Komplek Wisata Religi Karawang Kurang Terawat

Para pedagang kaki lima nampak tidak tertata

Karawang, IDN Times - Pemerintah Kabupaten Karawang kini sedang menggembor-gemborkan pengembangan destinasi wisata. Tujuannya untuk menarik kunjungan wisata di daerah tersebut.

Baru-baru ini Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana menyampaikan akan menata kawasan Pantai Cilamaya Wetan menjadi destinasi wisata bahari.

Tapi di tengah rencana pengembangan wisata bahari, ada jenis wisata lain yang memerlukan sentuhan Pemkab Karawang. Kompleks Wisata Religi Makom Syekh Quro kini kondisinya semerawut dan tidak tertata dengan baik.

Makom Syekh Quro yang berlokasi di Pulo Bata, Desa Pulokalapa, Kecamatan Lemahabang, Karawang banyak dikenal orang. Bahkan para peziarah dari berbagai daerah juga sudah banyak yang berdatangan.

Kepopuleran salah satu wisata religi di Karawang itu seakan tidak sebanding lurus dengan kondisi riil objek wisata tersebut. Saat ini kondisinya tak terurus.

Dari pantauan di lapangan, para pedagang kaki lima nampak tidak tertata. Mereka bebas membuka lapak jualannya di setiap sisi komplek pemakaman. Di beberapa titik komplek wisata juga tercium aroma tak sedap, seperti bau "ompol".

1. Pemkab Karawang harus tanggung jawab

Komplek Wisata Religi Karawang Kurang TerawatIDN Times/Mahendra

Ketua LSM Lodaya Nace Permana menyatakan, Makom Syekh Quro adalah aset peninggalan sejarah perkembangan agama Islam di Tanah Jawa, tidak hanya di Karawang. Karena itu banyak peziarah dari luar Karawang dan luar Jawa Barat yang berdatangan ke komplek wisata religi itu.

Biasanya para peziarah berkunjung setiap Jumat malam. Ribuan orang datang untuk menggelar pengajian dan tawasulan di lokasi tersebut.

Tapi ditengah tingginya pengunjung atau peziarah, ada hal yang memprihatinkan. Kondisi Komplek Makom Syekh Quro yang semrawut.

"Jadi harus ada campur tangan pemerintah daerah untuk memelihara, melestarikan Komplek Makom Syekh Quro," katanya.

Pemkab Karawang, kata dia, harus memberikan apresiasi dengan menggelontorkan anggaran yang maksimal untuk menata ulang Makom Syekh Quro, agar lebih rapi dan layak disebut destinasi wistaa religi.

2. Awal mula penyebaran Islam

Komplek Wisata Religi Karawang Kurang TerawatIDN Times/Mahendra

Makom Syekh Quro yang berlokasi di Pulo Bata, Desa Pulokalapa, Kecamatan Lemahabang, Karawang. Nama asli Syekh Quro adalah Syekh Hasanuddin atau Syekh Qurotul Ain atau Syekh Mursahadatillah.

Dikutip dari berbagai sumber, awal mula penyebaran Islam di Karawang ketika Syekh Quro mendirikan Pondok Pesantren yang bernama Pondok Quro, memiliki arti tempat untuk belajar Alquran pada tahun 1418 M atau 1340 Saka. 

Di Pesantren ini pertama kali dibangun sebuah masjid di Karawang yang sekarang menjadi Masjid Agung Karawang. Syekh Quro adalah penganut Mazhab Hanafi yang datang ke Karawang bersama para santrinya yakni, Syekh Abdul Rohman, Syekh Maulana Madzkur, dan Nyai Subang Larang. 

Menurut naskah Purwaka Caruban Nagari, Syekh Quro adalah seorang ulama. Dia adalah putra ulama besar Perguruan Islam dari negeri Campa yang bernama Syekh Yusuf Siddik yang masih ada garis keturunan dengan Syekh Jamaluddin Akbar Al-Husaini serta Syekh Jalaluddin, ulama besar Mekah.

Jika ditarik dan dilihat dari silsilah keturunan, Syekh Hasanudin atau Syekh Quro masih ada garis keturunan dari Sayidina Husein Bin Saiyidina Ali Radhiyallahu Anhu, menantu Nabi Muhammad SAW, dari keturunan Dyah Kirana (ibunya Syekh Hasanudin atau Syekh Quro ).

Selain itu Syekh Hasanudin atau Syekh Quro juga masih saudara seketurunan dengan Syekh Nurjati Cirebon dari generasi ke– 4 Amir Abdullah Khanudin.

3. Ajukan penataan

Komplek Wisata Religi Karawang Kurang TerawatIDN Times/Mahendra

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) setempat, Okih Hermawan mengaku sudah mengajukan penataan dan pengembangan Makom Syekh Quro. Itu disampaikan karena saat ini kondisinya kurang terawat.

"Pengajuan rencana penataan dan pengembangan destinasi wisata religi itu sudah disampaikan ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat," ujarnya.

Pihaknya mengusulkan agar bisa mendapatkan bantuan keuangan dari Pemprov Jabar. Selain itu, juga sudah diusulkan agar bisa dialokasikan dalam APBD Karawang.

Termasuk akan melakukan langkah-langkah pembinaan juru pelihara dan sosialisasi Sapta Pesona terkait pengembangan wisata religi itu.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya