Survey PDIP Klaim Jokowi Sudah Kuasai Jawa Barat 

PDIP juga menjawab sindiran Fadli Zon di Garut

Bandung, IDN Times– Hasil Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2014 di mana Prabowo mengalahkan Joko “Jokowi” Widodo dengan perbandingan sekitar 60:40 di Jawa Barat sepertinya tak akan lagi terulang. Setidaknya, itu yang diyakini PDIP setelah lima tahun Jokowi menjadi Presiden Indonesia.
 
Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP Jawa Barat Abdy Yuhana mengatakan jika optimisme tersebut bukan tanpa ukuran. Ada beberapa penyebab pergeseran suara di Jawa Barat dalam lima tahun terakhir, di mana bikin elektabilitas Jokowi meningkat tajam.

1. Survei di provinsi dan daerah pemilihan

Survey PDIP Klaim Jokowi Sudah Kuasai Jawa Barat ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/pras.

DPD PDIP Jabar, kata Abdy, hingga saat ini masih melakukan survei berkala untuk mengukur elektabilitas Jokowi di Jabar. Survei tersebut dilakukan oleh pihak ketiga yang tidak disebutkan namanya.
 
“Pokoknya kesimpulannya per hari ini Jokowi sudah melampaui pasangan 02 (Prabowo Subianto-Sandiaga Uno) di Jabar. Kami pakai lembaga survei profesional,” tutur dia, kepada IDN Times, Selasa (29/1).
 
Ketika ditanya nama lembaga survei yang dipakai, Abdy berdalih. “Enggak usah (Disebut) lah. Pokoknya kami sudah lakukan survei di provinsi dan dapil (Daerah pemilihan),” ujar Abdy.
 

2. Bukti keakuratan survei

Survey PDIP Klaim Jokowi Sudah Kuasai Jawa Barat IDN Times/PLN

Abdy menambahkan, ada sederet peristiwa yang menjadi bukti bahwa warga Jabar telah percaya dengan kinerja Jokowi. Misalnya, animo masyarakat Jabar acap kali Jokowi mengunjungi daerah mereka.
 
“Coba lihat saja respons luar biasa masyarakat Jabar setiap kali Jokowi berkunjung ke daerah-daerah. Bisa kita lihat bahwa kehadiran Jokowi memang ditunggu masyarakat Jawa Barat,” ujarnya.

3. Terakhir kali Jokowi ke Garut untuk perhatian

Survey PDIP Klaim Jokowi Sudah Kuasai Jawa Barat IDN Times/Galih Persiana

Di mata Abdy, Jokowi memang jarang mengunjungi Priangan Timur (Wilayah Jawa Barat Timur termasuk Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Banjar, dan Pangandaran). Maka itu, kunjungan Jokowi ke Garut pada Jumat-Sabtu (18-19/1) merupakan perhatian presiden pada masyarakat Jabar.
 
“Jokowi itu aktivias intensitas turun ke daerahnya sangat rajin sekali. Tapi, di wilayah Jabar sendiri, sejak menjabat preisden, Jokowi intens melakukan kunjungan,” kata Abdy.

4. Pembangunan Garut versi Jokowi

Survey PDIP Klaim Jokowi Sudah Kuasai Jawa Barat IDN Times/Galih Persiana

Jokowi membawa beberapa catatan sepulangnya ia dari Garut. Di antaranya ialah adanya potensi Sumber Daya Alam di sana, salah satunya kandungan geothermal di kawasan Kamojang, Garut.
 
Agar potensi alam tersebut mudah diakses, maka pemerintah berencana bikin tol Cileunyi-Garut-Tasikmalaya alias Cigatas. “Jalan tol tersebut akan memudahkan semua orang agar dapat mengakses Garut,” katanya.
 
Selain itu, Garut pun punya potensi Sumber Daya Manusia yang tersebar di seluruh Indonesia. Di antaranya ialah diaspora pemangkas rambut Garut ke seluruh Indonesia.
 
“Kalau kemudian ada dampak tambahan suara setelah kunjungan tersebut, kami anggap itu adalah bonus,” ujar Abdy. Pada Pilpres 2014, elektabilitas Jokowi memang kalah di daerah Garut.

5. Jawaban PDIP soal satire Fadli Zon

Survey PDIP Klaim Jokowi Sudah Kuasai Jawa Barat IDN Times/Amel

Kunjungan Jokowi ke Garut salah satunya untuk mengikuti cukur rambut massal mendapat sindiran dari sejumlah tokoh politik. Misalnya politikus Partai Demokrat, Danhil Anzar, yang menyindir Jokowi lewat cuwitannya di Twitter.
 
“Cukur rambut di Garut, bawa tukang cukur dari Jakarta. Bangun pabrik di Sulawesi, bawa buruhnya dari luar negeri,” cuit Danhil, dua hari setelah momentum tersebut.
 
Bahkan, Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon, mengunjungi Garut sepekan setelah Jokowi ke sana. Ia menggelar acara serupa, yakni cukuran rambut massal, sebagai simbol kegiatan Jokowi yang ia nilai hanya sebuah pencitraan belaka.
 
Namun, PDIP tak ambil pusing dengan satire ala lawannya. Sebaliknya, Abdy menganggap manuver lawannya hanya akan menjadi boomerang bagi mereka sendiri.
 
“Yang jelas sekarang masyarakat bisa melihat bukti, kerja nyata, agar potensi Garut semakin termanfaatkan. Pihak sebelah hanya bisa satire saja, sehingga lama-lama masyarakat akan paham siapa pemimpin yang benar-benar bekerja, dan siapa pemimpin yang hanya bikin sensasi saja,” tutur Abdy.
 
“Dengan begitu, kami semakin yakin suara untuk Jokowi di Jawa Barat semakin meningkat,” katanya.

Baca Juga: Terima Dukungan Anak PKI, Bukti Politik Gerindra Tak Berjenis Kelamin

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya