Masjid Lautze Bandung, Saksi Bisu Perjalanan Religi Para Mualaf 

#RamadanMasaKini Sejak 2017, 76 nonmuslim menjadi mualaf

Bandung, IDN Times - Begitu banyak peristiwa yang dilalui Rahmat Nugraha selama mengetuai Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Lautze 2, Jalan Tamblong, Kota Bandung, sejak 2017. Mulai dari bagaimana ia melestarikan masjid, hingga bagaimana pengalamannya menerima seseorang yang ingin pindah agama menjadi muslim (mualaf).

Sejak kepengurusan baru, tepatnya April 2017, Masjid Lautze 2 telah meng-Islam-kan 76 orang non muslim. Masjid peranakan China yang dibangung di Bandung pada 1997 itu memang memiliki semacam badan konsultasi bagi para calon mualaf.

Apa yang membuat seseorang memilih Lautze 2 untuk keputusan mualaf? Lantas, bagaimana DKM Lautze 2 membimbing mualaf hingga dapat mengikuti ajaran Islam sepenuhnya?

1. Lima alasan seseorang memilih mualaf

Masjid Lautze Bandung, Saksi Bisu Perjalanan Religi Para Mualaf 

Berdasarkan pengalaman, kata Rahmat, seorang calon mualaf datang ke Masjid Lautze untuk berkonsultasi tentang niat pindah agama karena dilandasi lima alasan. Alasan pertama tentu karena alasan pernikahan.

"Kemudian ada pula karena lingkungan kerja, faktor ekonomi, kepentingan pribadi, dan yang lainnya adalah karena diberi hidayah," kata Rahmat kepada IDN Times, Senin (6/5), di Masjid Lautze, Kota Bandung.

2. Harus dikerucutkan jadi satu alasan

Masjid Lautze Bandung, Saksi Bisu Perjalanan Religi Para Mualaf 

Meski alasan seseorang memilih mualaf beraneka ragam, namun Rahmat selalu memastikan pada tiap calon mualafnya bahwa sesungguhnya hanya ada satu alasan. "Alasannya yaitu hidayah Allah swt. Seseorang masuk Islam karena izin Allah swt," tuturnya.

Ia pun mengilustrasikannya dengan kisah pengobatan oleh seorang dokter. "Contoh sederhana, ketika kita sakit pergi ke mana? Ke dokter, kan? Lalu sama dokter diperiksa, diberi resep, obat, terus sembuh. Nah ketika sembuh, siapa yang sebenarnya menyembuhkan? Allah swt kan," ujar Rahmat.

3. Proses sebelum syahadat

Masjid Lautze Bandung, Saksi Bisu Perjalanan Religi Para Mualaf 

Ada banyak pendekatan yang dilakukan pengajar-pengajar Lautze 2 untuk mengenalkan Islam pada para calon mualaf. Salah satunya, ialah lewat cara membandingkan Al-Quran dengan kitab suci agama lama seorang mualaf.

"Misalkan dia beragama A, ya kami pelajari agama itu dari perspektif Al-Quran, sehingga memberi nilai bahwa Islam itu hidayah Allah swt. Kemudian kami ajarkan agama Islam. Kemudian belajar praktek, baru kita syahadat," tutur Rahmat.

Dengan pendekatan itu, Rahmat ingin menekankan pada calon mualaf bahwa Al-Quran hadir untuk menjawab setiap permasalahan hidup.

4. Membina Mualaf setiap Ahad

Masjid Lautze Bandung, Saksi Bisu Perjalanan Religi Para Mualaf 

Tugas DKM Lautze tidak berhenti sampai seorang calon mualaf menjadi seorang muslim saja. Lebih daripada itu, mereka bertugas untuk mengantar seorang mualaf agar dapat beribadah layaknya muslim lainnya.

"Mangkanya setelah mereka masuk Islam, dianjurkan untuk mengikuti pembinaan rutin. Itu setiap Ahad selama empat kali pertemuan," kata Rahmat.

5. Kegiatan mualaf tak berhenti selama Ramadhan

Masjid Lautze Bandung, Saksi Bisu Perjalanan Religi Para Mualaf 

Rutinitas belajar agama yang dilakukan oleh mualaf Lautze 2 tiap hari Minggu tidak dipindahjadwalkan selama Bulan Suci Ramadhan 1440 hijriah. Sebaliknya, kata Rahmat, mualaf-mualaf Lautze 2 akan diminta untuk memberikan kuliah tujuh menit (Kultum) sebelum shalat taraweh. Tema kultum tersebut akan berkisah tentang perjalanan menuju Islam.

"Tema kultum-nya mengambil tentang suka duka menjadi seorang mualaf. Kami ingin mendengarkan kesan dan pesannya, gitu," ujarnya.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya