Minim Armada Pengangkut, Kabupaten Karawang Darurat Sampah 

DLHK Karawang hanya mampu angkut sampah setengahnya

Karawang, IDN Times - Persoalan sampah di wilayah Kabupaten Karawang, Jawa Barat belum bisa teratasi pemerintah daerah. Tiap harinya, baru sekitar 400 ton sampah yang bisa diangkut dan dibuang ke lokasi pembuangan sampah akhir (TPA) Jalupang dari produksi 800 ton per hari.

Persoalan keterbatasan angkutan pembuang sampah masih menjadi kendala. Saat ini, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Karawang hanya memiliki 65 armada untuk membuang 800 ton sampah yang dihasilkan masyarakat.

Upaya kerja sama dengan pihak swasta dalam menyewa armada angkutan sampah telah dilakukan. Namun, langkah itu dinilai belum optimal. Sebab, masih banyak sampah di sejumlah Tempat Pembuangan Sementara (TPS) masih menumpuk hingga ada beberapa TPS yang sampahnya tercecer ke jalan.

Padahal dengan adanya keterlibatan swasta dalam mengangkut sampah dan
sewa truk, disebutkan Kepala DLHK Karawang Wawan Setiawan, itu untuk
mengoptimalkan pengangkutan sampah ke TPA Jalupang.

1. Rela keluarkan Rp900 juta untuk sewa truk sampah dari swasta

Minim Armada Pengangkut, Kabupaten Karawang Darurat Sampah ANTARA FOTO/Risky Andrianto

Kepala DLHK Karawang Wawan Setiawan mengatakan, pemerintah daerah telah menganggarkan biaya sebesar Rp900 juta/tahun untuk menyewa lima unit truk pengangkut sampah tambahan dari TPS ke TPA Jalupang. Tambahan unit angkutan sampah itu untuk mengurangi persoalan sampah yang tidak terangkut ke TPA.

"Dalam setahun, kita sewa lima unit truk. Biaya sewanya Rp15 juta per unit setiap bulannya," kata dia.

Hitung-hitungannya, dengan sewa lima unit truk, maka selama satu bulan biaya sewa truk pengangkut sampah itu mencapai Rp75 juta per bulan. Sedangkan total biaya sewa truk pengangkut sampah selama setahun Rp900 juta.

"Biaya itu sudah termasuk biaya pemeliharaan truk," ujarnya.

2. Keterbatasan armada jadi alasan penumpukan sampah

Minim Armada Pengangkut, Kabupaten Karawang Darurat Sampah Mahendra

Persoalan sampah di wilayah Kabupaten Karawang, Jawa Barat, masih belum bisa teratasi. Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Karawang, produksi sampah tiap harinya mencapai 800 ton. 

Dari produksi 800 ton sampah itu, hanya 400 ton yang bisa diangkut ke TPA Jalupang. Sedangkan sisanya sekitar 400 ton sampah tidak terangkut dan menumpuk di TPS-TPS. Bahkan, memicu TPS liar.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Karawang Wawan Setiawan
menyebutkan kalau banyaknya sampah yang tidak terangkut itu karena keterbatasan jumlah armada truk sampah.

"Saat ini Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Karawang memiliki 65 unit truk," ujarnya.

Jumlah 65 truk itu tidak dianggap mampu mengangkut sampah-sampah ke TPA Jalupang. Karena itu, pada tahun ini dinas terkait menyewa lima unit truk pengangkut sampah.

3. Ada pungli di TPA Jalupang

Minim Armada Pengangkut, Kabupaten Karawang Darurat Sampah IDN Times/Imam Rosidin

Beberapa sopir truk pengangkut sampah mengeluhkan maraknya pungutan liar di kawasan TPA sampah Jalupang. Pungli tersebut kabarnya dilakukan oleh sekelompok orang yang mengatasnamakan organisasi sosial kemasyarakatan.

Seorang sopir mobil pengangkut sampah yang enggan disebutkan namanya menceritakan, aksi pungli terjadi saat di pintu masuk TPA Jalupang.

"Setiap hari, setiap masuk ke area TPA itu sudah ada pungutan," ujarnya.

Nilai pungutannya tidak tanggung-tanggung, mulai dari Rp10-50 ribu. Sementara dalam sehari, lebih dari 80 mobil pengangkut sampah keluar-masuk TPA tersebut.

Kabid Kebersihan Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Karawang Nevi Fatimah tutup mulut saat dikonfirmasi mengenai adanya pungli di kawasan TPA Jalupang.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya