Sidak Pasar Takjil, BPOM Temukan Cincau Boraks di Bandung

Kegiatan tersebut untuk mengawasi pangan jelang lebaran

Bandung, IDN Times – Menjelang waktu buka puasa, petugas Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Bandung menjelajahi para pedagang kaki lima di Kawasan Simpang Dago, Jalan IR. H. Djuanda, Kota Bandung, Kamis (9/5). Dari 25 sampel santapan takjil yang mereka uji, terdapat satu minuman yang positif mengadung boraks.

Hal tersebut dibenarkan Kepala BBPOM di Bandung, I Gusti Ngurah Bagus Kusuma Dewa, ketika ditemui wartawan di lokasi pengambilan sampel. Pengujian ke-25 sampel tersebut dilakukan menggunakan mobil laboratorium yang diparkir tak jauh dari lokasi pengambilan sampel.

Bagaimana BBPOM dapat mendapati boraks pada santapan takjil?

1.Ditemukan pada minuman cincau

Sidak Pasar Takjil, BPOM Temukan Cincau Boraks di BandungIDN Times/Galih Persiana

Sebanyak 25 sampel yang diambil BBPOM dari berbagai macam jenis makanan dan minuman, Bagus menemukan boraks dalam salah satu sampel dengan jenis minuman cincau. Sementara 24 sampel lainnya, kata dia, masih di dalam batas aman dikonsumsi.

“Biasanya ini (sambil menunjukkan sampel cincau di tangannya) digunakan untuk membuat kenyal makanan. Selain dalam cincau, kami pernah temukan juga dalam bakso, cilok, dan banyak makanan lainnya,” kata Bagus, kepada wartawan, Kamis (9/5).

Apa yang diutarakan Bagus ada benarnya. Es cincau digemari masyarakat karena merupakan minuman manis dan segar, juga karena kekenyalan cincau yang memanjakan lidah.

Meski demikian, BBPOM selanjutnya tetap akan membawa sampel cincau positif mengandung boraks tersebut ke laboratorium agar semakin jelas kandungannya.

2. Cara mewaspadai cincau boraks

Sidak Pasar Takjil, BPOM Temukan Cincau Boraks di BandungIDN Times/Galih Persiana

Menurut Bagus, belum seluruh masyarakat mewaspadai makanan yang hendak mereka beli. Sebenarnya, ada cara mudah untuk menganalisis sebuah makanan mengandung boraks atau tidak.

“Boraks itu sering tujuannya agar makanan jadi mengenyal. Itu pernah kami temui di bakso. Cara identifikasinya, bakso yang mengandung boraks itu kenyal dan alot. Yang tidak mengandung boraks biasanya lebih rapuh,” kata Bagus.

Meski demikian, ia mengatakan bahwa identifikasi sederhana itu tak bisa memastikan sebuah makanan mengandung boraks atau tidak. Untuk membuktikannya, kata Bagus, ialah dengan menggunakan test kit guna identifikasi awal. Setelah itu, makanan perlu dibawa ke laboratorium, baru bisa dipastikan kandungannya.

Sebenarnya, boraks merupakan salah satu dari empat penyalahgunaan bahan berbahaya pada makanan yang kerap ditemui BBPOM. Selain boraks, ada pula Rhodamin B  (pewarna merah untuk tekstil), metanil yellow (pewarna kuning untuk tekstil), dan formalin.

“Kami mohon kepada masyarakat agar selalu mencermati warna makannya. Kalau ada jajanan berwarna merah lebih mencolok dari biasanya, itu bisa jadi mengandung Rhodamin B. Karena tujuan dari penggunaan Rhodamin B ialah agar warna makanan semakin menarik,” katanya.

Imbauan yang sama bagi metanil yellow, yang kerap disalahgunakan untuk memberi warna kuning pada makanan.

Sementara formalin, lanjut Bagus, biasanya dipakai para pedagang bandel untuk mengawetkan makanan. “Kami pernah menemukan tahu yang mengandung formalin. Biasanya dapat diketahui dari baunya yang menyengat, kemudian tahu tersebut akan lebih awet dari biasanya jika disimpan dalam suhu ruangan. Biasanya juga tahu tidak dihinggapi lalat,” tutur dia.

Sementara untuk produk pangan olahan (kemasan), tip mengidentifikasi keamanannya cenderung lebih mudah. BBPOM kerap menyebutnya dengan singkatan Cek KLIK, akronim dari cek kemasan, label, izin edar, dan kadaluarsa.

3. Ada penurunan temuan bahan berbahaya dalam makanan

Sidak Pasar Takjil, BPOM Temukan Cincau Boraks di BandungIDN Times/Galih Persiana

Meski demikian, menemukan satu makanan/minuman berbahaya dari 25 sampel yang diambil sejauh ini bisa dianggap sebagai sebuah kemajuan. Temuan itu, kata Bagus, bukti dari adanya penurunan pedagang bandel yang menggunakan bahan kimia berbahaya.

“Memang, sampai saat ini kamu belum bisa berikan evaluasi. Ini adalah hasil dari pembinaaan secara terus menerus, yang dilakukan setiap saat. Bukan hanya bulan Ramadan, sebenarnya,” katanya

4. Simpang dago destinasi pasar takjil

Sidak Pasar Takjil, BPOM Temukan Cincau Boraks di BandungIDN Times/Galih Persiana

Kawasan Simpang Dago, tempat di mana BBPOM mendapati cincau ber-boraks, merupakan salah satu pasar takjil yang terletak di tengah kota. Seperti namanya, Simpang Dago merupakan persimpangan Jalan IR. H. Djuanda (Dago) yang dibelah oleh Jalan Dipati Ukur.

Jangankan dalam masa-masa puasa, di hari-hari biasa pun pedagang kaki lima penjaja makanan berjamur di sana. Selain karena banyaknya pedagang kaki lima, kawasan itu pun ramai karena berdiri sebuah restoran siap saji kenamaan di Indonesia.

5. Apa bahayanya boraks?

Sidak Pasar Takjil, BPOM Temukan Cincau Boraks di BandungIDN Times/Galih Persiana

Penggunaan boraks sebagai salah satu pencampur bahan pangan sudah sejak lama dilarang di Indonesia. Pelarangan itu bukan tanpa sebab, karena efek yang ditimbulkan boraks jika tertelan cukup berbahaya. Mulai dari demam, muntah, sesak nafas, hingga pendarahan dari hidung.

Boraks merupakan bahan kimia yang umumnya digunakan untuk mematri logam, membuat gelas, pestisida, juga untuk campuran pembersih. Penggunaan boraks oleh para pedagang bandel tak lepas dari anggapan bahwa bahan kimia tersebut mampu mengawetkan makanan/minuman dan meningkatkan kerenyahan juga kekenyalan makanan/minuman.

“Karena boraks merupakan bahan kimia, jadi seberapa pun kadarnya tetap akan membahayakan tubuh dan menggangu ginjal, hati, dan sebagainya. Jadi memang harus dihindari,” tutur Bagus.

Sebenarnya, kegiatan inspeksi mendadak (sidak) sudah mereka lakukan sejak dua pekan sebelum memasuki bulan puasa 2019. “Setelah Ramadhan, tentu kami semakin intensif karena memasuki masa pengawasan pangan jelang hari raya yang dilakukan BBPOM di Bandung,” katanya.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya