Keasrian Alam Ciremai Terancam, Ini Solusi Anies Baswedan

Anies ucapkan terima kasih pada warga yang jaga lingkungan

Kuningan, IDN Times- Sejumlah aspirasi diterima Capres nomor urut 1 Anies Baswedan dalam kunjungannya ke Kabupaten Kuningan, Sabtu (9/12/2023). Beberapa aspirasi yang disampaikan warga adalah kekhawatiran mereka terhadap kondisi kawasan Gunung Ciremai.

Warga yang di antaranya berasal dari Aktivis Anak Rimba (AKAR) menyampaikan kegelisahan mereka terhadap kondisi kawasan Ciremai yang dinilai mulai terancam. Mendapat keluhan tersebut, Anies menanggapinya dengan mengenang masa kanak-kanak dulu di Kuningan 

"Ciremai itu memori masa kecil kita. Sekarang kita juga ingin anak cucu kita punya memori yang sama tentang Ciremai," kata Anies di kediaman aktivis AKAR, Desa Kramatmulya, Kecamatan Kramatmulya, Sabtu (9/12/2023).

1. Kawasan Ciremai sekarang tak seperti yang dulu

Keasrian Alam Ciremai Terancam, Ini Solusi Anies Baswedancommons.wikimedia.org

Di depan para aktivis, Anies bercerita tentang pengalamannya di masa kanak-kanak di daerah kelahirannya itu. Anies mengatakan saat masih kanak-kanak, suasana kawasan Ciremai memiliki panorama yang indah.

"Jalan, dari Cipicung naik ke Cigugur, terus sampai ke Palutungan menikmati suasana yang penuh dengan kekayaan ekologi," kata Anies.

Namun, saat ini, pemandangan rute tersebut mulai berubah. Saat ini, kata Anies, tidak lagi terlihat kekayaan ekologi yang dimiliki kawasan itu. 

"Hari ini penuh dengan kekayaan ekonomi. Ekologinya hilang, diganti dengan ekonomi. Di sepanjang jalan banyak gedung yang membuat kita tidak lagi melihat keindahannya. Ketika naik ke atas, banyak tanah-tanah yang dipotong menjadi hilang. Suasana sudah mulai berubah," ujar dia.

Anies menegaskan, sejatinya ekologi dan ekonomi memiliki prinsip yang sama. Namun dalam perjalanannya, ada perbedaan mencolok antara dua hal itu.

"Kami melihat harus ada keseriusan mempersatukan ekonomi dan ekologi, karena dua ini sesungguhnya berangkat dari prinsip yang sama. Tapi dalam perjalanannya, dua ini pisah," ujar Anies.

2. Janji Anies untuk Kawasan Ciremai

Keasrian Alam Ciremai Terancam, Ini Solusi Anies BaswedanInin Nastain IDN Times/ Anies berdialog dengan aktivis lingkungan

Dalam kesempatan itu, Anies yang lahir di Kuningan pada 7 Mei 1969 menegaskan akan melakukan hal-hal untuk menyelematkan kawasan Ciremai. Program saat menjadi Gubernur DKI, jadi salah satu modal Anies untuk menangani kondisi kawasan Ciremai itu.

"Insya Allah kamk ingin meneruskan ketika kami bekerja di Jakarta. Salah satu komitmen tertinggi yang kami kerjakan (di DKI) itu tentang lingkungan hidup. Ketika kami membangun transportasi umum, itu transportasi umum dengan konsep untuk menyelamatkan lingkungan. Transportasi umum prinsip berkelanjutan. Ini bagian komitmen," ujar dia.

Anies menegaskan, ekologi merupakan bagian dari aktivitas kebudayaan. Oleh karena itu, hal itu mutlak untuk dijaga.

"Ini tidak bisa lepas dari kegiatan kebudayaan. Kegiatan pendidikan ini sebuah karya, kegiatan kebudayaan. Di balik ekologi ini ada aktivitas kebudayaan yang harus kita jaga sama-sama," tutur Anies.

3. Empat hal penanganan kawasan Ciremai

Keasrian Alam Ciremai Terancam, Ini Solusi Anies BaswedanWikipedia

Dari sejumlah kegelisahan aktivis lingkungan AKAR, Anies mencoba menawarkan beberapa hal. Solusi itu, jelas dia, pernah diterapkan di DKI, saat ia dipercaya menjadi Gubenur.

"Ada aktivitas di kawasan Ciremai yang dianggap mengganggu. Kalau boleh saya usul, ada empat hal. Satu, apa yang sudah ada sekarang, yang perlu ditingkatkan. Dua, apa yang perlu dikoreksi. Yang ketiga, apa yang perlu dihentikan. Yang keempat hal baru apa yang belum dilakukan yang harus kita jalankan," ujarnya.

"Jadi perubahannya itu empat aspek. Ditingkatkan, dikoreksi, dihentikan, dan dilakukan hal baru yang belum ada," katanya.

4. Empat hal harus dilakukan dengan cara kolaborasi

Keasrian Alam Ciremai Terancam, Ini Solusi Anies BaswedanIlustrasi kolaborasi (pixabay.com/mohamed Hassan )

Anies menjelaskan, dari empat aspek itu, dalam pelaksanaannya harus dilakukan dengan cara kolaborasi. Cara tersebut dinilai penting, mengingat tidak ada kelompok yang bisa melakukannya tanpa keterlibatan pihak lain.

"Kami ingin pendekatan itu, pendekatan kolaborasi. Negara, kalau harus bicara tentang mengelola ekosistem, paling optimal kalau bekerja sama dengan civil society. Apalagi kalau sudah bekerja lama," ungkap dia. 

"Nah, (pihak yang) punya kewenangan, bukan berati punya pengetahuan. Punya pengetahuan belum tentu punya kewenangan. Kalau kolaborasi insya Allah bisa," tuturnya.

Terkait kerja kolaborasi, Anies mengatakan sudah melakukannya di DKI. Dari kolaborasi itu, Anies mengklaim, tatanan kota Jakarta semakin rapi.

"Jadi insya Allah ke depannya, doakam agar amanat yang dijalani bisa berjalan dengan baik. Kalau Allah kehendaki, pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan kolaborasi, misalnya dengan tokoh-tokoh kebudayaan untuk menyelesaikan masalah," ungkap dia.

"Ini bukan rencana. Dulu, ketika membereskan kampung di Jakarta, bekerja sama dengan aktivis kampung. Dan aktivitas kampung itu dulu dengan pemerintah daerah musuhan terus. Aktivis kampung, LSM selalu musuhin pemerintah. Sama juga, pemerintah musuhin pemerintah," lanjut dia.

Dari kolaborasi itu, lanjut dia, lahir terobosan-terobosan baru. Hal itu juga yang nantinya dijanjikan Anies dilakukan di kawasan Ciremai.

"Ketika kita duduk bareng, dinamis. Setelah jalan beberapa kali pertemuan, akhirnya bekerja bersama. Penataan kampung itu terjadi sangat smooth. Yang terlibat (adalah) warga kampung, aktivis yang mendampingi, pakar yang mengerti perbandingan kampung antar negara. Keempat unsur pemerintah, yang kelima fasilitator. Dan ketemulah terobosan-terobosan," ungkap dia

Baca Juga: Gen Z di Banjarmasin Desak Anies Baswedan untuk Bawa Perubahan

Baca Juga: Komika Lampung Diduga Hina Nabi Saat Kampanye Anies, Ini yang Terjadi

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya