Protes Lahan Kering, Petani Indramayu Balap Motor dan Lari di Sawah

Indramayu, IDN Times- Protes nyentrik disampaikan sejumlah petani di Kabupaten Indramayu belum lama ini. Sejumlah petani melakukan lomba balap motor dan lari di area pesawahan yang kering. Mereka kecewa lahan padi kering lantaran kurang pasokan air dan dijadikan 'trek' lomba balap lari dan motor.
Video protes tersebut beredar di aplikasi percakapan WhatsApp dan media sosial (medsos) Instagram. Ada dua video yang beredar yang menggambarkan protes dari petani itu.
Video protes pertama yakni dilakukan dengan mengendarai motor di lahan pertanian yang masih terlihat tanaman padi. Video lainnya, terlihat sejumlah bapak-bapak melakukan balap lari di lahan yang juga masih ditanami padi.
1. Balap motor di sawah yang sudah kering

Dalam video beredar pertama, terlihat dua orang sengaja mengendarai motor di pematang sawah. Mereka terlihat cukup leluasa melaju lantaran kondisi lahan dalam keadaan kering, bahkan terlihat pecah-pecah.
Kendati demikian, masih terlihat tanaman padi yang masih hijau. Aksi tersebut dilakukan dua orang sepanjang beberapa meter, untuk kemudian kembali naik.
Dalam video yang beredar, terdengar suara warga yang mempertanyakan pasokan air ke sawah-sawah. Pertanyaan tersebut disampaikan dalam bahasa Jawa Indramayu.
"Balapan ning tandur garing. Delengen kuh wong perairan priwe. Tekang balapan ng tandur garing. Deleng, tandur sampe wis tekang motor ng sawah. Tandur garing, mletak (Balapan di tanaman (padi) yang kering. Coba lihat orang (pegawai) perairan, bagaimana. Sampai balapan di tanaman yang kering. Liat, tanaman sampai bisa buat motor di sawah. Tanaman kering, (tanah) pecah-pecah)," demikian suara salam video tersebut.
2. Balap lari di sawah

Selain balap motor, ada juga video balap lari di sawah. Dalam video yang beredar di medsos Instagram, terlihat lima orang petani ramai-ramai balap lari di lahan persawahan yang dalam keadaan kering.
Sama seperti video balap motor. Pada video balap lari juga terlihat masih ada tanaman padi di lahan yang sudah kering dan pecah-pecah lantaran kering itu. Namun, tanaman padi sendiri masih terlihat hijau.
Pada keterangan unggahan video, disebutkan bahwa aksi tersebut dilakukan di area persawahan Desa Karanganyar, Kecamatan Kandanghaur.
"Mereka protes karena tidak kebagian pasokan hingga membuat ratusan hektar sawah di sana mengering," demikian keterangan pada unggahan akun indramayuupdate di Instagram
3. Bisa diselamatkan, kalau ada pasokan air

Sementara itu, dihubungi wartawan lewat sambungan telepon, Ketua Kelompok Tani Sriwijaya 4 Fahrurozi mengatakan, aksi tersebut terjadi di Blok Nambo, Desa Karanganyar, Kecamatan Kandanghaur. Dia menjelaskan, aksi itu sebagai bentuk protes terkait pasokan air yang tidak sampai ke lahan mereka.
"Ya protes petani. Baru dua kali gilir jadwal air. 20 hari an (gak ada air). Udah lama (kondisi kering)," kata dia.
Terkait kondisi padi, Fahrurozi menjelaskan, saat ini memang masih hidup. Bahkan, tanaman padi tersebut masih berpeluang diselamatkan.
"Padi masih hidup. Masih bisa diselamatkan, kalau ada airnya," kata dia.
Lewat aksi itu, diharapkan ada langkah konkrit dari pihak terkait, agar lahan sawah itu bisa mendapat aliran air. "Iya (bisa dapat pasokan air). Penyelamatan. Padi udah usia kurang lebih 40 hari. Setengah jalan (ke panen)," jelas Fahrurozi.