Pesantren Jadi Lokasi Percobaan Teknologi Energi Terbarukan LIPI

Teknologi itu menanggung separuh kebutuhan pesantren.

Bandung, IDN Times – Pesantren Baiturrahman, Jalan Ciparay, Kabupaten Bandung, menjadi lokasi yang paling pas bagi Pusat Penelitan Tenaga Listrik dan Mekatronik (P2 Telimek) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) untuk mengembangkan teknologi energi terbarukan. Di sana, P2 Telimek LIPI sejauh ini berhasil menggabungkan tiga pembangkit listrik untuk menjawab kebutuhan aktivitas pesantren.

Agus Risdiyanto adalah Peneliti P2 Telimek LIPI yang berkecimpung dalam proyek percobaan tersebut. Menurut Agus, tiga pembangkit listrik tersebut dapat memenuhi sebagian kebutuhan penerangan asrama, lampu jalan, dan charging point.

Bagaimana proyek yang disebut Smart Micro Grid System tersebut bekerja?

1. Tenaga surya, biogas, air, dan angin

Pesantren Jadi Lokasi Percobaan Teknologi Energi Terbarukan LIPIIDN Times/Galih Persiana

Tiga pembangkit listrik tersebut masing-masing bertenaga surya, air, dan biogas. Sebenarnya, kata Agus, LIPI sempat menanam pembangik listri tenaga angin di Pesantren Baiturrahman. “Tapi karena tekanan angin di sana tidak ideal, maka akhirnya kami cabut kembali,” ujarnya, di Kantor LIPI Wilayah Bandung, Jalan Sangkuriang, Kota Bandung, Senin (22/4).

Pembangkit listrik tenaga surya, diambil melalui sejumlah panel surya yang ditancapkan di kompleks pesantren. Sementara pembangkit bertenaga air dan biogas, masing-masing ditunjang melalui mikro hidro (kinetik air) dan gas dari memanfaatkan limbah toilet para santri Baiturrahman.

“Ketiga pembangkit listrik digunakan secara bersamaan, dan menambal kekurangan satu dan yang lainnya. Dengan penggabungan ketiganya, biaya infrastruktur lebih hemat,” kata Agus.

2. Cara kerja pembangkit listrik

Pesantren Jadi Lokasi Percobaan Teknologi Energi Terbarukan LIPIIDN Times/Galih Persiana

Kepada wartawan, Agus menunjukkan grafik pembangkit listrik tersebut bekerja dari pukul 00.00 sampai 23.59 malam. Pada dini hari, di mana konsumsi listrik tak banyak terpakai, pembangkit akan bekerja dan menyimpan energinya pada sebuah baterai.

Energi yang tersimpan dalam baterai tersebut kemudian digunakan oleh aktivitas pesantren sejak siang hingga sore hari. Sementara ketika malam, di mana konsumsi listrik kembali menurun, pembangkit listrik masih bekerja dan kembali menyimpan energinya dalam baterai.

3. Baru membantu 11 kilowatt

Pesantren Jadi Lokasi Percobaan Teknologi Energi Terbarukan LIPIIDN Times/Galih Persiana

Meski demikian, berbagai teknologi yang dikembangkan LIPI di Pesantren Baiturrahman belum dapat sepenuhnya menunjang kebutuhan listrik pesantren. Pasalnya, ketiga pembangkit tersebut hanya mampu menghasilkan 11 kilowaat (KW) listrik, sementara pesantren memerlukan sekitar 35 KW listrik.

“Biogas dan mikro hidro hanya menghasilkan masing-masing 5 KW. Sementara panel surya hanya menghasilkan 1 KW saja. Kami bisa saja memenuhi seluruhnya, tapi pengembangan penelitian alami keterbatasan dana,” ujarnya.

4. Sempat dipamerkan di Isex

Pesantren Jadi Lokasi Percobaan Teknologi Energi Terbarukan LIPIpixabay.com

Alat tersebut saat ini memang menjadi salah satu dari banyak produk unggulan P2 Telimek LIPI. Menurut Agus, Smart Micro Grid System itu pernah dipamerkan di Indonesia Science Expo (Isex) 2017.

“Pemanfaatan potensi lokal sumber energi baru dan terbarukan dalam satu komunitas atau area dapat dilakukan untuk pemenuhan atau menjaga pasokan energi kita. Potensi-potensi tiga pembangkit listrik di pesantren tersebut, pada akhirnya mampu diintegrasikan dalam bentuk hibridisasi on-grid atau off-grid. Itulah keunggulan produk ini,” katanya.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya