Mengerikan, Lokasi Bencana di Sukabumi ini Jadi Kampung Mati

Pembangunan huntara dipercepat

Sukabumi, IDN Times - Akibat dilanda bencana pergerakan tanah, Kampung Gunung Batu yang terletak di Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi, kini berubah menjadi daerah tak berpenghuni alias kampung mati. Padahal beberapa bulan silam, perkampungan ini merupakan wilayah pemukiman yang dihuni oleh ratusan warga.

Namun pada akhir April silam, seluruh warga yang tersebar di tiga lingkungan rukun tetangga (RT) di kampung tersebut memutuskan untuk pergi meninggalkan tempat tinggalnya masing-masing. Hal itu terpaksa dilakukan karena kondisinya kian mengancam akibat intensitas pergerakan tanah yang terus meningkat setiap waktunya.

"Kampung Gunung Batu sudah seperti kampung mati. Tidak ada lagi warga yang bermukim, sebab retakan tanah di daerah yang sebelumnya menjadi pemukiman warga tersebut kondisinya semakin parah, bahkan sebagian sudah amblas dengan kedalaman rata-rata mencapai 7 meter. Sampai saat ini pun pergerakan tanah masih terus terjadi," ungkap Kepala Desa Kertaangsana Agus Sudrajat.

1. Masih terpuruk di tenda pengungsian

Mengerikan, Lokasi Bencana di Sukabumi ini Jadi Kampung MatiFacebook.com/aseprusli

Berdasarkan data BPBD Kabupaten Sukabumi, jumlah warga Kampung Batu yang menjadi korban bencana pergerakan tanah ini mencapai 161 kepala keluarga yang terdiri dari 482 jiwa. Mereka bermukim di tiga RT di lingkungan rukun warga (RW) 09, yakni RT 01, RT 02 dan RT 03. Sementara bangunan rumah terdampak bencana jumlahnya sebanyak 129 unit.

Kini mereka menempati sejumlah tempat pengungsian yang lokasinya masih berada di wilayah Desa Kertaangsana. Rinciannya 37 kepala keluarga menempati rumah pengungsian dan tenda, 2 KK menghuni rumah kontrakan, 65 KK mengungsi ke tempat tinggal saudaranya dan sisanya menempati masjid tempat kediaman ketua RT setempat.

2. Kondisi korban bencana memperihatinkan

Mengerikan, Lokasi Bencana di Sukabumi ini Jadi Kampung MatiIDN Times/Toni Kamajaya

Ratusan korban bencana pergerakan tanah di sejumlah tempat pengungsian harus menjalani hidup dalam situasi yang memperihatinkan. Mereka harus menjalani hidup dengan fasilitas penunjang yang sangat terbatas. Tidak hanya itu saja tenda pengungsian yang ditempati pun kondisinya sangat kotor, terutama pada bagian lantainya. Hal tersebut menyebabkan mereka rentan terserang penyakit.

3. Pembangunan huntara dipercepat

Mengerikan, Lokasi Bencana di Sukabumi ini Jadi Kampung MatiIDN Times/Toni Kamajaya

Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi, Iyos Soemantri mengungkapkan pembangunan hunian sementara (Huntara) yang saat ini tengah dikerjakan untuk para korban bencana, ditarget secepatnya rampung. Alasannya, selain kondisi warga korban bencana sangat rentan terserang penyakit selama menempati pos pengungsuian, percepatan huntara juga dilandasi faktor lokasi tenda pengungsian yang berada di daerah yang masuk dalam zona merah atau rawan pergerakan tanah.

4. Model bangunan huntara berupa barak

Mengerikan, Lokasi Bencana di Sukabumi ini Jadi Kampung MatiDokumentasi/Humas Pemkab Sukabumi

Secara keseluruhan luas lahan yang untuk huntara yang berlokasi di Kampung Cigarehong tersebut mencapai 3 hakter. Dari total luas lahan tersebut, sekitar 5.000 M2 akan digunakan sebagai kompleks huntara dengan desain bangunan menyerupai barak sebanyak enam unit yang terbagi dalam tiga lokal bangunan.

Sementara sisa lahan lainnya akan digunakan untuk membangun tempat ibadah serta lahan pertanian yang bisa dimanfaatkan oleh seluruh korban bencana selama bermukim di huntara.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya