Kenali Ciamis dan Banjar, Ujung Jawa Barat di Jalur Mudik Selatan

Banyak tempat istirahat di Ciamis dan Banjar

Bandung, IDN Times – Perbedaan paling mencolok antara jalur mudik selatan dan utara Jawa Barat adalah soal apa saja yang bisa pemudik temui sepanjang perjalanan. Anggapan jalur utara Jawa Barat yang cenderung membosankan karena jalan lurus Pantura—dengan sedikit tempat peristirahatan, tidak berlaku di selatan. Di jalur selatan yang melintasi Priangan Timur, Kabupaten Ciamis menjadi daerah yang kerap menjadi titik istirahat pemudik karena keramaiannya.

Sebenarnya, sebelum sampai ke Ciamis, pemudik akan lebih dulu melintasi Kabupaten Garut dan Tasikmalaya. Namun, di kedua daerah tersebut, pemudik tidak akan melintasi keramaian. Pemandangannya sangat berbeda ketika memasuki Ciamis, di mana pemudik akan melintasi alun-alun sebagai titik pusat Kabupaten Ciamis.

Jalur mudik selatan Jawa Barat biasanya digunakan masyarakat yang hendak menuju Jawa Tengah selatan, seperti Cilacap atau Kebumen. Berikut ulasan IDN Times tentang Kabupaten Ciamis, salah satu lokasi istirahat paling oke bagi pemudik.

1. Ruas jalan besar di Cikoneng

Kenali Ciamis dan Banjar, Ujung Jawa Barat di Jalur Mudik SelatanIDN Times/Galih Persiana

Ketika memasuki Kabupaten Ciamis, pemudik akan disambut dengan ruas jalan luas yakni daerah Cikoneng. Di sana pula terdapat gapura selamat datang, tanda bahwa pemudik telah menghabiskan Kabupaten Tasikmalaya.

Nah, jika Anda seorang pecinta belantika musik tanah air, tak ada salahnya mengunjungi makam Nike Ardilla yang berada di sebelah kanan jalan arah Jawa Tengah. Lokasinya, sekitar 500 meter sebelum gerbang selamat datang.

Menurut sejarah, Nike Ardilla yang meninggal pada 19 Maret 1995 (di usia 19 tahun) sebenarnya besar di Bandung, Jawa Barat. Namun, keluarga besar Nike, termasuk nenek kakeknya, merupakan tokoh masyarakat di sana.

2. Alun-alun Ciamis

Kenali Ciamis dan Banjar, Ujung Jawa Barat di Jalur Mudik SelatanIDN Times/Galih Persiana

Setelah memasuki gerbang selamat datang Ciamis, yang berjarak 500 meter dari makan Nike Ardilla, Anda tak perlu waktu lama untuk sampai ke pusat kota, yakni Alun-alun Ciamis. Pantauan IDN Times, pengemudi hanya memerlukan waktu sekitar 10 menit untuk menjajal sekitar 6 km jalan menuju Alun-alun Ciamis.

Sama seperti kota atau kabupaten lainnya, Alun-alun Ciamis pun menyediakan banyak destinasi bagi pemudik untuk beristirahat. Jika ingin beristirahat sambil melaksanakan shalat, misalnya, pemudik bisa mengunjungi Masjid Agung Ciamis yang terletak di barat alun-alun. Di sisi lain, jika hendak mengisi perut sebelum melanjutkan perjalanan, pemudik bisa berhenti di berbagai tempat makan yang tersedia, salah satunya Warung Nasi Ampera yang terletak tak jauh dari Alun-alun Ciamis.

Alun-alun ini pun kerap menjadi persimpangan pengendara yang hendak menuju Cilacap (Jawa Tengah), dan Cirebon (Jawa Barat). Jika hendak menuju Cilacap, pemudik hanya tinggal melanjutkan perjalanan lurus ke arah timur. Sementara jika hendak menuju Cirebon, pemudik bisa berganti arah menuju utara, dari alun-alun Ciamis.

3. Singkatnya perjalanan di Ciamis

Kenali Ciamis dan Banjar, Ujung Jawa Barat di Jalur Mudik SelatanIDN Times/Galih Persiana

Tak seperti Garut dan Tasikmalaya, menghabiskan jalur mudik Kabupaten Ciamis menuju Kota Banjar tak memerlukan waktu lama. Dari gerbang selamat datang ke gerbang selamat tinggal, pemudik hanya memerlukan waktu 20 menit untuk menjajal jalan sepanjang 10 km.

Tak ada titik rawan kecelakaan sepanjang Cikoneng hingga Cijeungjing (Kawasan paling timur Ciamis) yang membahayakan pengendara. Namun, meski demikian, ada beberapa titik kemacetan yang biasa menjadi fokus Operasi Ketupat di Ciamis, salah satunya yakni Persimpangan Cijantung.

4. Selamat datang di Kota Banjar

Kenali Ciamis dan Banjar, Ujung Jawa Barat di Jalur Mudik SelatanIDN Times/Galih Persiana

Setelah menghabiskan Kabupaten Ciamis, pengemudi baru akan memasukki Kota Banjar. Banjar merupakan daerah paling timur, sekaligus merupakan salah satu dari sembilan kota di Jawa Barat.

Dulunya, Banjar merupakan bagian dari Ciamis. Namun, pada 2003, pemerintah resmi memisahkan Banjar dari Ciamis, hingga berdiri tunggal sebagai sebuah kota.

Jika punya cukup waktu dan ingin menikmati indahnya pariwisata Jawa Barat, pemudik biasanya mengubah arah ke alah selatan di Kota Banjar. Tujuannya tak lain untuk berwisata di Pantai Pangandaran atau Batu Karas. Namun, untuk mencapai wilayah pantai selatan, pemudik mesti menempuh jarak 50 km, dengan waktu tempuh sekitar 1 jam 40 menit.

5. Waspada titik rawan kecelakaan Kota Banjar

Kenali Ciamis dan Banjar, Ujung Jawa Barat di Jalur Mudik SelatanIDN Times/Galih Persiana

Di Kota Banjar, beberapa meter sebelum persimpangan Terminal Banjar, terdapat jalan yang dapat mengancam keselamatan pengendara. Tepatnya di Jalan Nasional III, titik rawan kecelakaan tersebut memang memiliki kontur jalan di mana memerlukan kewaspadaan ketika melintasinya.

Jalan itu merupakan sebuah turunan dengan bentuk bergelombang, dan kerap mengakibatkan pengendara hilang kontrol. Margono, warga Bekasi yang tengah beristirahat di Kota Banjar, mengakui jika jalan yang dimaksud berbahaya.

“Kalau saya sudah biasa lewat jalan itu. Tapi tetap saja harus hati-hati, buktinya banyak supir bus—yang dianggap sering melintasi jalan itu—tetap saja kehilangan kontrol,” kata Margono, kepada IDN Times, Kamis (23/5).

Kontur jalur mudik Kota Banjar jauh berbeda dengan Ciamis. Jika sebelumnya pengemudi melintasi daerah keramaian, tidak demikian dengan jalur mudik Banjar. Pemudik akan memulai perjalanan jalur yang berkelok-kelok, dan diakhiri dengan jalan yang diapit pegunungan sebelum akhirnya meninggalkan Jawa Barat.

6. Selamat tinggal Jawa Barat

Kenali Ciamis dan Banjar, Ujung Jawa Barat di Jalur Mudik SelatanIDN Times/Galih Persiana

Seperti halnya Ciamis, menurut pantauan IDN Times, Kota Banjar dapat dilintasi dengan waktu singkat. Pemudik hanya memerlukan waktu sekitar 40 menit hingga bisa menapakan kaki di Cilacap, Jawa Tengah. Jarak tempuhnya tak lebih dari 30 km saja.

Kota Banjar, Jawa Barat, dan Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah dipisahkan oleh Sungai Citanduy. Di sebelah barat jembatan Sungai Citanduy, terdapat sebuah kujang raksasa sebagai titik akhir wilayah Jawa Barat. Sementara di sisi lainnya, terdapat gapura besar dengan patung Pangeran Dipenogoro tengah menunggangi kuda dengan ukuran raksasa.

Di daerah ini, Anda mungkin akan dikagetkan dengan bahasa masyarakat sekitar. Anda akan menemui dua bahasa yang berbeda di Kota Banjar, yakni Sunda dan Jawa.

Kenali Ciamis dan Banjar, Ujung Jawa Barat di Jalur Mudik SelatanIDN Times/Galih Persiana

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya