Kejar Target, PT Pindad Cari Suntikan Modal

Permintaan tinggi tak sebanding dengan kapasitas produksi

Bandung, IDN Times – Tingginya permintaan pasar terkait amunisi kecil dan besar produksi PT Pindad tak bisa dilepaskan begitu saja. Namun, tingginya permintaan tersebut tak dibarengi dengan modal kerja yang cukup.

Singkatnya, seperti itu problema yang tengah dihadapi Pindad. Makanya, Direktur PT Pindad, Abraham Mose, blak-blakkan tengah mencari penyertaan modal untuk memenuhi permintaan tersebut.

1. PMN Rp1 triliun komplet diterima

Kejar Target, PT Pindad Cari Suntikan Modal

Sebenarnya, sejak 2012, Pindad telah mendapat dukungan anggaran lewat skema Pernyataan Modal Negara (PMN) dengan pencairan dana bertahap. Pada 2012, mereka menerima Rp300 miliar. Selanjutnya, pada 2012 dan 2015, mereka menerima Rp300 miliar dan Rp700 miliar.

“Jadi sejak 2018 lengkap Rp1 triliun,” kata Abraham, kepada awak pers pascamenghadiri perayaan HUT Ke-21 Kementerian BUMN sekaligu HUT ke-36 Pindad, di Gedung Sate, Kota Bandung, Sabtu (6/4).

Baca Juga: PT Pindad Cari Mesin Baru untuk Panser Anoa

2. Dari mana saja permintaan datang?

Kejar Target, PT Pindad Cari Suntikan Modalinstagram.com/kodam17

Permintaan akan produksi munisi kecil dan besar diterima Pindad baik dari dalam mau pun luar negeri. Dari dalam negeri, tak lain untuk memenuhi keperluan TNI dan Polri. Di samping itu, ada pula permintaan dari beberapa instansi lain Direktorat Jenderal Bea Cukai, Kementerian Pertahanan, dan olahraga menembak di bawah naungan Perbakin.

Sementara dari luar negeri, beberapa negara tercatat pernah memesan munisi bikinan Pindad. Di antaranya ialah negara-negara Asia seperti Thailand, Filipina dan Singapura. Pada 2018, Pindad pun sempat menerima pesanan dari Nigeria.

3. Pengembangan gudang munisi

Kejar Target, PT Pindad Cari Suntikan ModalPT. Pindad

Salah satu upaya Pindad dalam menjawab permintaan tersebut ialah dengan pengembangan gudang munisi di Malang, Jawa Timur. Fungsinya tak lain demi memperbesar kapasitas produksi dan meningkatka kualitas munisi.

Pengembangan tersebut tak lepas dari anggaran PMN, yakni Rp700 miliar pada 2015. Selain untuk pengembangan kapasitas, PMN itu juga digunakan untuk alat mesin pertanian dan eskavator.

“Itu gedung PMN yang tadinya amunisi kami untuk kaliber amunisi kecil itu kapasitas produksinya 120 juta butir per tahun. Dengan investasi PMN, gedung itu akan (Memproduksi) 297 juta butir, karena adanya penambahan mesin-mesin baru,” kata Abraham.

4. Belum memenuhi permintaan TNI

Kejar Target, PT Pindad Cari Suntikan ModalInstagram.com/puspentni

Sejauh ini, dengan penyertaan duit PMN hingga 2018, Pindad hanya bisa memproduksi 297 juta butir munisi per tahun. Angka tersebut masih jauh dari angka yang diminta.

Jangankan untuk memenuhi semua permintaan tersebut, “Kebutuhan TNI saja 500 juta butir per tahun,” ujar Abraham.

5. Sudah mengkaji investasi asing

Kejar Target, PT Pindad Cari Suntikan Modal

Maka itu, bagi Abraham, kembali mencari penyertaan modal bagi BUMN-nya tahun ini merupakan salah satu cara strategis untuk meningkatkan kapasitas produksi munisi kecil dan besar. Meski demikian, di sisi lain, ia mengaku bahwa Pindad tengah mengkaji investasi yang ditawarkan perusahaan Kanada, Waterbury.

“(Waterbury) di Bali untuk memperbesar kapasitas produksi kita menjadi 350 juta butir per tahun. Itu masih dalam tahap kajian investasi, karena kami mendahulukan PMN,” tuturnya.

Baca Juga: Sempat Urus Motor Listrik, PT Pindad Tak Tangani Lagi Mobil Esemka

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya