PKS: Gaya Jokowi Bermotor Tidak Jitu Dekati Millennial 

Millenial tidak mudah dipengaruhi kemasan bermotor Jokowi

Bandung, IDN Times – Kedekatan presiden Indonesia Joko “Jokowi” Widodo pada kelompok bermotor beberapa bulan terakhir mencuri perhatian massa. Salah satunya, kala Jokowi menunggangi motor untuk blusukan ke sejumlah daerah.
 
Sejumlah pakar politik berpendapat bahwa aksi tersebut tak lain merupakan cara Calon Presiden nomor urut 01 pada Pilpres 2019 itu mengeruk suara millennial. Salah satunya millennial Jabar, dengan populasi 32 persen (14,947 juta jiwa) dari seluruh masyarakat Jabar sebanyak 46,71 juta jiwa.
 
Namun, tidak semua sepakat dengan pendapat para pakar politik. Salah satunya Partai Keadlina Sejahtera (PKS) yang menganggap aksi Jokowi bermotor justru mengundang kritik.

1. Terakhir blusukan bermotor ke Tangerang, Banten

PKS: Gaya Jokowi Bermotor Tidak Jitu Dekati Millennial Twitter/kspgoid

Dalam beberapa momentum, presiden memang kerap menunggangi kuda besi dalam setiap kegiatan blusukannya. Terakhir kali, pada 4 November 2018, ia tancap gas ke Pasar Anyar di Tangerang, Banten, menggunakan motor chooper pesanannya.
 
Motor tersebut dipesan Jokowi kala ia mengunjungi acara motor tahunan, Otobursa Tumplek Blek 2018, di JIExpo Kemayoran, Jakarta, pada 21 Juli 2018. Di sana, Jokowi memang sempat berkunjung dan memesan motor di outlet milik Katros Garage, sebuah perusahaan modifikasi motor.
 
Baik cara Jokowi bermotor, mengunjungi Tumplek Blek 2018, hingga mengunjungi Kaltros Garage, merupakan kegiatan yang cenderung mengarah pada kelompok usia millennial. Tak heran jika banyak pakar politik berpendapat seperti itu.

2. Pemikiran millennial tak sesimpel itu

PKS: Gaya Jokowi Bermotor Tidak Jitu Dekati Millennial IDN Times/Istimewa

PKS menjadi salah satu partai yang mengkritisi kegiatan bermotor ala Jokowi. Menurut Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah PKS Jabar Abdul Hadi Wijaya, millennial tidak mudah terpengaruh dengan kedekatan presiden dan kelompok pemuda bermotor.
 
Kedalaman berpikir millennial, kata Abdul, tidak sedangkal apa yang dilakukan Jokowi. Proses untuk memahami anak muda bagi PKS tidak sesimpel itu.
 
“Jadi ketika berbicara pakai motor dan sebagainya, sementara harga BBM naik berkali-kali, pasti millennial juga berpikir. Menurut saya, selesaikan dulu kebutuhan-kebutuhan mendasar millennial, baru lakukan kegiatan seperti itu. Analisis kebutuhan millennial saat ini,” ujar anggota DPRD Jawa Barat itu, saat dihubungi IDN Times, Sabtu (2/2).
 
Ada tiga harapan sukses anak muda di Indonesia, kata PKS, ialah ingin sukses studi, sukses berkarier, dan sukses berkeluarga. “Jawablah semua keinginan itu dengan kedalaman, bukan isu-isu seperti itu,” ujar Abdul.
 
PKS sendiri saat ini bergumul di pasangan Calon Presiden nomor urut 02, yakni Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

3. Lebih baik Sandiaga daripada Jokowi

PKS: Gaya Jokowi Bermotor Tidak Jitu Dekati Millennial IDN Times/Gregorius Aryodamar

Bagi Abdul, apa yang diharapkan millennial saat ini tertanam dalam diri calon Wakil Presiden nomor urut 02, Sandiaga. Meski mundur dari jabatan Wakil Gubernur DKI Jakarta jauh sebelum masa baktinya berakhir, politikus yang berangkat dari seorang pengusaha itu diklaim sukses dengan program Okeoce (One Kecamatan, one centre of entrepreneurship) di DKI Jakarta.
 
“Sandi adalah pengusaha sukses yang soleh. Tidak bisa dilawan oleh Jokowi yang berpura-pura menjadi anak muda. Saat ini di Jawa Barat, semakin banyak gerakan mendukung Prabowo-Sandiaga,” ujar dia.

4. Gaya Jokowi bermotor jitu mendekati millennial

PKS: Gaya Jokowi Bermotor Tidak Jitu Dekati Millennial Twitter/@KSPgoid

Berbeda dengan Abdul, pakar politik Universitas Padjadjaran Firman Manan menilai, kegiatan bermotor Jokowi berdampak besar bagi millennial di Jawa Barat. Ia menyimpulkan, Jokowi dan calon wakil presidennya, Ma'ruf Amin, lebih berpeluang mendapatkan suara millennial di Jawa Barat ketimbang Prabowo-Sandi.
 
Hal tersebut tak lepas dari cara Jokowi untuk bersosialisasi dengan masyarakat. Misalnya, kata Firman, tatkala Jokowi mengenakan motor gede ke berbagai daerah, juga caranya berpakaian. “Secara emosional, motor dan cara berpakaian merupakan simbol-simbol pendekatan pada millennial,” ujarnya.
 
Tak hanya itu, Jokowi lebih diunggulkan karena merupakan calon presiden petahana. “Jokowi sudah memberikan program-program kebijakan terkait dengan kaum millennial. Kebijakan soal start up, soal bisnis untuk para millennial, secara bertahap dilahirkan pemerintahan Jokowi,” kata Firman.

5. Laporan IDN Times soal pemberitaan politik

PKS: Gaya Jokowi Bermotor Tidak Jitu Dekati Millennial IDN Times

Dalam data yang tersaji dalam Indonesian Millenials Report 2019 bikinan IDN Research Institute dan Alvara Research Center, kelompok usia millennial cenderung tidak tertarik terhadap isu politik yang dibangun di media massa. Meski demikian, bukan berarti millennial tidak tertarik dengan dunia politik.
 
Hasil survei tersebut dapat menunjukkan bahwa manuver Jokowi dalam pendekatan millennial tidak melulu jitu. Alasannya, millennial menganggap isu politik terlalu berat, rumit, dan membosankan.

Dalam data yang tersaji, hanya tampak 23,4 persen millennial di seluruh Indonesia yang mengikuti isu politik. Survei tersebut salah satunya dilakukan di Kota Bandung, Jawa Barat.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya