara gratis kepada masyarakat yang membutuhkan untuk mengantisipasi penyebaran nyamuk Aedes Aegypti.
"Masyarakat disarankan oleh pihak puskesmas untuk menaburkan bubuk Abate di penampungan bak mandi seminggu sekali," ujarnya kepada IDN Times, Rabu (5/2).
Baca Juga: Januari 2020, Ada 90 Kasus DBD dan Satu Meninggal Dunia di Bandung
2. Puskesmas harus pro aktif beri penyuluhan
Ennie mengatakan, pihak puskesmas diimbau untuk pro aktif untuk memantau kesehatan masyarakat dari ancaman wabah DBD. Bila ada masyarakat yang terindikasi terjangkit demam berdarah, segera berobat ke puskesmas terdekat. Bila tak tertangani, pasien segera berobat ke dokter. Hal itu untuk menghindari bahaya Dengue Shock Syndrome (DSS).
"Kalau terjadi panas segera datang periksa ke puskesmas atau ke dokter. Kalau disarankan dirawat, segera ke rumah skait biar tidak terjadi DSS yang menyebabkan syok, bahkan bisa fatal dengan kematian," ujar Ennie.
3. Bayi dan anak-anak rentan terjangkit DBD
Dia menambahkan, para orang tua pun dituntut untuk memperhatikan kondisi anak-anak, terutama masih dalam usia balita. Mengingat anak-anak sangat rentan terjangkit DBD karena imunitas tubuh tak sekuat orang dewasa.
Kewaspadaan dini untuk mengantisipasi penyebaran nyamuk Aedes Aegypti, masyarakat bisa melakukannya dengan cara menanam bunga lavender, mengoleskan obat anti nyamuk atau memelihara ikan cupang di bak mandi untuk memangsa jentik nyamuk.
"Kewaspadaan buat bayi dan anak harus diperhatikan pada saat tidur. Nyamuk biasanya menggigit di pagi dan sore hari. Bila ada gejala bintik merah dan anak merasa demam, harus segera dibawa ke puskesmas terdekat," tutup Ennie.
Baca Juga: Cirebon Waspada DBD, 11 Orang Dinyatakan Positif