Kisah Miris Petugas Pemilu di Sukabumi, Bertaruh Nyawa di Atas Sungai

Menempuh perjalanan darat dan air demi pemilu lancar

Sukabumi, IDN Times - Beberapa hari terakhir ini marak pemberitaan mengenai banyaknya petugas pemilu yang meninggal dunia atau sakit akibat kelelahan. Namun, tidak semua publik mengetahui seperti apa perjuangan mereka dalam menjalankan tugas sebagai penyelenggara.

Para petugas lapangan ini rela bekerja keras untuk mempersiapkan segala kebutuhan pemilu, pelaksanaan pemungutan suara hingga proses penghitungan suara. IDN Times mencoba menelusuri jejak kerja para petugas pemilu di pelosok Kabupaten Sukabumi, tepatnya di Kecamatan Cibitung.

Di daerah ini, tepatnya di Desa Cidahu yang berada di seberang Sungai Cikaso hanya bisa ditempuh dengan satu alat transportasi yakni perahu bermesin tempel. Penduduk di desa tersebut sekitar 27.979 jiwa.

Dari titik inilah, kisah perjuangan para petugas pemilu berawal. Jika hanya sekedar jatuh sakit akibat kelelahan, mungkin bukan hal yang menakutkan untuk para anggota Panitia Pemilu (PPK) maupun Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).

Bagi mereka menggelar pemilu dengan cara bertaruh nyawa adalah ancaman sesungguhnya yang harus dilalui setiap kali akan digelarnya momen pemilihan umum, baik pilkada, pileg maupun pilpres.

"Selama bertahun-tahun ini, Kecamatan Cibitung merupakan daerah yang selalu menjadi perhatian bagi kami maupun pemerintah daerah karena wilayahnya sulit untuk dijangkau karena harus menggunakan perahu," ungkap Ketua KPU Kabupaten Sukabumi Ferry Gustaman.

1. Diawali pendistirbusian logistik yang penuh ketegangan

Kisah Miris Petugas Pemilu di Sukabumi, Bertaruh Nyawa di Atas SungaiIDN Times/Toni Kamajaya

Karena hanya bisa ditempuh dengan menggunakan perahu, maka sudah pasti saat menjelang pemilu 2019 lalu, sarana transportasi itulah yang menjadi satu-satunya armada untuk mengangkut seluruh logistik yang akan didistribusikan ke beberapa TPS yang ada di Desa Cidahu.

Sekilas tahapan pendistirbusian tersebut akan berlangsung sangat mengasyikan. Sebab para petugas tentunya bisa menikmati setiap detik perjalanan menggunakan perahu mengarungi sungai dengan pemandangan hutan yang berderet di setiap tepiannya. Namun ternyata tidak seperti yang dibayangkan, proses pengiriman logistik itu harus mereka lalui dengan cara bertaruh nyawa.

"Situasinya sangat menegangkan karena musim penghujan sehingga kondisi sungai tengah meluap. Kala itu kami tidak hanya memikirkan soal keselamatan logistik saja, tetapi juga menyangkut nyawa kami yang sangat terancam, apalagi perahu yang ditunggangi rawan terbawa arus sungai yang cukup deras, " ungkap Ketua Panitia Pemilu Kecamatan (PPK) Kecamatan Cibitung, Ujang Suherli.

2. Harus berjalan kaki sambil membawa logistik menelusuri jalan kecil

Kisah Miris Petugas Pemilu di Sukabumi, Bertaruh Nyawa di Atas SungaiIDN Times/Toni Kamajaya

Setelah lolos dari situasi yang mengancam selama perjalanan di sungai, tantangan berikutnya yang harus dilalui para petugas pemilu adalah mengangkut logistik dengan cara berjalan kaki menyelusuri jalan terjal dan licin akibat hujan, sebagian menggunakan sepeda motor untuk meringankan beban. Jarak yang harus ditempuhnya pun terbilang sangat jauh.

"Setelah melalui aliran sungai, kotak suara juga harus diantar ke lokasi TPS dengan cara berjalan kaki lumayan cukup jauh,"jelas Ujang. Hal ini tentunya cukup menguras tenaga para petugas pemilu, setelah sebelumnya didera ketegangan karena keselamatannya yang ternacam sepanjang perjalanan melintasi Sungai Cikaso.

3. Mengerjakan persiapan untuk pemungutan suara di TPS

Kisah Miris Petugas Pemilu di Sukabumi, Bertaruh Nyawa di Atas SungaiIDN Times/Toni Kamajaya

Setiba di lokasi yang dituju yakni TPS 6 di Kampung Gandawati, para anggota KPPS harus melanjutkan tugas selanjutnya yakni mempersiapkan segala kebutuhan untuk pelaksanaan pemungutan suara, mulai dari membangun TPS, menata bilik suara dan kotak suara hingga memastikan surat undangan untuk para pemilih agar mendatangi TPS pada 17 April 2019.

Seluruh persiapan tersebut dikerjakan seharu sebelum pelaksanaan pemungutan suara digelar. Tidak sampai disitu saja, dalam kondisi kelelahan menempuh perjalanan panjang melalui sungai dilanjutkan berjalan kaki dan membangun TPS, tugas selanjutnya adalah bermalam di sekitar TPS untuk menjaga keamanan kotak dan surat suara.

4. Menjalani perawatan di rumah sakit akibat DBD

Kisah Miris Petugas Pemilu di Sukabumi, Bertaruh Nyawa di Atas Sungaiwisegeek.com

Ujang Suherli mengaku setelah melalui rangkaian pendistribusian logistik, persiapan pemilu hingga proses pemungutan suara dan dilanjut penghitungan perolehan suara, maka sudah bisa dipastikan jika stamin seluruh petugas pemilu mengalami penurun yang drastis, terutama akibat kurang istirahat.

"Stamina seluruh petugas benar-benar mengalami penurunan. Sampai hari kemarin pun ketua KPPS di daerah tersebut (Desa Cidahu) harus menjalani perawatan di RSUD Jampangkulon karena jatuh sakit akibat terjangkit demam berdarah (DBD)," beber Ujang.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya