Pemkot Depok Sambut Baik Wacana Jabar Lockdown Hadapi Virus Corona
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Depok, IDN Times - Wakil Wali Kota Depok Pradi Supriatna menyambut positif wacana lockdown yang digaungkan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Menurut dia upaya preventif seperti lockdown merupakan hal mendesak yang perlu dilakukan, guna menekan penyebaran virus corona di suatu wilayah ke wilayah lain.
“Tujuan lockdown ini langkah pencegahan masing-masing kepala daerah buat menyelamatkan warganya. Jadi tak cukup cara kuratif saja. Kalau memang harus di-lockdown kenapa tidak?” kata Pradi kepada IDN Times di Balai Kota Depok, Kamis (19/3).
1. Anggaran untuk lockdown sedang disiapkan
Pradi mengatakan anggaran Pemkot Depok sedang disiapkan dalam menghadapi situasi bila seandainya Jabar status lockdown. Anggaran bersumber dari dua slot, yaitu APBD dan bantuan Pemerintah Provinsi Jabar.
“Kami antisipasi. Ada anggaran biaya tak terduga (BTT) dari APBD sebesar Rp20 miliar. Sekarang ini tambahan BTT sedang diusulkan ke Komisi A DPRD Depok. Ditambah ada bantuan hibah dari Pemprov Jabar sebesar Rp2,8 miliar,” ucap dia.
Dana hibah dari Pemprov Jabar, kata dia, untuk keperluan penanganan warga yang berstatus orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pemantauan (PDP).
Pada waktu yang sama, DPRD Jabar Dapil Depok dan Bekasi Imam Budi menuturkan, dana hibah Rp2,8 miliar terlalu kecil untuk Depok yang notabene sebagai wilayah yang warganya cukup banyak terpapar virus corona.
“Kalau permintaannya Rp2,8 miliar sih sangat kecil, kemungkinan peluang untuk diberikan sangat besar, seharusnya bisa Rp50 miliar. Itu bisa buat penunjang operasional tenaga medis dan pengadaan fasilitas kesehatan,” kata politikus PKS itu.
Baca Juga: Belum ada Korban Jiwa, 5 Negara dengan Penanganan Virus Corona Terbaik
2. Pemkot Depok siap berkoordinasi dengan Polri dan TNI demi menjaga keamanan saat lockdown
Pemkot Depok juga bersiap menjaga perbatasan dengan kota sekitar seperti Bogor, Jakarta, Tangerang, dan Bekasi guna benar-benar mengisolasi wilayahnya.
“Yang pasti kita melibatkan stakeholder, terutama sahabat vertikal Polri dan TNI untuk antisipasi,” ucap Pradi.
Sementara, dikutip dari laman Aljazeera, negara yang sudah dulu menerapkan lockdown semisal Prancis mengerahkan hingga 100 ribu petugas kepolisian guna memastikan aturan lockdown dipatuhi warganya.
Editor’s picks
Sedangkan di Filipina, militer diterjunkan demi memastikan ketertiban dan keamanan selama penerapan lockdown.
3. Bantuan pangan dijamin aman
Bila Depok menerapkan lockdown dalam waktu dekat, Pradi menjamin ketersediaan stok pangan untuk warganya dalam beberapa bulan ke depan.
“Dua bulan sampai menjelang puasa, ketahanan pangan di Depok sudah siap,” tutur dia.
Ketika Depok dalam status lockdown, tentu seluruh warganya diminta berdiam di dalam rumah. Konsekuensinya adalah stok makanan akan terkuras.
Seperti di Kota Wuhan, Tiongkok yang kali pertama mengalami situasi lockdown. Sebagaimana laporan BBC dalam wawancaranya dengan salah seorang warga Wuhan, yang mengaku hanya punya stok pangan untuk 10 hari ke depan. Warga tersebut sebelumnya sempat pergi ke supermarket dan mendapati rak-rak makanan dalam kondisi kosong.
“Keluarga kami hanya punya stok makanan buat 10 hari dan setelah itu, kami tak tahu apa yang akan terjadi,” kata sang warga.
4. Jawa Barat siap lockdown
Baru-baru ini Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan pihaknya siap melakukan lockdown jika kasus penularan virus corona terus meluas, dan mendapat persetujuan dari pemerintah pusat.
Dia mengaku sudah menyiapkan sederet langkah terkait lockdown di wilayahnya. Pertama, stok pangan diklaim tersedia cukup untuk beberapa waktu.
“Kalau berdasarkan laporan BULOG, InsyaAllah kami siap karena dengan kondisi hari ini, hitungan cadangan gula, beras, dan lain-lain. Kita sudah siap dan kita sudah simulasikan bagaimana warga mendapatkan, jika lockdown terjadi sehingga tidak ada rusuh, tidak ada orang mengambil keuntungan,” ucap Ridwan Kamil pada acara Indonesia Lawyers Club, Selasa (17/3).
Kemudian, Pemprov Jabar juga telah berkoordinasi dengan TNI-Polri untuk pengamanan dan memaksimalkan layanan bagi pasien COVID-19 selama lockdown.
“Kita sudah melakukan skenario lockdown bagaimana jalan-jalan ditutup oleh beberapa personel, Polda dan Pangdam sudah aktif bersama kami, termasuk pola jika lockdown ini menghasilkan sebuah situasi pasien begitu banyak maka barak-barak di Jabar sudah disiapkan untuk skenario terburuk,” tutur Ridwan Kamil.
Baca Juga: Bukan KLB, Depok Tetapkan Tanggap Darurat Virus Corona