Musisi Senior Doel Sumbang Ikut Kritisi RUU Permusikan

Tanpa RUU Permusikan, Doel sudah biasa ditangkap aparat

Bandung, IDN Times – Rancangan Undang-Undang Permusikan yang tengah digodok meja legislatif membuat sejumlah musisi Tanah Air bereaksi. Tak terkecuali Doel Sumbang, musisi asal Bandung, Jawa Barat, yang geram dengan adanya RUU tersebut.
 
Sama seperti musisi lainnya, Doel Sumbang pun merasa jika RUU Permusikan itu memenjara kebebasan seniman dalam berkarya. Apalagi bagi seorang Abdul Wahyu Affandi, nama asli Doel, yang kerap bikin lagu dengan lirik-lirik nyeleneh, vulgar, dan tengil.

1. Tidak menolak 100 persen

Musisi Senior Doel Sumbang Ikut Kritisi RUU PermusikanIDN Times/Galih Persiana

Dalam acara Budi Dalton Ngobat (Ngomongkeun Batur), Doel mengatakan jika ia belum lama mengikuti RUU tersebut. Meski demikian, ratusan pertanyaan memintai pendapat mampir ke ponsel dan media sosial dirinya.
 
“Tadi pagi saya baca sebelas lembar pasal-pasal itu. Semuanya benar-benar harus ditinjau lagi. Dan kita, terutama orang-orang yang bekerja di dunia musik, tidak boleh luput mengawal RUU ini,” ujar Doel, salah satu musisi yang dituakan di Jawa Barat itu, Senin (4/2) malam di Jalan Ambon, Kota Bandung.

2. Tidak perlu kampanye anti pembajakan

Musisi Senior Doel Sumbang Ikut Kritisi RUU PermusikanIDN Times/Galih Persiana

Namun, jika musisi lain menitikberatkan perhatiannya pada pasal-pasal karet yang lahir di RUU tersebut, Doel justru mengkritisi adanya pasal tentang pembajakan. Hal tersebut terkait dengan Bab IV Tentang Perlindungan, terutama Pasal 41 poin B yang tercantum dalam RUU Permusikan.
 
Dalam pasal tersebut tertulis bahwa pemerintah kudu membuat program dan/atau kegiatan yang berkaitan dengan anti pembajakan musik.
 
“Dengan pasal itu, seakan-akan yang kami harapkan adalah kampanye agar masyarakat membeli produk original,” kata Doel. Padahal, lanjutnya, soal hak membeli original atau produk asli ada di tangan masyarakat dan tak dapat dipaksakan.
 
“Tapi, sebenarnya bukan itu yang kami harapkan. Persoalannya bagaimana pembajakan bisa ditekan, agar tak ada lagi industri bajakan di Indonesia,” ujar penyanyi "Kalau Bulan Bisa Ngomong" ini. Dia pun mencontohkan penjualan CD bajakan di Jalan Dalem Kaum, Bandung, yang hidup sejak lama dan tak pernah diusut tuntas.

3. Batasan pornografi

Musisi Senior Doel Sumbang Ikut Kritisi RUU Permusikanunsplash.com/@vheath

Tidak hanya itu yang Doel soroti dari RUU Permusikan. Ada pula Pasal 5 poin B tentang pemuatan konten pornografi, kekerasan seksual, dan eksploitasi anak, yang praktis membuatnya resah. Bagaimana tidak, setiap membuat lirik Doel memang kerap melibatkan diksi vulgar agar dapat lebih diterima oleh masyarakat.

“Ini pun ada kaitannya dengan kultur Sunda. Banyak Bahasa Sunda yang  sebenarnya bukan termasuk unsur pornografi, sementara masyarakat umum menilainya sebagai hal porno,” kata Doel.

4. Doel sering dihakimi aparat

Musisi Senior Doel Sumbang Ikut Kritisi RUU PermusikanYoutube.com

Karya-karya Doel memang berkelindan dengan keresahan masyarakat. Soal retaknya rumah tangga, pria hidung belang, pelacuran, hingga kritik pada tirani yang gemar menyomot uang rakyat. Maka itu, tak heran jika Doel punya segudang pengalaman selama kurang lebih 35 tahun berkarier di dunia musik.
 
Dengan demikian, tak heran jika Doel pun mengkritisi sisi urgensi dari RUU Permusikan tersebut. “Kenapa harus dibatasi, seniman sebenarnya sudah punya kontrol sendiri. Saya tau yang mana yang harus dicoret dari kalimat lagu-lagu saya. Saya rasa enggak perlu jadi undang-undang. Toh, tanpa undang-undang sekali pun, saya sering turun dari panggung dan ditangkap aparat,” kata Doel.

5. Berkumpulnya musisi independen Bandung

Musisi Senior Doel Sumbang Ikut Kritisi RUU PermusikanIDN Times/Galih Persiana

Apa yang diutarakan Doel jitu membuat massa bertepuk tangan. Massa itu bukan sembarang massa, melainkan musisi-musisi Bandung terutama mereka yang berkarya secara independen, tanpa melibatkan diri pada label rekaman raksasa.
 
Beberapa pentolan yang hadir di sana antara lain perwakilan dari Rosemary (Punk), Turtles Jr (Punk Rock), Pure Saturday (Indie Pop), dan Burgerkill (Metalcore). Doel pun duduk dan mengutarakan pendapatnya di atas panggung bersama sejumlah musisi Bandung lainnya seperti Trie Utami (Penyanyi dan pencipta lagu), juga Iing Rosemary.

Baca Juga: Trie Utami: Kalau RUU Permusikan Lolos, Kita Wassalam

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya