Ketika Enam Artisan Indonesia Berkumpul untuk Mendesain Masker Fashion

Masker diprediksi akan selalu lekat dengan aktivitas manusia

Bandung, IDN Times – Banyak orang memprediksi bahwa ke depannya masker akan menjadi barang yang lazim digunakan masyarakat dalam beraktivitas sehari-hari. Fenomena itu direspons dengan baik oleh beberapa jenama lokal, salah satunya adalah streetwear asal Kota Bandung, NIION, yang sejauh ini dikenal akan produk tasnya.

Namun nyatanya NIION—yang telah memperkenalkan produk masker fashion bernama Halpa Series--tak sendirian. Mereka saat ini telah berkolaborasi dengan sejumlah artisan Indonesia yang telah berkecimpung di dunia desain. Kolaborasi tersebut dituangkan dalam produk Halpa Art Coverage.

Siapa saja artisan yang telah menyumbangkan karyanya untuk produk masker fashion asal Kota Kembang ini?

1. Tidak lupa mengajak artisan junior

Ketika Enam Artisan Indonesia Berkumpul untuk Mendesain Masker FashionMasker NIION yang fashionable (IDN Times/Galih Persiana)

Keenam artisan itu di antaranya ialah Arkiv Vilmansa (Asal Bandung), Evan Aditya alias Show The Master, DEADSTOCK, Smitten By Pattern (Jakarta), Suringai (Bekasi), dan 99House (Solo). Adit Yara, pemilik NIION, mengaku dengan sengaja memilih keenam artisan tersebut berdasarkan generasi yang berbeda.

“Ada yang memang sudah lama menjadi artisan, ada pula yang masih junior. Soal junior, kami memang sengaja memilih mereka untuk mengajak bersama-sama, bergotong-royong bangkit di tengah wabah (COVID-19) ini,” kata Adit, kepada IDN Times, Kamis (4/6).

2. Halpa adalah masker fashionable dengan standar medis yang baik

Ketika Enam Artisan Indonesia Berkumpul untuk Mendesain Masker FashionAdit Yara, Founder Niion (IDN Times/Galih Persiana)

Adit menjelaskan, Halpa Art Coverage ini bertujuan antara lain guna memperkenalkan dan mendukung para ilustrator lokal kepada masyarakat luas. Tak hanya itu, di tengah tingginya permintaan masker, ia ingin memberi opsi baru yakni masker fashionable tanpa mengurangi kegunaan medisnya.

“Kami tidak mengklaim bahwa Halpa Series ini merupakan masker medis. Tapi memang sejak lama kami menggunakan bahan baku (untuk pembuatan tas) yang sudah termasuk layak digunakan hazmat,” ujarnya.

Masker Halpa tersebut mempunyai bahan dasar nylon polyester yang telah teruji Balai Besar Tekstil Kementerian Perindustrian dengan nilai di bawah 0,3. “Dengan nilai itu, maka masker Halpa setara dengan penggunaan bahan hazmat coverall yang sesuai dengan anjuran WHO dan rekomendasi Badan CDC Dunia,” tutur Adit.

Dalam kurun waktu sebulan, yakni pada 27 April sampai 27 Mei 2020, Halpa Series sendiri berhasil dilepas ke pasaran dengan jumlah 4.150 buah masker. Jumlah itu di antaranya termasuk Halpa Regular sebanyak 2.325 buah, dan Halpa Art Coverage (Edisi perdana) sebanyak 1.800 buah masker.

3. Ketika artisan tertarik dengan penawaran NIION

Ketika Enam Artisan Indonesia Berkumpul untuk Mendesain Masker FashionMasker fashionable NIION (NIION)

Karena skema Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), manajemen NIION sebenarnya tidak pernah bertatap muka dengan para artisan dalam mencapai kesepakatan kolaborasi. Adit mengaku hanya menghubungi mereka dengan layanan WhatsApp dan Direct Message Instagram. Setelah keenam artisan terkumpul, barulah ia menggelar pertemuan lewat aplikasi konferensi ZOOM.

Lewat rekaman video, artisan asal Jakarta Evan Aditya alias Show The Master mengaku kaget setelah dihubungi NIION untuk menjalin kerja sama desain masker. “Kami excited banget, karena merasa memiliki satu visi dengan NIION,” ujar dia, di waktu yang sama.

Kesamaan visi yang dimaksud Evan ialah sama-sama menjunjung kebebasan berekspresi dan kebebasan berideologi dalam menciptakan sebuah produk. “Mangkanya saya berani melangkah untuk melanjutkan ke kolaborasi lainnya,” tutur Evan.

4. Program Director Kedutaan Besar Bekasi ikut berkontribusi

Ketika Enam Artisan Indonesia Berkumpul untuk Mendesain Masker FashionMasker fashionable NIION (NIION)

Tak hanya Evan, artisan asal Bekasi yakni Suringai juga mengaku semringah setelah diajak untuk berkolaborasi dengan NIION. “Rasanya punya kebanggaan sendiri ikut berkontribusi menciptakan sebuah produk masker (yang diperlukan banyak orang), yang mana telah menjadi benda wajib untuk dipakai saat ini,” kata Suringai, dalam rekaman video yang dikirimkan di waktu yang sama.

Sejauh ini, dalam setiap karyanya, Suringai selalu membubuhi gambar dengan inspirasi dari kehidupan di sekitar Bekasi dan berbagai macam musik instrumental—genre musik kesukaannya.

Nama Suringai dikenal karena aktif di sebuah kolektif seni bernama Kedutaan Besar Bekasi sebagai Program Director. Dengan jabatan itu, ia tercatat rutin menggelar acara musik hingga workshop guna mengembangkan wawasan masyarakat Bekasi dan sekitarnya.

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya