Jelang H-2 Lebaran, Pemudik Via Nagreg Menurun Drastis 

Puncak arus mudik pada H-2 lebaran tak lagi terjadi

Kabupaten Bandung – Dua hari jelang lebaran, tepatnya pada Senin (3/6), kondisi jalur mudik Nagreg, Kabupaten Bandung, kian sepi. Berkurangnya jumlah pemudik hingga angka drastis terjadi mulai dari tiga hari sebelum lebaran yang jatuh pada Rabu (5/6).

Hal tersebut dapat dilihat dari informasi hasil survei traffic counting yang dilakukan Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung. Pada H-3 lebaran 2018, jumlah pemudik yang melintas Nagreg menuju timur (arah Jawa Tengah) mencapai 102.250 kendaraan. Sementara pada H-3 lebaran 2019, Senin (3/6), pemudik menuju arah timur hanya berada di angka 95.046 kendaraan. Dengan begitu, terjadi penurunan 7,05 persen dibanding tahun lalu.

Penurunan drastis jumlah kendaraan juga terjadi pada H-2 lebaran. Dua hari sebelum lebaran 2018, jumlah pemudik via Nagreg menuju timur mencapai 142.417 kendaraan. Sementara pada H-2 lebaran tahun ini, hingga pukul 20.00 WIB, pemudik dengan arah yang sama baru mencapai 82.923 kendaraan. Jika dikalkukasilan, terjadi penurunan hingga 41.77 persen dibanding tahun lalu.

Kepala Humas (Hubungan Masyarakat) Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bandung, Ruddy Heryadi, berasumsi bahwa hingga pukul 00.00 dua hari sebelum lebaran, hasil traffic counting via Nagreg menuju timur hanya mencapai 90 ribu kendaraan.

Namun, sebenarnya, hal tersebut tak mengejutkan Dishub Kabupaten Bandung. Sejak awal, kata Ruddy, ia sudah menduga bahwa puncak arus mudik terjadi pada H-4 lebaran 2019, meski pada hari itu Nagreg hanya dilalui 83.936 kendaraan menuju timur.

“Dengan begitu, apalagi melihat kondisi di Cileunyi dan Rancaekek yang lalu lintasnya tak padat, lancar, tampaknya puncak arus mudik tak akan terjadi (Seperti tahun lalu),” ujar Ruddy, ketika dihubungi IDN Times, Senin (3/6). Pada 2018, Nagreg mengalami puncak arus mudik pada H-2 lebaran.

Ia menyimpulkan bahwa kelancaran pintu masuk jalur selatan Jawa Barat itu terjadi seiring optimalisasi Tol Trans Jawa (jalur utara Jawa Barat). “Apalagi di jalur utara ada sistem one way. Dengan adanya beberapa pilihan alternatif jalan, memudahkan pemudik untuk memilih jalur atau rute mana yang cocok digunakan," katanya.

Topik:

  • Galih Persiana
  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya