Kominfo Dorong Pelajar dan Guru Bandung Makin Cakap Digital

Kompetensi dalam dunia digital dianggap sebagai hal yang urg

Bandung, IDN Times - Perkembangan teknologi informasi di dunia terus berkembang secara masif. Maka itu, tidak bisa dipungkiri jika masyarakat perlu pemahaman soal etika dan budaya digital agar dapat terlindung dari potensi kerugian.

Virna Lim, CEO Sobat Cyber Indonesia memaparkan, merujuk laporan tahunan Microsoft yang bertajuk Digital Civility Index (DCI), netizen Indonesia dinyatakan paling tidak sopan se-Asia Tenggara. Ia menjelaskan, salah satu penyebab dalam riset tersebut ialah tingginya tingkat kabar hoaks, penipuan, serta ujaran kebencian yang berbasis digital.

“Salah satu contoh-contoh pelanggaran etika dalam bermedia sosial yakni antara lain adalah menyebarkan berita hoaks, pencemaran nama baik, perundungan, radikalisme dan lain-lain,” kata dia, dalam siaran pers yang diterima IDN Times, Rabu (31/8/2022).

Berbagai paparan soal literasi digital itu dijelaskan Virna Lim beserta beberapa pihak terkait lainnya, kepada guru-guru dan pelajar di Kota Bandung lewat video conference bertema Cakap Digital: Berselancar di Dunia Digital dengan Aman. Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari Kementerian Informatika (Kominfo).

1. Seseorang harus punya nilai kebajikan dalam memanfaatkan digital

Kominfo Dorong Pelajar dan Guru Bandung Makin Cakap DigitalIlustrasi bermain media sosial (pexels.com/Kaboompics.com)

Bagi Virna, literasi digital mampu mengatasi masalah yang timbul karena tidak memahami ruang digital, hingga bagaimana beraktivitas di ruang digital dengan bijak.

Di sisi lain, kata Virna, sebagai pengguna internet seseorang harus cerdas dalam dunia digital, bertanggung jawab dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebajikan antar-insan.

2. Kompetensi dan keamanan digital jadi hal mendesak

Kominfo Dorong Pelajar dan Guru Bandung Makin Cakap DigitalKominfo RI Dorong Pelajar dan Guru Bandung Makin Cakap Digital (IDN Times/Jabar)

Sementara itu Aribowo Sasmito (Co-Founder sekaliugus Mafindo) dalam materinya menyampaikan bahwa masyarakat semakin nyaman dan percaya dalam melakukan aktivitas keuangan digital yang selama ini dianggap berisiko tinggi.

“Di sisi lain tingginya aktivitas digital juga membuka potensi buruk, seperti penipuan dan pencurian akun,” kata Aribowo.

Untuk itu, sepakat dengan Virna, Aribowo berpendapat bahwa kompetensi dalam keamanan digital merupakan sesuatu yang bersifat urgent.

“Kita harus mengamankan perangkat digital, mengamankan identitas digital, mewaspadai penipuan digital, hingga memahami rekam jejak digital,” tutur Aribowo.

3. Posting yang penting, jangan yang penting posting

Kominfo Dorong Pelajar dan Guru Bandung Makin Cakap DigitalInstagram

Sebagai narasumber terakhir dalam video conference tersebut, Rachel Oktavia, Chief Executive Officer Infina Center, menambahkan jawaban dari pertanyaan: mengapa masyarakat perlu cakap di dunia digital

“Individu yang cakap bermedia digital dinilai mampu mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan lunak dalam lanskap digital, mesin pencarian informasi, aplikasi percakapan dan media sosial, serta aplikasi dompet digital, lokapasar, dan transaksi digital,” tuturnya.

Selain berkaitan dengan bagaimana masyarakat harus cakap dalam dunia digital, Rachel memberikan langkah-langkah mendasar agar tidak keliru saat berinteraksi melalui lokapasar.

“Zaman sekarang cakep aja gak cukup, melainkan kita juga perlu cakap yang dibarengi dengan belajar, belajar, dan belajar. Itu semua dilakukan agar kita kompeten dari semua sisi.”

“Dan satu lagi yang harus diingat, hanya posting yang penting, jangan yang penting posting,” ujarnya.

Baca Juga: Budaya Digital Membaik, Indeks Literasi Digital Indonesia Naik

Baca Juga: India Jadi Presidensi G20 2023, Fokus Isu Keamanan-Literasi Digital

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya