Cerita Pelaku Judol, Berawal dari Promo yang Menggiurkan

Banyaknya pemain Judol karena situsnya mudah diakses

Majalengka, IDN Times- Praktik judi online (Judol) menjadi sorotan masyarakat luas, sejak beberapa pekan terakhir. Selain melibatkan orang-orang dari lembaga pemerintahan, kebijakan pemerintah yang akan memberikan bansos, mendapat tanggapan miring dari masyarakat luas.

Sebagian kalangan menilai, alih-alih berencana untuk memberi bansos, pemerintah alangkah baiknya melakukan penanganan dari 'akarnya.' Bansos, tidak akan memiliki dampak positif untuk menghentikan praktik tersebut.

Terjerumusnya warga dalam praktik tersebut, tidak terlepas dari promo yang dilakukan secara massif. Bahkan, iklan Judol kerap ditemukan di aplikasi-aplikasi yang selama ini cukup populer di kalangan masyarakat Indonesia.

Salah satu warga, sebut saja Ceceng mengaku sudah bergelut dengan Judol saat musim pandemi Covid beberapa waktu lalu. Saat itu, banyak promo beredar yang dinilai cukup menggiurkan.

"Saya mulai main itu sejak ada imbauan di rumah saja, era pandemi (covid). Pada saat itu, kebetulan gawai yang banyak kita pegang kan. Dan banyak situs (judol) promo yang cukup menggiurkan. Ya sejak 2021 an lah," kata Ceceng, saat berbincang dengan IDN Times Jabar

1. Depo Rp51 ribu, dapat Rp4,8 juta

Cerita Pelaku Judol, Berawal dari Promo yang MenggiurkanIlustrasi permainan judi online. (Dok. Polres Metro).

Selama bergelut dengan Judol, Ceceng mengaku tidak pernah melakukan depo dalam jumlah yang besar. Hingga saat ini, depo terbesar yang pernah dilakukannya di kisaran Rp300 ribu.

"Kalo depo sih relatif. Kalau saya kan masih (kelas) receh. Depo ya paling Rp50 ribu, Rp100. Paling besar ya Rp300 an lah," kata dia.

Dari pengalamannya depo rata-rata Rp50-Rp100 ribu, Ceceng mengaku sempat tembus di angka Rp4,8 juta. Angka tersebut sekaligus sebagai 'keuntungan' tertinggi yang pernah didapatkannya.

"Ya namanya juga judul ya. Pernah depo Rp51 ribu, dikasih maxwin satu kali. Maxwin di bit 500, dapat Rp2 juta. Dan masuk lagi di game yang lain, dapat lagi Rp2,8 juta. Jadi total 4,8 juta. Padahal deponya cuma Rp51 ribu," kata Ceceng.

"Gak ada istilah dapat paling kecil. Yang ada ya rungkad. Satu kali depo Rp50, Rp100, kalah, abis. Rungkad jadinya," lanjut dia.

2. Lebih sering rungkad

Cerita Pelaku Judol, Berawal dari Promo yang Menggiurkanmeme judi online (instagram.com/_drakjoke)

Ceceng mengaku, ketika ada modal lumayan besar, dirinya tidak hanya bermain di satu situs judol saja. Modal tersebut dibagi ke beberapa situs. 

"Kalau saya mah, ketika punya deposit, punya uang untuk deposit kisaran Rp300, itu main di tiga situs, masing-masing Rp100," kata dia.

Dengan cara disebar ke beberapa situs, kata dia, ada kemungkinan salah satunya bisa goal. "Jadi salah satu situs itu pasti ada yang ngasih (menang), meskipun prosentase (kemungkinan menang) tidak terlalu besar. Kalau lagi hoki, ya lumayan gede. Bisa maxwin. Jadi kalau prosentase mah, ya kebanyakan kalahnya," jelasi Ceceng.

3. Mulai mengurangi main Judol

Cerita Pelaku Judol, Berawal dari Promo yang Menggiurkaninfografis judi online (IDN Times/Aditya Pratama)

Dalam beberapa kasus, tidak sedikit warga yang kecanduan Judol, nekad melakukan aksi kriminal lainnya. Menggelapkan uang, menjual barang-barang di rumah menjadi 'jalan ninja' bagi si pecandu judol.

Ceceng mengaku, selama ini dirinya main judol tanpa harus menjual barang-barang yang ada di rumah. "Alhamdulillah, gak ada barang-barang yang dijual. Bisa menahan diri," ungkap dia. 

Namun, Ceceng tidak menampik ada pecandu judol yang nekat menjual barang-barang, serta ngutang. "Tapi ada tuh, temen, motor satu abis. Pinjol puluhan juta gak terbayar," papar Ceceng. 

Setelah bergelut dengan Judol sejak masa pandemi Covid lalu, Ceceng mengaku saat ini sudah mengurangi intensitas. Ekonomi, diakuinya menjadi salah satu alasan mulai mengurangi bermain Judol.

"Udah mulai mengurangi. Karena posisi ekonomi juga lagi sulit. Jadi ya sedikit mengurangi lah," kata dia. 

"Sebenarnya mah, kalau mengakses situsnya sulit, orang-orang juga akan malas mencari. Ini mah kan relatif mudah. Jadi kalau misal pemerintah benar-benar menutup situsnya, itu bisa ditekan (pelaku Judol)," lanjut Ceceng

Baca Juga: 5 Tips Melepaskan Diri dari Kecanduan Judi Online

Baca Juga: Cara Disdik Majalengka Antisipasi Judi Online di Lembaga Pendidikan

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya