Kisah Petugas Derek, Profesi yang Dekat dengan Kecelakaan Tol

Mereka menganggap profesinya bermisi kemanusiaan

Purwakarta, IDN Times – Sambil tiduran dan meregangkan badan, Engkus Nurdin leyeh-leyeh di depan radio komunikasi pos derek Jasa Marga Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat, Sabtu (1/6). Ia tak boleh lepas dari lalu-lalang laporan radio tersebut, karena diwajibkan cepat tanggap seandainya terjadi kecelakaan di tol Cipularan (Cikampek-Purwakarta-Padalarang), khususnya di kawasan Padalarang.

Hari ini memang tak ada kecelakaan fatal. Sejak pagi hari, hanya ada truk terguling, kata Engkus. “Itu pun pengendara truknya melanjutkan perjalanan, enggak diderek ke sini (lapangan parkir Jasa Marga),” tutur Engkus, kepada IDN Times di tempat kerjanya, Sabtu (1/6).

Sebaliknya, kalau terjadi kecelakaan fatal, Engkus dan teman-temannya repot tak karuan. Mereka bergegas menuju tempat kejadian perkara (TKP), berharap korban kecelakaan masih dapat diselamatkan. Seperti yang dilakukan Engkus waktu berusaha menyelamatkan Wakil Ketua DPRD Kota Banjar, Anwar Hartono, yang kecelakaan di kolometer 94 Tol Cipularang. Sayangnya, nyawa Anwar dan ajudannya tak tertolong dalam kecelakaan yang terjadi pada 23 Januari 2019 itu.

Kecelakaan almarhum Anwar adalah salah satu dari segudang kisah pekerjaan petugas derek macam Engkus. Masih banyak kisah lainnya yang ia utarakan pada IDN Times, ketika ditemui di sela-sela pekerjaannya.

1. Akrab dengan kecelakaan sebelum menjadi petugas derek

Kisah Petugas Derek, Profesi yang Dekat dengan Kecelakaan TolIDN Times/Galih Persiana

Engkus memutuskan untuk menjadi petugas derek di pertengahan 2010. Kini, ia tercatat menjadi petugas derek paling senior di antara rekan-rekan seprofesinya di Jatiluhur, Purwakarta.

Jauh sebelum menjadi petugas derek, Engkus lebih banyak diam di rumahnya di Kecematan Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat. Di lingkungannya itu, ia cukup sering menolong korban kecelakaan karena rumahnya tepat berada di jalan utama Cikalong Wetan.

“Sebelum ada jalan tol, Cikalong Wetan kan jadi jalur antar kota dari Jakarta menuju Bandung. Jadi setiap harinya jalan raya selalu ramai, sehingga pasti saja ada yang kecelakaan,” ujarnya.

Karena telah memiliki pengalaman menolong korban kecelakaan, dan memiliki kelihaian mengendarai kendaraan besar, Engkus memutuskan untuk menjadi petugas derek pada 2010.  Hingga saat ini, kata dia, tidak terhitung lagi jumlah pengendara yang pernah diselamatkannya.

2. Sudah tak takut melihat korban kecelakaan

Kisah Petugas Derek, Profesi yang Dekat dengan Kecelakaan TolIDN Times/Galih Persiana

Dengan berbagai pengalaman itu, sejak pertama kali bekerja sebagai petugas derek, Engkus telah bermental dalam hal-hal yang berkaitan dengan kecelakaan. Menyelamatkan korban kecelakaan memang bukan tugasnya. Tapi, jika ia lebih dulu mendatangi TKP ketimbang petugas medis, tak ada alasan untuk tak menolong korban kecelakaan.

Mulai dari korban yang hanya terjepit hingga korban meninggal dunia sudah menjadi pemandangan lumrah buat Engkus dan rekan-rekannya. “Karena sudah punya pengalaman, jadi enggak takut lagi lihat orang gimana, atau tubuhnya hancur sekali pun, kata dia.

3. Ketika mental kendor melihat kecelakaan

Kisah Petugas Derek, Profesi yang Dekat dengan Kecelakaan TolIDN Times/Galih Persiana

Meski demikian, ia mengakui bahwa beberapa kali mentalnya kendor kala menemui korban kecelakaan dengan kondisi mengkhawatirkan. Jika sudah demikian, Engkus kerap kali memberanikan diri, mengingat yang menjadi korban adalah manusia.

“Saya selalu ingat bahwa ini tugas kemanusiaan. Sebagai sesama manusia, saya enggak punya lagi rasa jijik, atau apa pun itu,” tuturnya.

Lagian, kata Engkus, setiap insan pasti menemui ajalnya. Sehingga ia selalu berpikir positif tiap kali menyelamatkan korban kecelakaan tewas di tempat.

4. Sering mengimbau rekannya lewat Facebook

Kisah Petugas Derek, Profesi yang Dekat dengan Kecelakaan TolIDN Times/Galih Persiana

Karena tahu betul bahwa kecelakaan lalu lintas adalah hal yang menyedihkan, Engkus tentu tak mau mengalaminya. Maka itu, meski dituntut kudu cepat merespons kecelakaan lalu lintas, petugas derek pun diwajibkan berhati-hati selama menjemput korban.

“Jadi dalam pekerjaan tukang derek ini, yang harus diutamakan itu diri sendiri dulu, baru orang lain yang memerlukan bantuan kami. Kami juga harus punya perhitungan (dalam menjemput korban), jangan sampai kami pun menjadi korban,” kata dia.

Ia juga tak mau orang-orang di sekitarnya mengalami hal yang sama. Maka itu, setiap kali menemui kecelakaan di Tol Cipularang, ia kerap membagikan pengalamannya lewat akun Facebook pribadi. Tujuannya, tak lain agar orang-orang di sekitarnya selalu berhati-hati dalam berkendara. “Daripada membagikan hal-hal yang enggak penting, lebih baik saya sering posting imbauan berlalu lintas,” tutur Engkus.

5. Kunci selamat: waspada dan ikuti rambu-rambu lalu lintas

Kisah Petugas Derek, Profesi yang Dekat dengan Kecelakaan TolIDN Times/Galih Persiana

Dari sekian banyak pengalaman yang dilalui, menurut Engkus kecelakaan akibat supir yang kelelahan menjadi alasan paling sering ditemui. Kelelahan, kata dia, menyebabkan seorang supir kehilangan kewaspadaan selama mengemudikan kendaraannya.

“Selalu saja human error, karena mobil mah baik-baik saja. Mobil itu bagaimana supirnya, tak pernah menolak diajak ke jurang sekali pun., Jadi, kita sebagai supir yang harus berhati-hati, memang,” ujarnya.

Selain waspada, Engkus juga mengimbau pengendara agar setia pada aturan lalu lintas yang ditunjukan lewat rambu-rambu. “Saya rasa selama keadaan supir bugar dan mengikuti aturan, tidak ada yang namanya kecelakaan,” kata Engkus.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya