Dapat 800 Alat, Begini Skenario Pelaksanaan Rapid Test di Kota Bogor

Warga Kota Bogor ingat-ingat ya!

Bogor, IDN Times - Pelaksanaan rapid test atau tes cepat COVID-19 di Kota Bogor bakal berlangsung dalam waktu dekat. Alat rapid test yang dikirim dari pemerintah pusat sudah diterima oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan hari ini akhirnya mendarat di Kota Hujan.

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Bogor, Irwan menjelaskan jatah alat rapid test yang dialokasikan oleh Pemprov Jabar sebanyak 800 set. Jumlah ini meleset dari perkiraan awal, yang mulanya dijatahkan 1.000 set. Untuk diketahui, jatah alat rapid test bagi Kota Depok jumlahnya jauh lebih banyak, yaitu 2.400 set.

Setibanya alat rapid test, Pemkot Bogor kini meracik teknis pelaksanaannya. Irwan membeberkan ada dua opsi pelaksanaan yang bisa ditempuh sejauh ini. Apa saja itu?

1. Pelaksanaan rapid test melalui cara drive thru

Dapat 800 Alat, Begini Skenario Pelaksanaan Rapid Test di Kota BogorIlustrasi (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)

Irwan menjelaskan opsi pertama pelaksanaan rapid test bakal berpusat di dalam kompleks gedung olahraga (GOR) Padjadjaran. Masyarakat yang sebelumnya mendapat kabar dan diberi jadwal tes dari Dinas Kesehatan bisa langsung datang ke lokasi.

Bagi mereka yang berkendaraan, ada sejumlah prosedur yang harus dilakukan, mulai dari akses menuju ke lokasi hingga bagaimana pelaksanaan tes melalui sistem drive thru.

“Kalau kendaraan roda empat nanti masuknya dari Jalan Ahmad Yani ya. Lalu ke arah kanan masuk GOR Padjadjaran. Setelah itu, mereka menuju pos pertama buat pengambilan darah di depan Gedung Pemuda. Berikutnya, jalan lagi menuju ke pos kedua untuk pengambilan hasil tes,” kata Irwan kepada IDN Times, Kamis (26/3).

Hal sama berlaku juga bagi mereka yang menuju lokasi tes menggunakan kendaraan roda dua. Yang pakai motor melalui Jalan Kesehatan untuk masuk ke GOR Padjajaran. Kemudian mereka diarahkan ke pos pengambilan darah di depan Gedung Perpustakaan ya. Setelahnya, diarahkan ke pos kedua untuk mengambil hasil tes,” tutur dia.

Hal berikutnya, kata Irwan, bila yang bersangkutan dinyatakan negatif, maka petugas langsung mengarahkannya untuk kembali ke rumah. Namun jika hasilnya positif, yang bersangkutan bakal dibawa ke RSUD Kota Bogor buat menjalani tes swab.

“Yang jelas rapid test ini buat sekadar tes awal ya. Meski nanti hasilnya positif, warga tersebut harus dites lagi melalui tes swab,” ujar Irwan.

Hasil rapid test sendiri, dia melanjutkan bakal diketahui setelah 5-10 menit dan darah yang diambil dari pembuluh vena. Dia menambahkan, bila opsi drive thru di GOR Padjadjaran ini jadi diterapkan, bakal memakan waktu cukup lama karena diperkirakan bisa sampai satu minggu.

Baca Juga: Kronologi Pasien Positif COVID-19 di Bojonggede Versi Bupati Bogor

2. Rapid test bisa juga dilakukan di puskesmas dan rumah sakit

Dapat 800 Alat, Begini Skenario Pelaksanaan Rapid Test di Kota Bogorpexels.com/Polina Tankilevitch

Opsi kedua pelaksanaan rapid test berpusat di banyak puskesmas dan rumah sakit dengan sistem cek langsung secara berjenjang. “Sekira 8 tempat akan disiapkan, yaitu 1 RSUD, fasilitas kesehatan di Dinkes Bogor, dan puskesmas induk yang tersebar di 6 wilayah,” ucap Irwan.

Dia menjelaskan, pihak Dinkes Bogor bakal mengubungi satu per satu warga terlebih dulu guna meninformasikan jadwal rapid test. Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi penumpukan dan diharapkan perilaku pshycal distancing bisa diterapkan selama warga mengantre.

Berbeda dengan pelaksanaan di GOR Padjajaran yang memakan waktu lebih lama, menurut Irwan, rapid test di puskesmas dan rumah sakit bisa jauh lebih efektif dalam segi waktu, karena diperkirakan bakal rampung dalam dua hari.

3. Bukan sembarang warga yang bisa ikut rapid test

Dapat 800 Alat, Begini Skenario Pelaksanaan Rapid Test di Kota BogorDok.Humas Jabar

Sebagaimana dalam berita sebelumnya, Wakil Wali Kota Bogor Dedie Rachim, mengatakan rapid test hanya berlaku untuk mereka yang kondisinya rawan, yaitu setiap warga yang terindikasi terpapar virus SARS-Cov-2.

Rapid test diprioritaskan hanya kepada Orang Dengan Resiko (ODR) seperti tenaga medis, orang dalam pemantauan (ODP), pasien dalam pemantauan (PDP) dan lingkar dalam mereka yang positif COVID-19, seperti petugas keamanan di rumah sakit, personel Polri-TNI yang sempat kontak langsung dengan masyarakat yang terindikasi terpapar COVID-19,” kata Dedie, Senin (23/3).

Baca Juga: Pasien Positif Virus Corona Samarinda Seminar di Bogor dan ke Jakarta

4. Banyak petugas diterjunkan dalam pelaksanaan rapid test

Dapat 800 Alat, Begini Skenario Pelaksanaan Rapid Test di Kota BogorDok.Humas Jabar

Sementara itu dalam hari pelaksanaan nanti, Pemkot Bogor memberi mandat kepada puluhan tenaga medis untuk menjalankan rapid test. Ditambah, personel gabungan antara Polri-TNI, Dinas Perhubungan, dan Satuan Polisi Pramong Praja juga dikerahkan buat mengamankan jalannya rapid test masif nanti.

“Setibanya alat rapid test, sekarang 30 tenaga medis lagi diberi pelatihan buat mengoperasionalkan alat tes. Mereka dilatih oleh pihak Dinkes Jawa Barat ya,” ujar Irwan.

“Kalau perlu kami isolasi nanti sekitaran lokasi rapid test (GOR Padjadjaran, puskesmas, dan rumah sakit). Kami nanti minta bantu personel keamanan,” labjutnya.

5. Temuan kasus meninggal dunia karena virus corona di Kota Bogor kian bertambah

Dapat 800 Alat, Begini Skenario Pelaksanaan Rapid Test di Kota BogorIlustrasi penanganan pasien virus corona. ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah

Kota Hujan menjadi salah satu daerah penyumbang kasus positif terbanyak di Jawa Barat. Dari total 73 kasus yang ada, hampir sekira 10 persen di antaranya berasal dari Kota Bogor.

Jumlah kasus positif COVID-19 per Rabu (25/3) di Kota Bogor masih sama dengan hari sebelumnya, yaitu 7 orang dan satu di antaranya meninggal dunia. Seperti dalam berita sebelumnya, dua di antara yang positif terjangkit corona, ialah Wali Kota Bima Arya dan satu stafnya. Kemudian yang wafat merupakan seorang dokter yang dikabarkan terpapar corona saat bertugas di rumah sakit.

Jumlah kasus positif sendiri meningkat lebih dari 50 persen dalam waktu singkat. Karena, pasca diumumkannya Wali Kota Bima Arya positif corona, berselang sehari berikutnya didapatkan 4 temuan kasus baru.

Senentara itu dilansir dari laman covid19.kotabogor.go.id kasus ODP secara akumulaif pada hari yang sama terdapat 375 orang. Jumlah itu naik dari hari sebelumnya, yang semula mencapai 283 orang.

Sementara itu, jumlah temuan kasus PDP bertambah menjadi 18 orang dari yang sebelumnya 14 orang. Jumlah kasus kematian PDP di hari yang sama totalnya 3 orang. Temuan kasus pertama terjadi pada Selasa (24/3), dan dua kasus berikutnya terjadi satu hari berselang.

Pembaca bisa membantu kelengkapan perlindungan bagi para tenaga medis dengan donasi di program #KitaIDN: Bergandeng Tangan Melawan Corona di Kitabisa.com

Baca Juga: Selain Wali Kota, Satu Pejabat Pemkot Bogor Juga Tertular Virus Corona

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya