Nestapa Petani Cirebon, Terancam Gagal Panen di Tengah Kemarau

Kemarau membuat sebagian lahan persawahan kekeringan

Cirebon, IDN Times - Kemarau panjang membuat sebagian lahan persawahan di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat kekeringan. Ancaman gagal panen pada musim kemarau 2024 ini mulai mengerutkan dahi para petani.

Pantauan IDN Times, persawahan yang mulai mengalami kekeringan ada di wilayah Desa Kalikoa, Kecamatan Kedawung dan Blok Situmpuk, Kelurahan Watubelah, Kecamatan Sumber. Tanah di sawah tersebut sudah tampak kering dan mengalami keretakan.

Selain itu, saluran irigasi yang melintang di kedua wilayah persawahan tersebut sudah mengering. Para petani pun harus memutar otak untuk mencari sumber air baru.

1. Terjadi sejak satu bulan terakhir

Nestapa Petani Cirebon, Terancam Gagal Panen di Tengah KemarauIlustrasi kekeringan (ANTARA FOTO/Dedhez Anggara)

Petani Kabupaten Cirebon, Kosim (53) mengatakan, kekeringan terjadi sejak satu bulan terakhir. Ia pun mengaku risau karena tanaman padi yang ditanam di lahan 500 meter persegi terancam mengalami gagal panen akibat kekurangan air.

Sumber air terdekat, kata Kosim, berjarak satu kilometer dari sawah miliknya. Ia pun membutuhkan pompa air lengkap dengan selang panjang untuk mengairi lahannya tersebut.

"Istilahnya petani itu harus ngeboyor paling tidak seminggu tiga kali. Cuma, kalau sumber airnya tidak terbatas juga percuma," kata Kosim kepada IDN Times di Kabupaten Cirebon, Jumat (9/8/2024).

2. Sebanyak 136 pompa disiapkan pemerintah untuk petani

Nestapa Petani Cirebon, Terancam Gagal Panen di Tengah KemarauPompanisasi lahan pertanian di Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon. (IDN Times/Hakim Baihaqi)

Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Cirebon siapkan 136 pompa air untuk sawah tadah hujan wilayah kerjanya. Upaya ini untuk mengantisipasi adanya gagal panen akibat musim kemarau.

Kepala Distan Kabupaten Cirebon, Alex Suheriyawan mengatakan, dari 136 pompa, sebanyak 115 pompa air sudah disalurkan ke sejumlah kelompok tani (poktan), terutama di wilayah Kabupaten Cirebon bagian timur.

"Pompa ini cukup membantu para petani. Mereka tidak harus mengeluarkan ongkos lebih besar untuk mengairi lahannya," kata Alex.

Alex menyebutkan, pada tahun ini, masa tanam padi di Kabupaten Cirebon bisa dilakukan maksimal sebanyak dua kali. Beberapa di antaranya hanya dua kali. "Kami usahakan bisa dua kali. Kalau tiga kali sepertinya tidak bisa," katanya.

3. Kekeringan di Cirebon mengancam 21 kecamatan

Nestapa Petani Cirebon, Terancam Gagal Panen di Tengah Kemarauilustrasi kemarau (unsplash.com/Fiona Smallwood)

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon mencatat, sebanyak 21 kecamatan di wilayah Kabupaten Cirebon berpotensi dilanda kekeringan pada musim kemarau 2024 ini.

Menyitir data BPBD puluhan kecamatan itu adalah, Gegesik, Klangenan, Talun, Tengah Tani, Suranenggala, Sedong, Panguragan, Mundu, Palimanan, Ciwaringin, Susukan Karangwareng, Dukupuntang, Kapetakan, Gempol, Waled, Sumber, Ciledug, Beber, Kaliwedi, dan Gunungjati. 

Sub Koordinator Kebencanaan BPBD Kabupaten Cirebon, Juwanda mengatakan, dari 21 kecamatan, ada  tiga kecamatan yang merupakan wilayah dengan potensi mengalami kekeringan paling tinggi.

"Tiga kecamatan itu adalah Gegesik, Gempol, dan Sedong. Untuk Gegesik ada di Desa Sibubut, Gempol di Desa Cupang, dan Sedong di Desa Winduhaji," kata Juwanda.

Puncak usim kemarau yang terjadi di Kabupaten Cirebon diprediksi terjadi pada Agustus ini. Hal tersebut pun berdasarkan prakiraan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Beberapa bulan lalu, pemerintah daerah sudah mengeluarkan surat edaran terkait kesiapsiagaan masyarakat terhadap ancaman bencana kekeringan, kekurangan air bersih, serta kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya