Warga Jabar Paling Intoleran, Tokoh Agama Tunggu Hasil Penelitian

Pemprov Jabar cairkan Rp500 juta untuk kasus intoleran

Bandung, IDN Times – SETARA Institute baru saja menerbitkan hasil penelitian selama 12 tahun terakhir yang membuat geger masyarakat Jawa Barat. Bagaimana tidak, penelitian itu menyimpulkan bahwa masyarakat Jawa Barat disebut paling intoleran.

Direktur Riset SETARA Institute, Halili Hasan, mengatakan jika riset longitudinal (metode penelitian) tersebut menyasar kasus-kasus intoleran di seluruh provinsi di Indonesia.

“Kami merilis 10 provinsi dengan peristiwa tertinggi selama 12 tahun terakhir. Hasilnya, Jawa Barat paling banyak (kasus intoleran) dengan total 629 peristiwa intoleransi,” tutur dia, dalam acara Pemajuan Toleransi di Daerah Input untuk Menag dan Mendagri di Ibis Jakarta Tamarin, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (24/11).

1. FKUB harus lihat hasil riset SETARA

Warga Jabar Paling Intoleran, Tokoh Agama Tunggu Hasil Penelitian(Sekretaris Umum MUI Jawa Barat Rafani Akhyar) IDN Times/Galih Persiana

Kepada IDN Times, Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Jawa Barat belum bisa memberikan keterangan. Ketua FKUB Jawa Barat, Rafani Akhyar, berjanji akan segera menganalisis hasil penelitian itu baru akan menjawabnya secara ilmiah.

“Begini, saya belum terima hasil research itu. Takutnya enggak baik menanggapinya. Bagaimana kalau besok (wawancaranya)?” tutur Rafani, saat dihubungi IDN Times Jabar, Senin (25/11).

2. Pemprov Jabar gelontorkan Rp500 juta untuk tangani kasus intoleransi

Warga Jabar Paling Intoleran, Tokoh Agama Tunggu Hasil PenelitianIDN Times/Humas Pemprov Jabar

Sebelumnya, sebenarnya Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil tidak tinggal diam dalam mengatasi kasus intoleransi di daerahnya. Sejak menjabat sebagai gubernur pada September 2018, Emil, sapaan akrab Ridwan, komit untuk menggelontorkan hibah senilai sekitar Rp500 juta kepada FKUB untuk mengatasi problema itu.

Emil tercatat pernah menggelar pertemuan dengan FKUB salah satunya pada 17 Januari 2019 di Gedung Sate, pusat pemerintahan Provinsi Jawa Barat. Ketika itu Rafani bilang bahwa Emil merupakan pemimpin yang peduli terhadap isu intoleransi.

Rafani membandingkan anggaran yang diterimanya kini dengan Gubernur Jawa Barat sebelumnya, yakni Ahmad Heryawan. Menurut dia, beda anggarannya hingga sepuluh kali lipat.

Rafani yang juga Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat mewakili umat Islam dalam internal FKUB. Selain oleh Rafani, FKUB juga diisi oleh tokoh-tokoh aga lainnya.

3. Daerah lain paling intoleran setelah Jabar

Warga Jabar Paling Intoleran, Tokoh Agama Tunggu Hasil Penelitianfbhalilihasan

Dengan anka 629 kasus intoleransi, Jawa Barat menduduki peringkat pertama sebagai provinsi paling tidak toleran. Selanjutnya, setelah Jawa Barat, wilayah DKI Jakarta menduduki posisi kedua dengan 291 kasus, Jawa Timur 270 kasus, Jawa Tengah 158 kasus, Aceh 121 kasus, Sulawesi Selatan 112 kasus, Sumatera Utara 106 kejadian, Sumatera Barat 104 peristiwa, Banten 90 kasus, dan Nusa Tenggara Barat 76 kasus.

"Kasus intoleransi Jawa Barat mengalahkan DKI Jakarta selama 12 tahun ini," kata Halili.

4. Pengaruh politik pada kasus intoleransi

Warga Jabar Paling Intoleran, Tokoh Agama Tunggu Hasil Penelitianbpsdm.pu.go.id

Halili menjelaskan ada berbagai faktor yang membuat tingkat intoleransi di Jawa Barat tinggi, di antaranya politik. "Saat Pilkada ada dua daerah yang paling intens dan kuat sekali untuk politisasi agama, yakni di Jawa Barat dan Sumatera Utara," kata dia.

Selain itu, lanjut Halili, ada aktor lokal yang terus-menerus melakukan persekusi terhadap minoritas, seperti ormas Islam. Karena itu, Setara Institute meminta agar pemerintah melakukan pendekatan ke daerah-daerah, untuk menekan pelanggaran kebebasan beragama.

Baca Juga: Kagumi Kinerja Oded, Australia Bakal Belajar Soal Toleransi di Bandung

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya