Kompetisi Menulis Antar Mahasiswa di Bandung, Siapa yang Menang?

Unpas, Unpar, dan ITB pemenangnya

Bandung, IDN Times – Bakti Pendidikan Djarum Foundation sudah merampungkan seleksi kompetisi menulis di dua kota, yakni Jakarta dan Semarang. Hari ini, mereka mengadakan kegiatan serupa di Bandung, Jawa Barat, untuk menyeleksi empat dari sepuluh karya tulis terbaik Beswan Djarum.

Menurut Primadi H. Serad, Direktur Program Bakti Pendidikan Djarum Foundation, kegiatan tersebut tak lain agar para Beswan Djarum berani berpikir kritis terhadap berbagai problema di Indonesia. Pemikiran kritis tersebut dituangkan lewat esai dengan penyampaian yang baik.

“Itu adalah upaya kami untuk mempersiapkan Beswan Djarum sebagai pemimpin masa depan,” katanya, di Hotel Amarossa, Kota Bandung, Kamis (2/5).

Ada dua kategori yang diusung dalam kompetisi itu. Antara lain dengan tema Humaniora, Budaya dan Ilmu Sosial; dan tema Ilmu Pengetahuan dan Teknolog (Iptek). Tiga panelis yakni Dr. Kian Ming (Dosen Fakultas Teknologi Informasi dan Sains Universitas Katolik Parahyangan), Budhiana Kartawijaya (Wartawan senior Pikiran Rakyat), dan Gandjar Suwargani (Pemilik OZ Radio), akan memilih dua pemenang untuk masing-masing kategori.

Pemenang seri Bandung, kata Primadi, akan diberangkatkan untuk adu gagasan di babak final yakni pada 21-22 Mei di Yogyakarta. Siapa saja mahasiswa Bandung yang memenangi kompetisi menulis dari masing-masing kategori?

1. Rehabilitasi game disorder

Kompetisi Menulis Antar Mahasiswa di Bandung, Siapa yang Menang?IDN Times/Galih Persiana

Dua pemenang yang terpilih dari kategori Humaniora, Budaya, dan Ilmu Sosial, adalah Hanny Rafiqoh (Mahasiswi Jurusan Manajemen Universitas Pasundan) dan Petra Pradnja Paramita (Mahasiswi Jurusan Hubungan Internasional Universitas Katolik Parahyangan).

Dalam kompetisi ini, Hanny membuat gagasan dengan judul “Gireram: Sebuah Program Rehabilitasi Bagi Penderita Game Disorder”. Gagasan itu tentu menarik. Soalnya, kecanduan games merupakan salah satu penyakit gangguan mental serius yang telah ditetapkan oleh WHO.

Lewat masalah itu, Hanny menggagas program bernama Gireram. Itu merupakan program rehabilitasi bagi terdampak buruk games dengan pendekatan aspek kesehatan mental.

2. Wilayah perbatasan Indonesia

Kompetisi Menulis Antar Mahasiswa di Bandung, Siapa yang Menang?Kyoto Review of SEA

Berbeda dengan Hannya, Petra berhasil lolos dengan esai berjudul “Rekomendasi Kebijakan Indonesia Tentang Wilayah Perbatasan Darat dan Laut”. Esai itu berangkat dari kecemasan Petra pada wilayah laut dan daratan Indonesia yang terancam dicaplok negara lain.

Gagasan Petra dinilai cemerlang oleh juri. Meski berhasil memenangi kompetisi seri Bandung, Petra mengaku grogi selama menampilkan esainya. “Grogi, karena juri banyak bertanya tentang karya tulis saya. Ke depannya saya akan memperbaiki karya tulis ini, agar bisa bersaing di final,” tutur Petra.

3. Farmakogenomik melalui pengembangan U-PGx

Kompetisi Menulis Antar Mahasiswa di Bandung, Siapa yang Menang?Google

Sementara itu, dalam kategori Iptek, dua mahasiswa Bandung yang terpilih adalah Sheilla Windy Komara (Mahasiswi Jurusan Sains dan Teknologi Farmasi Institut Teknologi Bandung), dan Patricia Samantha Puteri (Mahasiswi Jurusan Farmasi Institut Teknologi Bandung).

Sheilla lolos dengan karya tulisnya yang berjudul “Implementasi Farmakogenomik Melalui Pengembangan U-PGx GIMS di Indonesia”. Judul yang terdengar rumit bagi masyarakat umum itu, ternyata berhasil memikat hati panelis.

Sheilla mengambil gagasan itu setelah merasa bahwa pengembangan obat di dunia harus diikuti dengan pemberian obat yang tepat untuk setiap individu. Dalam ilmu farmasi, pendekatan farmacogenomik merupakan cara yang dilakukan agar setiap individu mendapatkan efek yang optimal dari obat yang dikonsumsi.

“Pengembangan proyek U-PGx GIMS di Indonesia akan menjadi solusi yang tepat dalam upaya peningkatan indeks kesehatan masyarakat Indonesia,” tulis Sheilla, lewat abstraknya.

4. Lilin lebah sebagai alternative parafin

Kompetisi Menulis Antar Mahasiswa di Bandung, Siapa yang Menang?IDN Times/Istimewa

Sementara itu, Patricia lolos menuju babak final di Yogyakarta lewat esainya berjudul “Cerana Candle: Lilin Lebah Khas Indonesia Sebagai Alternatif Lilin Parafin Sebagai Penyebab Kanker”. Gagasan Patricia berangkat dari temuan bahwa lilin paraffin merupakan salah satu sumber terjangkitnya kanker pada manusia.

Maka itu, Patricia membuat Cerana Candle yang memiliki efek purifikasi udara dengan asap buangan yang ramah bagi udara. Lilin tersebut diolah dari limbah sarang lebah di Kabupaten Bandung, dan pemanfaatan esensial oli rempah di Indonesia.

“Di Bandung banyak sarang lebah yang dibuang setelah madunya diambil. Padahal, sarang madu itu memiliki nilai tinggi sebagai bahan lilin ramah kesehatan manusia,” ujar Patricia.

Topik:

  • Galih Persiana
  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya